Our Wedding Path ♥

Daisypath Anniversary tickers

Our Baby ♥

Lilypie First Birthday tickers

Monday 26 July 2010

New life in Den Haag ^^

Kami mengatakan sebuah kehidupan yang baru karena memang segalanya baru. Kami pindah dari rotterdam yang adalah sebuah kota besar yang penuh dengan keramaian, kriminalitas dan kemegahan kehidupan malam menuju ke Den Haag yang merupakan sebuah kota pemerintahan dengan tata kota yang nyaman, tenang bahkan sepi, dan rapi. Foto disamping adalah foto kawasan dimana kami tinggal sekarang...kami tinggal di Lijsterbesplein-Den Haag


Dahulu kami tinggal di Beijerlandselaan (kawasan selatan rotterdam). Kami terpaksa pindah dari rotterdam karena lingkungan di tempat tinggal lama kami kurang baik, terlalu banyak imigrant dari maroko dan turki. Sebagian besar dari para imigrant tersebut kadang kurang bisa diarahkan, apalagi anak-anak mudanya...banyak yang dari mereka merokok, menghisap mariyuana/narkoba, mabuk bahkan memecahkan botol di jalan dan membuang air seni di gang-gangT_T. Meskipun cukup banyak polisi yang berjaga sepanjang waktu, namun kami kadang merasa tidak terlalu aman disana. Namun dibalik semua sisi negatif yang ada, sisi positifnya adalah tempat dimana kami tinggal sangatlah strategis (dekat dengan pusat perbelanjaan). Jadi, akhirnya kami memutuskan untuk mencari tempat yang lebih aman dan tenang, sampai akhirnya kami menemukan di Den Haag ini. Memang tempat kami ini tidak begitu besar tetapi cukup nyaman dengan lingkungan yang baik.





Kami melakukan proses pindahan dari hari senin-sabtu minggu lalu. Beberapa barang yang masih mampu kami bawa sendiri, kami bawa dengan tas-tas koper. Tapi beberapa barang yang berat, kami terpaksa meminta bantuan teman kami yang punya mobil disini. Setiap hari kami harus membawa tas koper untuk sedikit demi sedikit memindahkan barang-barang yang ringan. Kami harus pulang-pergi dari rotterdam-den haag, naik-turun tram dan keretaT_T...betapa sangat melelahkannyaT_T...kami melakukan hal itu dari hari senin-sabtu. Dalam kelelahan kami, ketika kami sejenak berpikir dan membayangkan tentang Indonesia... betapa menyenangkannya jika kami mau pindahan di Indonesia...banyak orang yang akan siap membantu kami^^. Namun di Belanda, kami harus mandiri..melakukan apapun sendiriT_T. Jadi jika banyak orang mengatakan enaknya tinggal di negara orang, kami rasa pendapat itu tidak sepenuhnya benar. Jika tinggal di negara orang maka kita harus benar-benar menyiapkan diri kita baik-baik untuk beradaptasi dengan lingkungan, pola hidup, cara pikir dan budaya yang baru..terutama menyiapkan hati dan iman kita karena kita jauh dari sanak-saudara dan sahabat-sahabat kitaT_T.

