Our Wedding Path ♥

Daisypath Anniversary tickers

Our Baby ♥

Lilypie First Birthday tickers

Friday, 16 July 2010

Part 2 : Dibalik setiap hal yang terjadi ada rencana Allah yang indah dan agung

Kita tidak akan pernah tahu bahwa apa yang kita alami telah membuat pengalaman unik tersendiri bersama Allah. Apa yang terjadi pada diri saya (TOEFL dan visa) adalah cukup luar biasa, walaupun jalan yang harus dilalui adalah terjal dan berbatu-batu. Tidak ada satupun perasaan yang lebih baik selain mengetahui bahwa Allah sangat menyayangi kita dan Ia ingin kita bertumbuh dalam suatu proses. Allah kita adalah Allah yang menyukai keteraturan dan di dalam keteraturan ada proses (tidak instan). Oleh karena itu, apabila kita masih sering mengalami ujian iman, bersyukurlah karena itu tandanya Allah menganggap kita sebagai anakNya. Dia adalah seorang Bapa yang akan terus mendisiplinkan anakNya.


Pada tahun 2004 1 bulan setelah lulus dari Universitas Kristen Petra, saya kembali mencari peluang beasiswa S2 di luar negeri. Ada beberapa pilihan S2 namun semuanya tanpa beasiswa. Kemudian saya menemukan S2 geoteknik di Busan, Korea Selatan (Dongseo University). Sekolah yang mungkin tidak terlalu terkenal, namun karena sekolah tersebut menawarkan full-scholarship + living and accommodation costs, kemudian saya langsung mengirim aplikasi. Sebulan setelah mengirim aplikasi, saya mendapatkan berita bahwa saya diterima. Pengurusan visa ke Korea Selatan berlangsung cepat dan mudah (tidak serumit waktu ke Belanda). Saya mendapatkan visa tepat waktu dan datang ke Korea Selatan tepat waktu. Sesampainya disana saya merasakan frustasi karena tidak seperti apa yang saya bayangkan. Program S2 ini masih baru jadi masih banyak ketidaksempurnaan disana-sini. Yang membuat saya sedih adalah saya merasa asing dan kurang senang dengan suasana di sana. Mahasiswa-mahasiswa Korea terlihat angkuh dan sombong, budaya senioritas Korea yang kental, benar-benar berbeda dengan Belanda. Bahasa Inggris mereka juga tidak bagus dan banyak masalah dengan komunikasi. Professor saya yang cenderung menyerahkan saya kepada mahasiswa-mahasiswa Korea. Namun saya tetap memutuskan untuk tinggal di Korea dengan tujuan untuk lulus S2 dengan baik. Saya memutuskan untuk bertahan selama 2 tahun dan belajar sebanyak mungkin. Saya tidak mungkin kembali pulang ke Indonesia karena saya tidak kerasan.


Hidup di Korea saya jalani dengan susah, terutama karena saya paling muda dibandingkan dengan mahasiswa-mahasiswa Korea. Karena saya yang paling muda, saya adalah yang paling banyak disuruh-suruh, mulai dari membersihkan lab, ruang professor, sampai masuk paling pagi (09.00) dan pulang paling terakhir (23.00). Untuk proses belajar saya selalu diatas mahasiswa korea rata-rata karena referensinya memakai bahasa inggris. Akhirnya timbul iri dan ketidaksenangan. Yang paling tua minta dilayani (baca: diajari), yang muda harus mau dengan cara yang kasar. Saya harus bertahan hingga 2 tahun, itulah yang ada di pikiran saya.


Pada akhirnya saya lulus S2 di tahun 2006. Pada saat luluspun saya masih mempertanyakan ke Tuhan kenapa saya harus ke Korea. Di Korea saya tidak belajar secara intensif dari Professor, akan tetapi dilepas layaknya orang yang sudah mahir. Saya merasa tidak banyak belajar, satu hal yang saya pasti belajar hanya masalah kekuatan mental. Namun apa hubungan antar mental dan geoteknik? Saya ke Korea untuk belajar geoteknik bukan untuk belajar mengasah mental.


Sekarang saya sudah di Belanda berada di perusahaan dengan level geoteknik tertinggi di Belanda. Satu hal yang saya percaya adalah kalau saya tidak pernah ke Korea waktu itu, sangat mungkin sekali saya tidak berada di Belanda lagi sekarang. Saya percaya bahwa apapun yang terjadi pada hidup saya adalah sederetan peristiwa yang akan mengantar kita kepada rencanaNya yang indah. Apakah rencanaNya yang indah buat saya adalah bisa bekerja di Belanda? Saya rasa penafsiran saya terlalu dangkal untuk memahami itu. Saya akan bisa menjawab pertanyaanku kelak ketika saya berumur mungkin 40 atau 50 tahun dimana saya bisa melihat apa-apa yang sudah saya kerjakan.Yang pasti saya tetap percaya bahwa apa yang saya pelajari di Korea akan berguna kelak di masa datang. Semua ini adalah proses, cara Allah untuk mendidik anak-anak yang dikasihiNya. (David)


0 comments:

Our Journey © 2008 Por *Templates para Você*