Our Wedding Path ♥

Daisypath Anniversary tickers

Our Baby ♥

Lilypie First Birthday tickers

Thursday 23 September 2010

Judgment or Forgiveness??

Didalam kehidupan ini,tidak jarang kita tanpa sadar menghakimi seseorang tanpa peduli bagaimana keadaan yang dihadapi orang yang bersangkutan/bagaimana perasaan dari orang yang bersangkutan. Kamipun pernah secara tidak sadar berbuat demikiannangih.

"Menghakimi seseorang" dapat kami katakan sebagai kebiasaan,yang tidak jarang jika terus kita pupuk maka akan menjadi karakter kita. Kita tidak lagi dapat memandang secara positif kepada kelemahan/kelebihan orang lain,kita selalu berusaha mencari sisi negatif/kesalahan orang lain,bahkan kita terus mengingat sisi buruk orang terus tanpa mau belajar untuk memaafkan dan melupakannya. Apakah kita sebagai anak-anak Tuhan terus mempertahankan kebiasaan-kebiasaan demikian?...iya/tidak tentu saja bergantung dari diri kita sendiri,apakah kita mau berubah/tidak juga bergantung dari kemauan kita sendiri. Tuhan dengan sangat baik telah memberi Roh Kudus yang terus mengingatkan kita ketika kita sudah berada diluar jalur yang benar (dikala kita sudah mulai menghakimi orang lain). Namun, semuanya tidak akan berguna apabila kita tidak lagi mau mendengar suara Roh Kudus bahkan mematikan kuasa Roh Kudus tersebut dengan terus melakukan kesalahan yang sama (terus menghakimi dan tidak mau memaafkan orang lain).



Dari renungan yang kami dapatkan hari ini, ada beberapa cara yang mungkin dapat kita perbuat sehingga kita bisa mulai menghilangkan kebiasaan untuk menghakimi dan mulai memaafkan sesama kita:
1. Marilah kita belajar untuk memprogram ulang cara pandang kita terhadap orang lain. Bahwa setiap orang berbeda adanya, tidak ada yang sama satu dengan yang lainnya. Mereka memiliki keunikan masing-masing. Menanamkan dalam diri kita masing-masing bahwa setiap orang dibentuk menurut gambar dan citra Allah, sehingga penghargaan terhadap pribadi orang lain yang berbeda dari kita muncul dengan sendirinya. Dan tak lupa pula mengucap syukur bahwa kita masih diijinkan untuk juga dibentuk menurut gambar dan rupaNya,hal tersebut juga akan membuat kita terus dapat berpikir positif dengan setiap orang yang kita temui dalam kehidupan kita.

2. Berani untuk terus mengaku salah dan meminta maaf apabila kita secara sengaja/tidak sengaja sudah menyakiti hati sesama kita. Terlepas dari orang lain mau memaafkan diri kita/tidak..itu adalah tanggung jawab mereka sendiri denganNya. Belajar untuk mengakui adalah hal yang sukar, namun belajar untuk memaafkan adalah hal yang lebih sukar lagi. Dengan mengakui kesalahan maka kita belajar untuk bertanggung jawab terhadap apapun yang kita perbuat. Dan dengan memaafkan maka kita belajar bagaimana menerapkan kasih agape (kasihNya yang besar yang telah mati dikayu salib demi menebus dosa-dosa kita).

3. Tetap memberikan waktu bagi diri kita untuk berdoa. Mengijinkan Tuhan mengkoreksi kehidupan kita selama 1 hari melalui doa-doa kita sehingga kita selalu cepat sadar apabila telah melakukan tindakan yang salah dalam 1 hari yang telah berlalu. Entah tindakan yang salah karena sudah menghakimi orang lain/tidak memaafkan kesalahan orang lain.

4. Terus mengingat firmanNya dlm Matius7:1-2 bahwa dengan menghakimi orang lain,maka kitapun akan dihakimi pula dan ukuran yang kita pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepada kita. Sebagai contoh: Seorang ibu yang berkata kepada anaknya, "Nak,jika kamu memberitahu kepada temanmu,"kamu jelek!"...temanmupun pasti akan memberitahu kamu "kamu juga jelek". Namun, jika kamu mengatakan kepadanya: "aku ingin menjadi temanmu!"...diapun pasti akan memberitahukanmu "aku juga ingin menjadi berteman denganmu". Dari contoh sederhana diatas, kitapun dapat menarik kesimpulan bahwa sebelum kita mulai mengatakan apapun kepada orang lain(menghakimi), katakanlah dahulu pada diri kita..apakah kita mau dan siap menerima perkataan tersebut??. Tuhan juga dapat menghakimi kita melalui orang-orang disekitar kita. Jadi tetap mengingat bahwa penilaian terhadap orang lain akan mengarah kembali kepada kita.