Dalam membuka kehidupan baru tersebut, ada pula pelajaran baru yang kami dapat dari Tuhan. Bagaimanakah cara Tuhan memberi kami pelajaran??..beginilah cerita kami:
Pada hari selasa minggu yang lalu kami kena tilang polisi ketika kami naik tram (selama dalam proses pindahan tersebut). Kami kena tilang karena kami sengaja tidak mau membayar tram (tidak check in/check out). Kami melakukannya dengan sengaja karena kami menggangap kami telah dirugikan beberapa kali oleh HTM (dinas perhubungan), beberapa kali pulsa pada kartu tram kami terpotong tanpa alasan yang jelas. Ketika kami mencoba mengklarifikasikan hal tersebut, pihak HTM hanya mengatakan bahwa itu adalah nasib buruk kami (mungkin mesin check in-check out di tram sedang ada gangguan)...tidak pernah ada ganti rugi/jalan keluar. Akhirnya kami marah, dan kami ingin membalas dendam atas kerugian yang kami terima. Jadi kami sengaja tidak membayar ketika beberapa kali kami naik tram ("sebagai ganti rugi",pikir kami). Toh..ketika kami naik tram, kami juga melihat beberapa orang belanda yang juga tidak check in/check out, jadi kami mengikuti budaya mereka yang buruk itu. Tapi ternyata Tuhan masih baik pada kami. Sekali kami naik tram pada hari senin...kami masih lolos dari petugas. Tetapi ketika hari selasa kami naik tram yang sama, tiba-tiba datanglah seorang polisi dan memeriksa kami...kami ketahuan tidak check in/check out (tidak membayar), kamipun ditilang dan harus membayar sebesar 74 euros. Memang jumlahnya cukup besar bagi kami, namun kami masih bersyukur padaNya karena DIA masih peduli pada kami. Apabila kami tidak segera diingatkanNya, mungkin kami akan melakukan balas dendam kami selamanya (sampai kami puasT_T). Pelajaran yang kami dapat adalah: kami tidak boleh membalas dendam, apapun yang terjadi anak Tuhan harus mempunyai kehidupan yang jujur (tidak hidup menurut apa yang dunia/lingkungan mau) dan menerima segala keadaan dengan ucapan syukur.

Kami juga berharap semoga di Den Haag kami bisa menemukan komunitas gerejawi yang baik dan nyaman, sehingga kami bisa pelayanan di gereja (seperti apa yang dulu pernah kami lakukan ketika kami di Indonesia). Kami tidak tahu apa yang akan terjadi selama kami tinggal di Den Haag ini, tapi kami tetap percaya bahwa dimanapun kami boleh melangkah dan tinggal...kami tidak berjalan sendiri, ada Tuhan yang selalu disamping kami dan memberi kami kekuatan^^.




Read More..

Thursday 22 July 2010

Karakter sahabat

Karakter Sahabat Menurut Alkitab

1. SETIA
Banyak persahabatan hancur karena hilangnya kepercayaan. Dalam kitab Amsal 18:19 dikatakan, "Saudara yang dikhianati lebih sulit dihampiri daripada kota yang kuat, dan pertengkaran adalah seperti palang gapura sebuah puri." Dalam bagian lain dikatakan bahwa kesetiaan yang sejati sulit diketemukan. "Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya." (Amsal 20:6) Hal yang perlu dilakukan untuk menjaga kesetiaan adalah memelihara kepercayaan. Hilangnya kepercayaan terhadap orang lain merupakan gejala kejiwaan yang cukup sulit diatasi. Karena itu cobalah sedapat mungkin mencegah hal itu dengan belajar menahan diri untuk tidak menceritakan hal-hal yang kita anggap rahasia. "Belalah perkaramu terhadap sesamamu itu, tetapi jangan buka rahasia orang lain, supaya jangan orang yang mendengar engkau akan mencemoohkan engkau dan umpat terhadap engkau akan tidak hilang." (Amsal 25:9-10) Kesetiaan juga berarti tetap mendorong baik dalam keadaan suka maupun duka, "seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran." (Amsal 17:17).

2. SALING MEMBAGI
Yang dimaksud dengan saling membagi di sini adalah dapat berbagi suka duka termasuk perasaan. Mungkin dapat diartikan saling mengemukakan setiap masalah yang dihadapi. Hal itu jelas tidak dapat dilakukan kepada setiap orang. Dan ada 4 kunci untuk dapat melakukan hal ini :





* MENDENGAR
"Hai, saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah." (Yakobus 1:19). Yang dimaksud cepat mendengar adalah memusatkan pendengaran dan pikiran kepada apa yang dikatakan lawan bicara kita. Seharusnya kita belajar mendengar kata-kata yang diucapkan, menangkap pesan yang terkandung dan mengartikannya secara tepat.

