Our Wedding Path ♥

Daisypath Anniversary tickers

Our Baby ♥

Lilypie First Birthday tickers

Monday, 19 July 2010

My dream vs God's plan..

Terkadang kita memiliki banyak impian, tapi tidak semua impian kita bisa terwujud. Sayapun demikian, saya memiliki banyak impian dari sejak kecil. Tapi saya akhirnya saya menyadari bahwa impian seindah apapun tidak akan indah setelah diwujudkan apabila kita tidak sejalan dengan rencanaNya. Inilah secuplik perjalanan hidup saya...

Dari kecil saya memiliki banyak impian yang unik...yang intinya adalah membantu orang lain. Dikala anak-anak kecil yang lain memiliki mimpi menjadi seorang presiden / dokter / insiyur, saya malah memiliki mimpi menjadi seorang suster biara. Pada waktu kecil, saya melihat betapa indahnya kehidupan seorang suster biara, mereka tidak memusingkan dengan persoalan dunia..mereka berdoa, mengurus gereja, bahkan ada yang menjadi guru, kehidupan yang benar-benar sederhana tapi menyejukkan hati. Saya melihat semua itu karena dahulu di belakang sekolah saya, ada sebuah biara yang juga menjadi tempat tinggal bagi beberapa suster yang mengurus gereja (yang letaknya tepat disebelah biara) dan beberapa sebagai guru TK/SD (pada sekolah saya dulu). Akan tetapi saya percaya rencana Tuhan tidak sejalan dengan impian saya, kedua orang tua saya melarang dengan keras untuk saya menghentikan impian itu. Mereka menganggap saya sebagai gadis pemimpi, yang hanya bermimpi tapi tidak melihat realita yang ada. Seorang suster berarti harus hidup selibat (tidak menikah), orang tua saya tidak mau hal itu terjadi pada saya. Orang tua saya berkata "jika kamu ingin melayani Tuhan dan sesama, bukan cuma suster jawaban satu-satunya...ada banyak hal lain yang bisa kamu lakukan selain menjadi seorang suster biara".

Karena banyak tekanan dan larangan, akhirnya sejalan dengan umur saya..impian saya juga mulai berubah, sama seperti halnya anak-anak yang lainnya. Sayapun mulai berpikir ingin menjadi seorang misionaris/guru. Orang tua sayapun bahagia dengan impian saya menjadi guru (bukan seorang misionari). Bagi orang tua saya, seorang misionaris adalah pekerja yang luar biasa beratnya, itupun harus ada panggilan dari Tuhan sendiri..karena pelayanan yang dijalankan sama dengan mengantar nyawaT_T. Namun dengan menjadi guru, bahkan mereka menyediakan tempat bermain buat saya dimana saya bisa bermain berpura-pura menjadi seorang guru yang mengajar...ada papan tulis, tempat duduk buat boneka-boneka saya (selayaknya mereka murid), kertas-kertas (seperti PR/PS buat murid).




Mungkin orang tua saya berdoa keras untuk saya supaya menjadi guru yang baik nantinya. Saya melihat sendiri bagaimana rencanaNya untuk saya bisa menjadi seorang guru. Setelah saya lulus dari SMU, saya ingin sekali menjadi dokter (meski itu bukan impian saya), tapi saya melihat dengan menjadi dokter maka bisa membuat orang tua saya lebih bangga (daripada menjadi seorang guru). Saya belajar dengan keras untuk bisa masuk kedokteran, namun singkat cerita orang tua saya melarang saya masuk kedokteran. Bukan karena saya tidak mampu, namun keuangan keluarga kami tidak memungkinkan waktu itu. Orang tua saya mengalami kebangkrutan dalam pekerjaan mereka, benar-benar keadaan yang parah bagi kami sekeluarga. Bahkan untuk menyekolahkan kakak saya waktu itu, orang tua saya harus menjual rumah kami...dan pindahlah kami ke rumah yang jauh lebih kecilT_T.

Akhirnya..singkat cerita orang tua saya memilihkan Univeristas Kristen Petra, pada jurusan sastra inggris bagi saya (yang bukanlah pilihan saya). Jujur saya tidak terlalu suka dengan sastra, saya hanya suka mengajar, tapi bukan belajar tentang sastra. Namun orang tua saya mengganggap bahwa saya mampu di sastra inggris karena saya bisa menghafalkan sesuatu dengan baik. Ya sudahlah..demi menyenangkan hati mereka, saya masuk ke jurusan sastra inggris. Sekali lagi impian saya sirna...malah seakan bingung, mau jadi apa saya nantinya??.