5. Tetap mengingat bahwa hanya Tuhan yang mempunyai hak untuk menghakimi kita-manusia. Pada akhir hidup kita, kitapun akan dinilai oleh Allah. Apabila kita pernah menghakimi orang lain, kitapun akan dihakimi menurut ukuran yang sama yang kita ukurkan kepada orang lain. Jadi...bentuk penilaian seperti apa yang kita inginkan dalam penghakiman terakhir nanti?, Jenis penilaian seperti apa yang kita inginkan dalam hidup ini?..Penilaian seperti apapun kita,kita harus berlakukan yang sama pula terhadap orang lain.

Semoga renungan yang kami dapatkan dan berusaha kami bagikan hari ini bukan hanya dapat bermanfaat bagi hidup kami, namun juga dapat bermaanfaatkan bagi rekan-rekan yang membaca artikel kami
senyum.

Bible's passage for the article above:
"Judge not, and ye shall not be judged. Condemn not, and ye shall not be condemned. Forgive, and ye shall be forgiven. Give, and it shall be given unto you: good measure, pressed down and shaken together and running over, shall men give into your bosom. For with the same measure that ye mete, therewith it shall be measured to you again." (luke6:37-38-KJV version)

Read More..

Tuesday 21 September 2010

Are you ready to get married???

Setiap dari pasangan pasti ingin mendambakan sebuah pernikahan yang sempurna. Kamipun dulu juga mengalaminya. Kami berusaha mencari informasi untuk mempersiapkan segalanya. Bagi kami pernikahan yang terpenting bukanlah pesta pernikahan yang meriah dan megah, namun bagaimana kami bisa menjalani komitmen pernikahan kami nantinya dengan tetap takut akan Tuhan sampai maut memisahkan kami.

Sebelum kami menikah, kami tentu saja mengikuti persiapan pernikahan. Kami sudah menjalani LDR (Long Distance Relationship) yang cukup lama. Memang kami bertemu setiap tahun (dimanapun jauhnya kami berada, kami meluangkan waktu masing-masing untuk saling bertemu dan bertatap muka langsung), kami juga terus membawa hubungan kami dalam doa (kami bertemu di udara setiap malam), dan kami terus berusaha membangun komunikasi melalui email/chating. Tapi semuanya kami rasa belum juga cukup..kami masih membutuhkan bimbingan pra-nikah. Di dalam bimbingan pra-nikah yang kami jalani bersama, kami mendapatkan wawasan lebih dari para hamba Tuhan/pengalaman orang yang sudah menikah bagaimana menyesuaikan diri (karena kita berasal dari 2 pribadi yang berbeda,dan akhirnya kita hidup bersama-sama), persoalan yang mungkin timbul, mengatasi masalah sex, menumbuhkan cinta dan membangun keluarga yang takut akan Tuhan. Jadi bagi rekan-rekan yang sudah meyakinkan diri untuk menikah, jangan lupa untuk mengikuti bimbingan pra-nikahpeace. Jangan jadikan hal tersebut sebagai kewajiban namun sebagai anugerah dariNya karena akan ada banyak wawasan yang bisa diambil melalui bimbingan pra-nikah tersebut.



Namun bagi pasangan yang masih bingung/ragu dengan apakah sudah siap/tidak untuk menikah. Kami akan menyampaikan pengalaman yang kami dapatkan dan dapat kami bagikan sebagai berikut:
Menurut pendapat kami, bagaimana masa-masa pacaran kita juga menentukan kesiapan kita untuk menikah. Pada saat pacaran sebaiknya kita mulai mengenal calon pasangan kita dengan mendalam. Mengenal kepribadiannya, karakternya, latar belakangnya, visi dan misi hidupnya. Dan mulai menanyakan dalam diri kita,"apakah kita bisa hidup dengan dia seumur hidup kita?, apakah kita bisa tetap menyayanginya dikala dia nanti mulai berubah sejalan dengan umur yang semakin bertambah?". Untuk pasangan LDR memang cukup mendapat banyak tantangan untuk mempraktekan hal-hal diatas karena terbentur masalah jarak yang memisahkan. Kamipun dulu memang sebelum LRD, sudah mengenal satu sama lain, mulai bersahabat dan mempergumulkan...bahkan sampai jadian. Kami masih mendapat sedikit waktu bersama sebelum mempersiapkan hati untuk hubungan LDR. Namun ketika hubungan LDR sudah berjalan...banyak tantanganpun mulai kami hadapi..tapi cara menyelesaikan semua tantangan tersebut hanya satu: memperkuat hubungan kita masing-masing denganNya dan terus berkomunikasi. Untuk pasangan LDR bisa mengenal calon pasangan dengan mempersering intensitas komunikasi yang ada. Jika ada waktu,cobalah untuk mengusahkan chating dengan webcam karena wajah/tingkah laku langsung lebih efektif untuk mengetahui isi hati seseorang (meskipun tidak seefektif tatap muka langsung, tapi setidaknya itu usaha yang dapat kita lakukan).