* BERBICARA
"Jikalau seseorang memberi jawab sebelum mendengar, itulah kebodohan dan kecelaannya." (Amsal 18:13). Sementara itu dibagian lain dari kitab amsal dikatakan, "perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel di pinggan perak." (Amsal 25:11). Walaupun persahabatan yang kita bina telah sampai pada tahap cukup erat, kita tetap tidak bisa berbicara seenaknya. Oleh sebab itu untuk menjaga ucapan, kita perlu bersikap jujur dan bijaksana dalam mengucapkan segala sesuatu. Jangan takut berbicara, tetapi juga jangan takut berdiam diri.

*MENERIMA
Yesus memang tidak senang akan dosa-dosa kita, tapi Ia tetap bersedia menerima kita sebagaimana adanya. Sebagai orang percaya seharusnya kita dapat mengikuti jejak Yesus sehingga dapat berkata kepada orang lain, "Saya menerima Anda sebagaimana adanya walaupun saya tidak setuju dengan apa yang anda katakan atau kerjakan."

* MENGERTI
Komunikasi akan gagal bila tak ada pengertian. Mendengar saja belum cukup. Kita perlu mengerti maksud pembicaran orang lain. Pengertian yang benar sesungguhnya pemberian Tuhan, "Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulutNya datang pegetahuan dan kepandaian." (Amsal 2:6). Bila kita besedia memperhatikan sungguh-sungguh teman-teman kita, maka Tuhan akan mengaruniakan pengertian untuk melakukan hal itu. Sikap untuk memahami orang lain merupakan dasar yang kokoh tempat bertumbuhnya persahabatan yang saling memberi dan menerima.

3.MENIKMATI BERSAMA
Seorang sahabat tentu tidak akan senantiasa ada sepanjang hari di samping kita untuk berbicara serta mendorong terus-menerus. Ada waktunya kita berjalan bersama ke tempat rekreasi, makan bersama, tertawa dan merasakan kebahagiaan bersama-sama. Bila saat ini kita sedang mengembangkan persahabatan dengan seseorang, cobalah berpikir kreatif hal-hal yang dapat dikerjakan dan dinikmati bersama. Lakukanlah dengan jujur sehingga kegembiraan yang diperoleh tidak terasa dibuat-buat. Dengan menikmati kegembiraan bersama-sama, keutuhan persahabatan akan tetap terjaga.

4. MENDORONG
Seorang sahabat seharusnya mendorong kita ke arah pikiran-pikiran baru, pertumbuhan kepribadian dan kedewasaan rohani."Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya." (Amsal 27:17). Kita seharusnya dapat dan bersedia mendorong orang lain untuk hidup secara benar. Dengan demikian kehidupan kita akan diperkaya dengan hadirnya seorang sahabat. Namun bagaimanapun juga harus diakui bahwa tidak setiap orang mampu mendorong dan memberi semangat kepada sesamanya. Oleh sebab itu kita tidak perlu memaksakan diri menjadi orang yang pandai memberi semangat, tetapi jadilah diri kita sebagaimana adanya. Carilah hal-hal yang memang merupakan kelebihan dalam diri kita dan dapat diberikan kepada sahabat kita. "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik." (Ibrani 10:24)

5. MEMBESARKAN HATI
Persahabatan yangmenghasilkan tekanan bagi salah satu pihak tidak akan dapat bertahan lama. Bagaimanapun kita perlu memberi dan diberi semangat. Untuk membangkitkan semangat, kita dapat melakukannya melalui hal-hal kecil dan sederhana. Misalnya dengan mengirim kartu ucapan ulang tahun, membicarakan hal-hal yang membangun, menyediakan waktu untuk mendengar keluhan-keluhannya, dan lain-lain. "Tetapi nasehatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan, 'hari ini' supaya jangan ada diantara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa" (Ibrani 3:13)

6. PENGORBANAN DIRI
"Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya" (Yohanes 15:13). Dalam persahabatan, masing-masing pihak biasanya saling memperhatikan kebutuhan mereka. Jika yang satu memerlukan sesuatu, maka yang lain dengan senang hati memberikannya. Pengorbanan diri merupakan unsur penting dan merupakan ukuran dari erat tidaknya persahabatan yang kita bina, "dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga." (Filipi 2:4).