Sayapun pertama kali memasuki UKP dengan hati yang cemas, kawatir, dan takut. Saya bahkan masih diantarkan papa saya untuk masuk pada hari pertama kuliah (sebagaimana biasanya papa saya telah mengantarkan saya sekolah dari sejak saya TK s/d SMU selama ini). Saya melihat banyak anak-anak yang kaya, pintar dan cantik-cantik di UKP. Tapi saya tetap masuk jurusan sastra inggris tanpa bantahan pada orang tua saya. Namun dengan masuk UKP, saya bisa bersahabat dengan banyak orang, mengenal banyak karakter, mengikuti banyak pelayanan kampus, bisa berorganisasi...bahkan bisa menemukan seorang seperti Ko David. Seorang yang cinta Tuhan, teguh dalam pendirian, setia dan sangat pengertian.

Jika saya mengevaluasi kembali kehidupan saya yang lalu. Saya tidak akan bisa mendapatkan semuanya jika saya tetap keras dengan menjalankan semua impian saya seperti menjadi seorang suster biara / menjadi misionaris (dengan paksaan hati, bukan panggilan dariNya)/ menjadi seorang dokter (dengan tujuan hanya ingin membuat orang tua bangga). Namun dengan masuk UKP, selain kuliah yang saya rasa berat, namun banyak pengalaman indah yang boleh saya dapat disana.

Lambat laun, saya melihat rencana Tuhan terealisasi dalam hidup saya. Orang tua yang mengarahkan saya menjadi guru..demikianlah terjadinya. Sewaktu saya kuliah, saya juga bisa ikut aktif pelayanan menjadi guru sekolah minggu di GKI Kutisari...bahkan saya bisa ikut teman saya untuk mengelesai anak-anak bahasa inggris (pada saat saya semester terakhir ketika kuliah saya). Tuhan begitu indah membentuk saya baik melalui orang tua saya/orang-orang disekitar saya.

Setelah saya lulus dari UKP, saya tetap ingin melarikan diri dari rencana & panggilanNya untuk saya menjadi seorang guru. Saya berusaha berkarir menjadi seorang marketing corporate pada bank NISP, namun akhirnya saya merasa tidak nyaman dengan tuntutan yang terlalu tinggi..saya keluar dari pekerjaan tersebut. Itu belum cukup juga bagi seorang veve yang keras kepala, saya pun masih melarikan diri dengan berusaha berkarir dibidang lain..saya masuk ke PT.HM.Sampoerna,Tbk dan mencoba menjadi seorang HRD...singkat cerita, saya merasa tidak nyaman dengan lingkungan perokok yang ada...akhirnya saya berhenti juga. Tapi Tuhan memang benar-benar baik, akhirnya DIA masih membuka jalan bagi saya untuk mengenal seorang sebaik Kak Bagoes Seta (beliau pernah menjadi mentor saya juga). Setelah berbincang-bincang akhirnya beliau memperkenalkan saya kepada istrinya yang baik juga yaitu Ce Cien-cien /konsita. Dengan bantuan mereka berdua, saya bisa masuk Universitas Ciputra dan melayani dibagian bahasa dan budaya (LCC - Language Culture Centre). Bukan cuma sebagai staff biasa, namun Tuhan memberi kesempatan bagi saya untuk mengajar bahasa inggris dasar juga. Betapa indahnya rencana Tuhan tersebut, meski terlihat rumit namun...jika memang rencanaNya, serumit apapun..akan tetap terwujud adanya (meski tidak sejalan sama sekali dengan semua impian kita)

Jadi sekarang saya melihat indahnya rencanaNya untuk menjadikan saya seorang guru. Disini, di belandapun saya tetap selalu berharap bisa menjadi seorang guru..meski hanya di sekolah minggu sekalipun (itu adalah kebahagian bagi saya). Saya percaya bahwa jika memang itu rencanaNya, maka DIA akan buka jalan bagi hidup saya. cont...(veve)

0 comments:

Our Journey © 2008 Por *Templates para Você*