Ada beberapa pertanyaan yang menurut kami mungkin bisa membantu kita sekalian untuk menjawab apakah kita sudah siap/tidak untuk menikah??
1. Apakah kita dan calon pasangan kita sudah memandang pernikahan dari sudut pandang yang sama?, dari sudut pandang kristiani?. Siapkan kita untuk melaksanakan kehendakNya dalam kehidupan pernikahan kita nantinya?.
2. Apakah kita sudah mengenal diri kita dengan baik?, siapakah diri kita?. Apakah kita dapat menjalin hubungan yang baik dengan orang lain?, Sudahkah diri kita dan pasangan kita mengenal pribadi satu dengan yang lain?.
3. Bagaimana intensitas komunikasi yang kita jalin dengan calon kita selama ini?. Apakah kita sanggup untuk hidup dengan calon kita dengan gaya komunikasi yang ada seumur hidup kita?.
4. Bagaimana cara kita dan calon kita menangani permasalahan selama masa berpacaran?. Adakah saling mengalah dan memaafkan?. Mampukah diri kita menghadapi kemarahan calon kita?. Mampukah diri kita mengatur emosi kita dalam menghadapi tingkah laku calon kita?. Siapkah kita bersama calon kita menghadapi setiap masalah dengan bersama-sama dan tidak terpisahkan?
5. Sanggupkah kita dan calon kita mempertahankan komitmen yang ada sampai seumur hidup kita?.
6. Apakah harapan dan keinginan kita untuk mendirikan sebuah keluarga dan mendidik anak-anak kita nantinya sejalan dengan pemikiran calon kita?
7. Siapkah kita memikul beban pasangan kita?, mendukungnya ketika calon kita jatuh?, memahaminya ketika dia seorang diri?, menghibur dan memberi kekuatan ketika dia mulai putus asa?, serta tiada henti berdoa untuknya dalam keadaan apapun?.
8. Apakah pernikahan yang ada nantinya kita jalani dengan sukacita/dengan paksaan?. Sembari mengingat bahwa pernikahan tidak dapat dipisahkan oleh apapun, hanya maut dapat memisahkan hubungan yang ada. Namun pernikahan itu sendiri utuh didalam kasih Kristus.
9. Apakah kita sudah siap untuk terus berusaha menjalankan hubungan Kristus dan jemaat dalam hubungan kita?. Jika kita pihak wanita:Apakah kita(sebagai calon istri)mau belajar tunduk kepada calon kita sama seperti jemaat tunduk kepada Kristus (sebagai suami kita)?. Jika kita pihak laki-laki:Apakah kita sanggup mengasihi ((sebagai calon suami) pasangan kita (sebagai calon istri kita)dengan kasih yang tidak berkesudahan sama seperti Kristus mengasihi jemaat?

Pertanyaan dia atas tentu saja bukan menjadi ukuran bagi kita siap/tidak untuk menikah, namun setidaknya bisa membantu setiap kita yang mungkin masih ragu dengan pernikahan kita. Ketika semua pertanyaan diatas bisa dijawab dengan kesepakatan dengan calon kita, maka kita bisa mulai memikirkan pernikahan kita ...namun tetap bergantung penuh padaNya. Namun, apabila sebaliknya, maka mungkin saatnya kita dan calon kita sama-sama mengambil waktu untuk mengevaluasi pribadi masing-masing. Apakah memang kita dan calon kita sudah benar-benar siap untuk menikah?..tetapi tetap semuanya ada dalam kehendakNya.

Menurut pendapat kami, hal yang terpenting didalam sebuah hubungan adalah kita dan calon kita harus mempunyai hati yang sungguh-sungguh takut dan taat akan Tuhan. Setiap orang yang takut akan Tuhan bagaimapaun juga akan memperbaiki diri dan melaksanakan perintah-perintah Tuhan, itulah fondasi yang terutama dalam sebuah hubungan. Sebuah hubungan bisa dikatakan sukses, bukan dari orang lain yang memandangan langgengnya hubungan tersebut tetapi bagaimana Tuhan memandang hubungan kita (memandang komitmen pacaran kita,komitmen pernikahan bahkan sampai komitmen kita dalam membentuk rumah tangga dan mendidik anak-anak kita nantinya).

Dari beberapa hal yang dapat kami bagikan diatas bukan karena kami pakar pernikahan namun kami dapat hal-hal tersebut melalui pengalaman hidup kami dan berbagai buku yang pernah kami baca dan renungkan bersama. Kamipun menyadari dengan jelas sebagai pasangan yang bisa dikatakan baru menikah, ada banyak yang masih harus kami perbaiki dalam hubungan kami. Kami tidak dapat bermegah melalui hubungan kami, tapi kami ingin bermegah didalamNya yang sudah melakukan hal-hal yang sangat luar biasa didalam hubungan kami. Oleh karena itu kami terus dan terus..bahkan selamanya akan bergantung padaNya, terus mencari kehendakNya didalam hubungan kami supaya kami tetap bisa terus belajar menumbuhkan kasih agape diantara kami dari hari ke hari. Bagaimanapun hubungan yang kita bina tidak akan sempurna tanpa campur tangan Tuhan didalamnya. Jadi saran kami adalah: tetaplah melekatlah padanya bersama dengan calon kita..maka kita akan melihat rencanaNya yang sempurna bagi hubungan kita. Bagi kami sekali lagi, pernikahan adalah seperti sebuah bentuk pendidikan..kamipun tidak akan pernah berhenti belajar satu sama lain dan saling mendewasakan satu sama lain. Dan si pendidik kami itupun adalah Kristus...DIA yang menjadi dasar dari komitmen hubungan kami dan kepala dalam hubungan kami.