7. KASIH
Persahabatan ideal dibangun di atas dasar kasih yang memberi dan rela berkorban, dan tidak mengharapkan balasan. Memang benar kasih akan lebih terasa bila diungkapkan melalui tindakan tetapi pada saat tertentu perlu juga dikatakan. Masalah kapan harus melakukannya, diperlukan hikmat. Oleh sebab itu mintalah kepada Tuhan agar kasih yang kita sampaikan dapat dirasakan sebagai berkat dan orang tidak salah menerima.

8. TANTANGAN ROHANI
Pergaulan yang buruk dapat merusak kebiasaan yang baik. Seharusnya melalui jalur persahabatan kita dapat menyampaikan kabar keselamatan Kristus dan bila memungkinkan dapat membimbing mereka kepada Yesus Kristus, "Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang." (Amsal 13:20). Persahabatan yang dibangun hendaknya berpengaruh positif terhadap pertumbuhan rohani kita. Yang penting untuk dijaga adalah agar kita dapat mempengaruhi dan bukan dipengaruhi orang lain.

Adakah kita sudah menjadi seorang sahabat yang terbaik bagi orang lain?
Semoga renungan diatas bukan hanya mampu mengevaluasi hidup kami, tapi juga bermanfaat bagi rekan-rekan sekalian

Read More..

BEST OF LUCK IN LOVE

CINTA...

Bila saatnya tiba, kita tidak lagi mencari teman kencan, tapi teman sejiwa.
Tahukah anda, perbedaan antara pria yg bisa di ajak kencan dan pria yang bisa di ajak menikah??. Pria yang bisa di ajak kencan, memberikan saat-saat indah, tapi pria yang bisa diajak menikah akan memberikan kehidupan yang indah untuk kita. Pria yang bisa di ajak menikah, biasanya pemalu di awal proses kencan, bahkan kadang tidak menarik. Tapi individu yg justru mengawali dengan tidak terburu-buru akan menjalani dengan proses dengan baik dan berakhir dengan bahagia. Dalam mencari jodoh yang harus dilakukan pertama kali dan paling mendasar, bangun persahabatan terlebih dahulu.

Untuk menemukan CINTA SEJATI, anda tinggal mencari sahabat terbaik, bukan pecinta ulung. Pasangan yg telah menikah lama biasanya mengatakan, "Pasangan saya merupakan sahabat terbaik". Sahabat yg akan di jadikan pasangan anda, seseorg yg secara fisik maupun psikologis
menarik hati anda. Maksudnya pasangan hidup anda harus yg nyambung githu!

JADIKAN SAHABAT LEBIH DULU Jangan silau dengan penampilan fisik (misal, macho, tampan, punya mobil bagus, bla... bla...). Kencan adalah suatu proses mencari tahu apa yg benar2 diinginkan.





  • CARI PASANGAN BUAT MENIKAH BUKAN UNTUK PACARAN
Ingat perbedaan mendasar pria yang bisa di ajak menikah dan yang bisa diajak kencan. Biasanya pria yang bisa di ajak kencan pandai merayu, tapi tidak mampu mempertahankan hubungan.

  • JANGAN TERJEBAK DENGAN ILUSI ROMANTIS.
Hati-hati dengan pria yang biasanya hanya bersenang-senang: memberikan bunga, permen atau perhatian tetapi tidak bisa memberikan dukungan saat anda melalui saat-saat berat. Pria yang mau di ajak menikah mencintai anda secara keseluruhan, tidak hanya yang baik-baik saja. Carilah pria yang bisa memberikan rasa aman secara emosional.