If God is calling you to marry, He wants to join you to someone with whom you can build a strong, godly home filled with love and grace- a home that exalts Jesus Christ as Lord and a harmony in vision and purpose
angel

Read More..

Monday 20 September 2010

Our Real Citizenship

Banyak orang jika berjalan-jalan di London, ingin melihat kemegahan gedung-gedung disana. Salah satu bangunan khas yang menunjukkan bagaimana kehidupan kelas atas adalah rumah Tuan Rothschild di Piccadilly "Lord Rothschild Mansion". Lord Rothschil adalah seorang yang sangat sukses di London di bidang perbankan dan keuangan pada akhir abad 18. Dia adalah seorang penganut yahudi orthodox dan dia memiliki rumah yang sangat menawan.



Namun dibalik rumah yang menawan tersebut, apabila diperhatikan secara mendetail..ada bagian akhir tembok yang menghiasi bangunan tersebut nampak tidak selesai..ada bagian yang kurang. Banyak orang yang mengunjungi rumah tersebut mulai bertanya "mengapa orang yang terkenal sangat kaya raya tersebut tidak menyelesaikan pembangunan rumahnya?, atau adakah kecerobohan dalam pembangunannya?",tentu saja untuk memberi jawaban dan penjelasan atas keunikan tersebut berhubungan langsung dengan pribadi Lord Rothschild sendiri. Lord Rothschild sendiri terkenal sebagai seorang Yahudi ortodoks. Dan dalam tradisi orang Yahudi dikatakan bahwa bagi setiap orang Yahudi yang saleh yang ingin membangun sebuah rumah, maka rumah yang dibangun harus memiliki beberapa bagian yang tidak boleh diselesaikan. Bagian rumah yang tidak selesai tersebut untuk memberikan kesaksian kepada dunia bahwa kita di dunia ini hanya selayaknya seorang peziarah saja, kita bukan warga tetap didunia ini...kita semua nantinya akan pergi ke keabadian. Dalam sedikit waktu yang kita miliki ketika kita singgah sementara didunia ini, tentu saja ada banyak hal yang tidak bisa kita selesaikan semuanya.

Hidup ini memang begitu penuh dengan kerja keras, bahkan karena kesibukkan yang kita hadapi setiap harinya, kitapun kadang tidak lagi mengingat siapakah diri kita sebenarnya (yang dalam kebenarannya bahwa kita adalah warga negara surga). Kita tidak jarang hanya memfokuskan diri kita pada bagaimana mencapai kehidupan yang sukses, membangun usaha yang besar, dan membesarkan anak. Kita hanya memperhatikan diri kita sendiri, melayani rumah tangga kita sendiri, mengatur keuangan kita, mencapai kesuksesan apabila kita mampu mencukupi kehidupan dari keluarga dan orang-orang yang kita sayangi.

Tetapi bagaimanapun suksesnya kehidupan yang kita jalani dan banyaknya harta yang mampu kita timbun, kita harus mengingat kembali bahwa kita hanyalah seorang peziarah didunia ini. Kita bukannya warga negara dunia ini. Kewarganegaraan kita yang sebenarnya adalah bersama dengan Tuhan kita Yesus Kristus, yang telah mempersiapkan tempat tinggal abadi untuk setiap kita di sana..di surgaNya yang mulia.

Dengan kita mengingat kembali bahwa kita bukan warga negara dunia ini, maka hal tersebut akan membuat kita semakin merendahkan diri dihadapanNya karena tidak ada yang dapat kita banggakan dengan apa yang kita capai dan dapatkan didunia ini. Kita mengerti dengan benar bahwa hidup ini sementara dan semua yang kita dapatkan juga dariNya.

These all died in faith, not having received the promises, but having seen them afar off, and were persuaded of them, and embraced them, and confessed that they were strangers and pilgrims on the earth (KJV-Hebrews 11:13)

Read More..

Wednesday 15 September 2010

Honoring God through Giving

Hari itu adalah hari minggu yang sangat cerah. Disebuah gereja kecil terlihat banyak anak-anak yang berpakaian sangat rapi. Mereka dengan wajah ceria,tapi juga ada pula yang masih terlihat mengantuk..mereka berlari masuk ke dalam gereja tersebut. Anak-anak kecil tersebut ternyata begitu senang dan antusiasnya ke gereja untuk mengikuti ibadah sekolah minggu.

Dan tibalah saatnya seorang guru sekolah minggu mulai bercerita mengenai kasih yang memberi. Bagaimana Tuhan dengan penuh kasih memberikan hidupNya bahkan nyawaNya untuk menebus dosa-dosa manusia. Sang gurupun mulai mengajak anak-anak sekolah minggu untuk belajar memberi apa yang mereka punya untuk membantu sesamanya.