  • TENTUKAN BATAS DALAM BERHUBUNGAN
Ada beberapa pria yang tidak bisa di ajak serius. Mereka mempunyai kecenderungan tidak setia dan selalu mencari yang "lebih" lagi, seperti ungkapan "rumput tetangga lebih hijau". Jika pria yang pergi dengan anda selalu melirik wanita lain (alias ganjeng), jangan coba-coba menjalin hubungan dengannya. Kecuali disaat-saat tertentu dia ingin membuat anda "jealous.".. (anda pasti tahu dimana saat dia bercanda atau serius saat melirik wanita lain). Tentukan batasnya, jangan biarkan orang lain berulang-ulang menyakiti hati anda, Jika terjadi dan anda tidak mengatakan apa-apa, sama artinya dengan "dia dapat memperlakukan anda seenak perutnya".

  • TULISLAH KUALITAS YANG DI BUTUHKAN DARI SEORANG PRIA
Misalnya, jika anda membutuhkan seseorang yang benar-benar sensitif dan bisa diajak bicara, jangan terpaku pada pria yang tampan tapi pendiam. Jangan buang waktu berkencan dengan pria yang pada dasarnya tidak akan membuat anda bahagia. Jika anda tahu apa yang di butuhkan (bukan hanya diinginkan) dan tahu apa yang bisa membuat anda bahagia, anda akan mampu mengenali si dia saat menampilkan kualitas dirinya, bukan hanya dari penampilan luarnya saja.

  • JANGAN TAKUT BERTANYA
Jika ada pria yang berjanji akan menghubungi anda tapi tidak melakukannya, anda berhak menanyakan alasannya. Sering kali wanita membuat kesimpulan keliru tentang hal ini. Pria dan wanita berbeda, mereka melakukan sesuatu dengan alasan dan motivasi yg berbeda pula. Jangan terlalu berprasangka dan berpikiran terlalu jauh atau yg nggak-nggak Sebaiknya minta klarifikasi atau penjelasan secara langsung dari dia... "anggap saja dia montir bengkel mobil anda".

  • PAHAMI TERLEBIH DAHULU, KENCAN, SEPERTIJUGA PERNIKAHAN, MERUPAKAN PROSES
Seperti juga persahabatan, kencan yang serius membutuhkan waktu. Dalam tahap ini mulailah mencari tahu seperti apa pria yang berkencan dengan anda. Misalnya mencoba dengan mengatakan hal yg sederhana, katakan padanya anda mengalami yang tidak menyenangkan hari ini. Bila ia tidak bertanya MENGAPA dan malah mengalihkan pembicaraan ke topik lain, anda bisa tahu pria ini bukan orang yang enak di ajak "berbagi" perasaan. Ingat: kemampuan berbagi, kunci ikatan cinta sejati yg kuat. Suatu hubungan bukanlah suatu yg anda miliki atau tidak. Melainkan merupakan kerja sama dua belah pihak, satu kesatuan, dimana terdapat saling asuh,
dukungan stimulasi, kejujuran, dan banyak lagi.

  • MEMANDANG HUBUNGAN SEBELUMNYA SEBAGAI PELAJARAN, BUKAN KEGAGALAN
Setiap orang yang terlibat dalam hidup anda, memberikan pelajaran berharga (termasuk mantan-mantan pacar anda). Apapun yang menimpa anda, anda bisa mengambil hikmahnya. Hubungan sebelumnya bisa di jadikan pelajaran, apa yang membuat anda bahagia dan sebaliknya. Jangan pernah menyalahkan diri sendiri, tapi belajar dari kesalahan atau kegagalan sebelumnya. Ingat, berbuat KHILAF itu manusiawi, tapi jika melakukannya terus menerus, itu suatu KEBODOHAN.

  • JANGAN TAKUT MENCOBA, SEKALIPUN TIDAK SESUAI DENGAN HARAPAN ANDA.
Wanita seringkali terpaku pada pola harapan yg lazim tentang cinta. Misalnya hanya menikah dengan pria yg berasal dari kota, gaul, terpelajar dan bekerja di kantor. Jangan takut mencoba sesuatu yg tampak tidak bisa membuat anda bahagia. Siapa tahu anda malah bisa senang tinggal di desa dengan tenang bersama suami. Jangan hanya berkencan dengan tipe anda. Tipe hanyalah serangkaian sifat yg ada pada seseorang. Anda kan tidak berkencan dengan serangkaian tipe itu, melainkan secara keseluruhan. Banyak pria dan wanita tidak memanfaatkan waktu secara keseluruhan, untuk menganalisa apa yang sebenarnya diinginkan. Mereka langsung memilih dengan gampang dan cepat, "berkencan dengan orang yang sesuai dengan tipenya". Ini adalah suatu phobia (ketakutan) terhadap komitmen.