Di akhir cerita sebelum sekolah minggu berakhir, sang guru tersebut menunjukkan gambar seorang anak kecil yang bernama Santos. "Santos tinggal di San Salvador. Hanya dengan 5 euros/bulan, kita dapat membantu santos untuk memiliki pakaian, makanan bahkan pendidikan yang layak. Saya berharap anak-anak disini mau membantu santos dengan memberi sedikit uang dan mendoakan santos supaya Tuhan terus menguatkan keluarganya dan mengalirkan berkat untuk membantu santos",kata sang guru.



Ketika Jan kembali ke rumahnya bersama dengan anak laki-lakinya "daniel" dan istrinya "maria".
Daniel,anak yang berumur 7 tahun itu segera mendekati ayahnya.
"Ayah, kita harus segera mengambil uang yang ada di kotak uang berbentuk doggie",danielpun berkata dengan serius kepada ayahnya-Jan.
"Mengapa nak?",tanya Jan.
"Saya mau memberikan semua uang pada tabungan saya kepada santos, Ayah",jawab
daniel kecil.
"Tapi,bukannya kamu pernah mengatakan bahwa kamu menabung uang tersebut untuk membeli sebuah mobil-mobilan yang kamu sukai",kata Jan. "Kamu bahkan sudah menabungnya selama 3 bulan. Jika kamu mengambil uang tersebut bahkan hanya 5 euros maka kamu tidak akan bisa cukup untuk membeli mobil-mobilan yang kamu senangi",kata Jan kembali.
"Saya tahu ayah",jawab
daniel. "Tapi santos jauh lebih memerlukan uang tersebut daripada saya",kata daniel dengan polosnya.

Akhirnya
daniel dengan dibantu ayahnya mengeluarkan semua uang yang ada dikotak uang berbentuk doggie tersebut. Janpun keesokkan harinya, sore hari setelah Jan pulang dari kantornya, dia segera mengantarkan anaknya tersebut mengunjungi guru sekolah minggunya untuk memberikan uang yang ada. Jan menjelaskan bagaimana daniel kecil begitu sangat antusias untuk menyerahkan semua uang ditabungannya untuk membantu santos kecil di San Salvador. Sang gurupun terkejut sekaligus bangga dengan tindakan daniel, daniel bukan hanya memberi 5 euros, tapi dia memberi keseluruhan uang yang dia miliki untuk membantu sesamanya.

Seminggu setelah kejadian itu berlangsung,
daniel kecilpun menerima surat dari neneknya. Danielpun terkejut karena neneknya sudah cukup lama tidak mengirim surat pada daniel. Didalam amplop surat itu ternyata selain berisi surat yang menyatakan bahwa si nenek sangat kangen dengan daniel, namun juga berisi sejumlah uang untuk si daniel kecil. Dan tanpa disangka ternyata uang yang dikirimkan si nenek tersebut sama dengan jumlah uang yang telah daniel kecil berikan untuk santos. Si nenek mengatakan betapa dia ingin daniel mengunakan uang tersebut untuk membeli barang apapun yang dia sukai.

Jan pun sangat terkejut hari itu. Dia bukan hanya melihat bagaimana anak laki-lakinya yang baru berusia 7 tahun tersebut menunjukkan imannya untuk memuliakan Tuhan melalui pemberian yang kecil yang dapat dia berikan. Si
daniel kecilpun tidak berpikir lagi untuk memberikan seluruh uang tabungannya untuk membantu santos. Pada hari itupun, Jan melihat bahwa Tuhan secara ajaib membalas semua ketulusan hati daniel yang memberi dan memuliakan namaNya. Disanapun Jan belajar bahwa ketika kita memberi orang lain, kita memuliakan namaNya..DIApun juga akan lebih tiada hentinya memberi dan mencukupkan kebutuhan kita.

Melalui cerita singkat diatas kitapun boleh diingatkan kembali akan pentingnya memberi kepada sesama kita. Hidup yang kita jalanipun juga karena pemberian dariNya. Kita tidak mungkin dapat hidup, makan dengan enak, berpakaian pantas, memiliki rumah yang nyaman, keluarga yang begitu mendukung jika tanpa pemberian dariNya. Untuk membalas kebaikkan dan pemberian dariNya, kitapun hendaknya terus berusaha belajar untuk memberi yang kita punya kepada sesama kita.

Akhir kata....seorang mentor kami pernah berkata demikian :"ketika kita memberi hidup kepada orang lain (dalam bentuk uang/apapun yang bisa kita berikan) maka Tuhan akan menghidupi kita juga, bahkan lebih".

Read More..

Monday 13 September 2010

Love is not easily angered

"Love is not easily angered"-dapat kami artikan sebagai kasih tidak mudah marah. Dalam memahami bentuk kasih yang satu ini sangatlah susah karena ada banyak hal yang dapat memicu kita untuk lekas marah pada orang lain, dari kejadian terkecilpun karena kesalah pahaman bisa memunculkan amarah yang kemudian lambat laun menjadi hal besar dan bahkan tidak jarang menimbulkan dendam dan sakit hati. Semua orang pasti pernah menjadi marah bahkan kadang sampai kehilangan kesabaran dan mulai bereaksi tanpa berpikir panjang. Karena kemarahan itupun tidak jarang akan mendorong kita untuk berkata dan melakukan hal-hal yang biasanya tidak pernah kita lakukan (bahkan bisa juga mengarah pada kekerasan fisik). Dan ketika kita mulai kehilangan kendali atas pikiran dan perasaan kita,kita menjadi lekas marah, maka kemarahan itu dapat merusak kasih yang kita bangun dengan orang lain (baik dalam hubungan sebagai sahabat, teman, orang tua-anak, suami-istri,dll).



Ketika kita mengetahui dengan benar bahwa DIA mengajarkan kepada kita bahwa kasih tidak mudah marah itu berati bahwa kita diajarkan untuk tidak mudah tersinggung, mudah terprovokasi, marah, curiga bahkan peka terhadap perasaan kita. Kita belajar untuk bagaimana lambat untuk marah (tidak membiarkan hal-hal kecil yang tidak sejalan dengan kita membuat kita "marah"), bagaimana untuk memahami orang lain dengan menempatkan diri kita pada sepatu orang lain, bagaimana untuk mendengarkan, dan bagaimana memadamkan amarah kita sebelum matahari terbenam(Ef4:26).

Ketika kita mudah terprovokasi, mulailah kita tanpa sadar menunjukkan kurangnya kontrol pada diri kita sendiri dan kurangnya kepercayaan kita pada Tuhan...dan disaat itulah kemarahan mulai muncul serta dosapun mulai datang menghidapi kita. Kemarahan tersebut juga tidak jarang akan membawa kita nantinya kepada kepahitan kepada orang lain bahwa terlebih besar nantinya kita akan terprovokasi untuk menghancurkan orang lain (orang yang tidak kita sukai tersebut). Karena begitu besarnya akibat yang disebabkan oleh kemarahan maka baiklah kita sama-sama belajar untuk memupuk iman kita dengan kasih dariNya. Kasih dariNya tersebut akan menghilangkan segala keraguan, ketakutan bahkan frustasi yang akan membawa kia pada kemarahan dan merugikan orang lain. DIA adalah figur teladan kasih yang sempurna bagi kita. DIApun pernah marah, namun bagaimanapun DIA dapat mengendalikan kemarahanNya dan tidak berbuat dosa (Mark3:5,Yoh2:15).

Ada beberapa hal yang bisa kita perhatikan bersama sehingga kita mampu mengendalikan kemarahan kita:
1. Kita hanyalah manusia yang tidak sempurna.
Kita semua pasti melakukan kesalahan, tapi bagaimana kita dapat melatih diri kita untuk bertanggung jawab terhadap kesalahan yang kita perbuat. Belajar untuk melatih diri kita meminta maaf atas segala kesalahan yang ada, dan bukan malah berusaha mencari kesalahan orang lain guna menutupi kesalahan kita. Dan karena ketidak sempurnaan kita maka tidak ada alasan bagi kita untuk menyalahkan/menghakimi orang lain akan kesalahan mereka (karena tidak ada satupun diantara kita yang tidak pernah tidak berbuat salah). Karena ketidak sempurna kita itulah,DIA mengingatkan kita kembali untuk cepat mendengar namun lambat untuk marah karena amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran dihadapanNya (Yak1:19-20).
2.Kita memiliki Bapa yang panjang sabar.
Bahkan dengan kesabaranNya yang luar biasa itulah, DIA sampai menyerahkan anakNya yang tunggal untuk menebus dosa-dosa kita. Kita yang setiap hari,bahkan setiap detik sering melakukan kesalahan dihadapanNya, namun DIA dengan kesabaranNya mau mengerti kita dan menuntun kita untuk kembali kejalanNya bahkan dengan tiada bosannya mengingatkan kita jika kita bersalah. Melalui kasih dan pengampunanNya yang telah DIA beri tiada henti pada kita, marilah kita terus belajar dariNya untuk melatih diri kita tidak mudah marah terhadap kesalahan orang lain.
3. Terus melekat padaNya.
Dengan kita melekat padaNya, kita bisa menjalankan firmanNya dengan baik dalam hidup kita (Ams19:11). Ketika kita berjalan dalam persekutuan dengan Dia, kita ingat bahwa kita hanyalah manusia yang tidak sempurna. Kitapun boleh belajar untuk mengisi hati kita dengan Kristus sehingga kita lambat untuk marah dalam setiap hubungan kita terhadap orang lain.

"A love relationship with Jesus Christ enables us to be a blessing to othersstar"

Read More..

Wednesday 8 September 2010

Coffee with Jesus





Cuplikan video diatas juga menjadi bahan refleksi bagi kita sekalian. Mungkin secara sadar/pun tidak kitapun kadang berbuat hal yang sama seperti halnya video diatas. Adakah cukup waktu kita berikan pada Tuhan untuk berbicara kepada kita melalui doa-doa kita/ kita memonopoli sepanjang doa-doa kita dengan segala macam permintaan kita??, seakan Tuhan hanya diam dan mendengar keluh kesah dan permintaan kita dan bahkan secara tidak sadarpun kita mulai "memerintah" Tuhan untuk melakukan ini dan itu sesuai dengan permintaan kita. Ketika Tuhan ingin membelai, ingin berbicara...kita mulai menghentikan secara sepihak karena tidak cukupnya waktu.

Sebenarnya DIA sudah mengajarkan banyak pada kita mengenai cara berdoa yang baik. Tapi kadang kita mungkin sudah lupa/ tidak ada waktu untuk melakukannya (waktu menurut ukuran kita). Tapi baiklah mulai detik ini kita belajar kembali cara berdoa yang benar sehingga doa-doa kita berkenan dihadapanNya dan kitapun boleh menjalin hubungan yang dekat denganNya melalui doa-doa kita.

Menurut pendapat kami, kita dapat belajar untuk berdoa yang baik melalui Matius 6:5-13. Kamipun juga belajar untuk melakukannya, kami harap sharing kami bisa berguna bagi rekan-rekan sekalian.

Apa yang sebaiknya kita tidak lakukan ketika kita berdoa?? (menilik kembali matius6)

-Berdoa dengan hati yang tidak murni, hanya untuk dilihat orang lain akan kesalehan kita dengan berdoa (v5)

-Berdoa di tengah keramaian yang bisa membuat kita kehilangan konsentrasi dan waktu khusus berbincang denganNya. Padahal kita tahu dengan benar bahwa DIA meminta kita untuk pergi ketempat tersembunyi, tempat yang membuat kita aman untuk bisa berkonsentrasi dan berbincang-bincang denganNya melalui doa-doa kita...karena meski tersembunyi sedalam apapun DIA yang adalah Bapa kita disurga sebenarnya sudah mengetahui terlebih dahulu apa yang akan kita minta dan kita doakan(v6)

-Berdoa dengan banyak berbasa-basi dan bertele-tele (tanpa spesifik) (v7)

-Berdoa dengan penuh kekawatiran apakah DIA akan mendengar doa-doa kita. Baiklah kita belajar untuk percaya bahwa DIA tahu apapun sebelum kita meminta dan berdoa padaNya (v8)


Disamping itu, DIA adalah Bapa yang juga mengajarkan kepada kita bagaimana cara berdoa yang baik...(tetap kita menilik kembali kepada matius6)

- Kita hendaknya tidak lupa untuk memuliakan namaNya. Jangan hanya meminta tanpa henti tanpa memuji dan memuliakan namaNya(v9)

- Berdoalah akan kedatangan Kerajaan-Nya dan untuk kesediaan kita untuk selalu melakukan kehendakNya sehingga terasa kehadiranNya dibumi ini (v10)

- Kita boleh meminta untuk kebutuhan kita sehari-hari namun itu "cukup", bukan dengan rakus hati untuk memintanya berlebih (dluar batas yang kita butuhkan) (v11).

- Dalam doa-doa kita, kitapun hendaknya tidak lupa untuk memohon belas kasihanNya untuk mengampuni dosa-dosa kita dan kitapun juga harus belajar untuk mengampuni orang-orang yang bersalah kepada kita. (NB: kitapun diingatkan :"Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga." (Mat6:14))

- Berdoalah dan memintalah kepada Allah untuk menjaga kita dari godaan yang datang, dan untuk membebaskan kita dari setan dan kuasanya(v13)


Dengan sedikit uraian diatas, kitapun bisa mulai belajar untuk berdoa yang benar. Serta tidak lupa untuk selalu mengucap syukur melalui doa-doa kita padaNya seperti yang diajarkan oleh rasul Paulus (Fil4:6). Mungkin ada banyak hal lain yang menjadi unsur-unsur doa yang tidak kami mengerti, tapi biarlah apa yang kami mengerti dan bagikan dapat menjadi refleksi bagi kita sekalian.

At the end, don't forget to give time for Jesus to talk to you back also as you have coffee with Jesus today:inlove:

Read More..

Wednesday 1 September 2010

You're very best...don't quit...don't give up...keep moving!!





Dari cuplikan video "Facing the Giants" diatas kita dapat melihat betapa hebatnya seorang pelatih bisa mengubah pola pikir anak didiknya dari sesuatu yang mustahil untuk dilakukan menjadi suatu kenyataan. Dengan si pelatih menutup mata si anak didiknya sehingga anak didik tersebut hanya mendengar instruksi dan semangat dari pelatihnya untuk terus maju, tidak putus asa, perjalanan yang ditempuh cukup dekat (meskipun tidaklah demikian kenyataannya), dan tidak berhenti. Karena si pelatih mengerti dengan benar bahwa penglihatan akan mengganggu konsentrasi dari si anak didik. Sama dengan kita, seringkali mata dan pikiran kita mungkin mengganggu kita dalam menghadapi masalah yang ada. Entah pikiran kita yang membuat masalah kita menjadi semakin besar dari kenyataan sebenarnya atau penglihatan kita menjadikan kita melihat sebuah masalah menjadi mustahil untuk diselesaikan.

"Tuhan ingin menutup mata dan pikiran kita" supaya kita hanya bisa mendengar apa yang DIA katakan. Dengan itulah kita hari demi hari bisa menjalani bahkan merespon masalah yang ada dengan lebih baik. Sampai pada akhirnya kita bisa bertahan dan mencapai garis finish perjalanan hidup kita dengan baik.

Dalam hal ini, pelatih kita "Tuhan sendiri" adalah satu-satunya yang bisa dipercaya dalam menghadapi permasalahan kita. Jangan biarkan diri kita melihat dan berpikir berlebihan bahkan tidak mungkin dalam suatu masalah. Allah kita adalah Allah yang maha besar. DIA hanya ingin kita untuk percaya dan mendengarkanNya.

Bagaimanakah dengan diri kita pribadi?, adakah kita mulai putus asa dan merasa dikecewakan?,merasa segala hal yang sudah kita perbuat tidak dihargai?,jawaban Tuhan mungkin yang tak kunjung datang?, tekanan hidup yang semakin berat? dan bahkan serasa ingin berhenti meski mungkin tujuan masih nun jauh disana?
Apakah yang kita bawa untuk mengakhiri bulan agustus dan mengawali bulan september ini?...mungkin ada banyak kekecewaan, kesedihan dan luka yang kita bawa selama bulan lalu..tapi marilah kita menatap bulan september dengan penuh harapan.

Kita percaya sebagai anak-anak Tuhan bahwa kitapun mempunyai pelatih yang agung dalam hidup kita. Apabila seorang pelatih didunia ini mampu melakukan hal tersebut, apalagi pelatih hidup yang kita punya. DIA pasti lebih sanggup lagi membawa kita kepada semangat yang baru setiap harinya!

Teruslah kita mulai bersandar pada pelatih agung kita-Yesus Kristus Tuhan. Dengan kita bersandar maka kita akan menemukan semangat, minyak yang baru untuk mengisi gantang kita yang sudah mulai kosong dan pelita kita yang sudah mulai padam, bahkan pengharapan yang tidak berkesudahan meskipun jalan kedepan kita terasa tidak jelas.

Kamipun..mungkin kita sekalian tidak jelas melihat kedepan...apa yang akan terjadi didepan kita. Tapi kami belajar untuk terus bersandar padaNya. Hanya DIA yang mampu memberi kami semangat dikala kami lelah, dikala kami tidak tahu lagi harus melangkah, bahkan dikala kami ingin berhenti.

Jadi apabila kita menghadapi permasalahan yang berat, dan kita mulai berpikir terlalu jauh sehingga menjadikan masalah yang ada lebih berat lagi. Jika demikian..marilah kita sama-sama belajar untuk mencukupkan diri kita dengan permasalahan sesehari saja(Mat6:34). Seperti halnya dalam cuplikan video diatas, dengan mata ditutup maka si anak didik bisa mencapai tujuannya yang kelihatan mustahil. Jadi demikianpun dengan kita, kita sepatutnya belajar untuk mulai menutup mata kita (dalam artian kita tidak lagi pusing memikirkan masalah yang bertubi-tubi yang mungkin akan datang)..dan mulai memfokuskan diri pada perkataan Tuhan yang adalah pelatih agung kita.

Didalam hidup ini, kita pasti tidak hanya menjadi pemimpin bagi hidup kita sendiri..namun hidup kita menjadi surat terbuka yang dibaca oleh semua orang(2 Kor 3:2). Bahkan mungkin juga kita memimpin orang lain melalui hidup kita...kita juga tidak pernah mengetahuinya?. DIApun pasti tidak ingin kita berhenti dalam hidup ini karena DIApun berharap kita mampu memimpin orang-orang lain melalui hidup kita.

Jadi rekan-rekan...marilah kita sama-sama belajar mensyukuri apapun yang telah terjadi dan menatap kedepan dengan bersandar penuh padaNya. Jika mungkin diantara kita saat ini yang sudah mulai berpikir negatif, merendahkan diri kita dan kemampuan kita sendiri, putus asa dengan kehidupan yang ada, menyerah dan ingin berhenti karena kecewa dengan keadaan yang kita alami...maka mungkin ini saatnya bagi kita untuk mulai menutup mata kita dan mendengarkanNya.Karena pelatih kita terlebih hebat dari segala pelatih yang ada. DIA mampu mengembalikan semangat kita yang mulai pudar, lutut kita yang mulai goyah dan pelita kita yang mulai padam.

One step more my friend,
Don't quit on HIM,
You can do it my friend...one more step coz you're HIS best son ever..
HE need you to lead others from your life

Read More..
Our Journey © 2008 Por *Templates para Você*