  • JADILAH DIRI ANDA SENDIRI
Jangan "berpura-pura" dalam berhubungan, percuma dan tidak akan ada hasilnya. Ada empat kualitas utama dari seseorang, entah itu pria atau wanita, yang bisa membuat org lain tertarik:
1. autentik (asli)
2. dapat di percaya
3. genuine (tulen/rajin)
4. tidak plin-plan alias konsisten
Pria dan wanita yang bisa di percaya, selalu jujur dan menjadi dirinya sendiri, akan dapat menikmati kehidupan dan akhirnya menemukan CINTA SEJATINYA!

(disadur dari buku "Heart to Heart" by Basha Kaplan)

Read More..

Monday 19 July 2010

My dream vs God's plan..

Terkadang kita memiliki banyak impian, tapi tidak semua impian kita bisa terwujud. Sayapun demikian, saya memiliki banyak impian dari sejak kecil. Tapi saya akhirnya saya menyadari bahwa impian seindah apapun tidak akan indah setelah diwujudkan apabila kita tidak sejalan dengan rencanaNya. Inilah secuplik perjalanan hidup saya...

Dari kecil saya memiliki banyak impian yang unik...yang intinya adalah membantu orang lain. Dikala anak-anak kecil yang lain memiliki mimpi menjadi seorang presiden / dokter / insiyur, saya malah memiliki mimpi menjadi seorang suster biara. Pada waktu kecil, saya melihat betapa indahnya kehidupan seorang suster biara, mereka tidak memusingkan dengan persoalan dunia..mereka berdoa, mengurus gereja, bahkan ada yang menjadi guru, kehidupan yang benar-benar sederhana tapi menyejukkan hati. Saya melihat semua itu karena dahulu di belakang sekolah saya, ada sebuah biara yang juga menjadi tempat tinggal bagi beberapa suster yang mengurus gereja (yang letaknya tepat disebelah biara) dan beberapa sebagai guru TK/SD (pada sekolah saya dulu). Akan tetapi saya percaya rencana Tuhan tidak sejalan dengan impian saya, kedua orang tua saya melarang dengan keras untuk saya menghentikan impian itu. Mereka menganggap saya sebagai gadis pemimpi, yang hanya bermimpi tapi tidak melihat realita yang ada. Seorang suster berarti harus hidup selibat (tidak menikah), orang tua saya tidak mau hal itu terjadi pada saya. Orang tua saya berkata "jika kamu ingin melayani Tuhan dan sesama, bukan cuma suster jawaban satu-satunya...ada banyak hal lain yang bisa kamu lakukan selain menjadi seorang suster biara".

Karena banyak tekanan dan larangan, akhirnya sejalan dengan umur saya..impian saya juga mulai berubah, sama seperti halnya anak-anak yang lainnya. Sayapun mulai berpikir ingin menjadi seorang misionaris/guru. Orang tua sayapun bahagia dengan impian saya menjadi guru (bukan seorang misionari). Bagi orang tua saya, seorang misionaris adalah pekerja yang luar biasa beratnya, itupun harus ada panggilan dari Tuhan sendiri..karena pelayanan yang dijalankan sama dengan mengantar nyawaT_T. Namun dengan menjadi guru, bahkan mereka menyediakan tempat bermain buat saya dimana saya bisa bermain berpura-pura menjadi seorang guru yang mengajar...ada papan tulis, tempat duduk buat boneka-boneka saya (selayaknya mereka murid), kertas-kertas (seperti PR/PS buat murid).




Mungkin orang tua saya berdoa keras untuk saya supaya menjadi guru yang baik nantinya. Saya melihat sendiri bagaimana rencanaNya untuk saya bisa menjadi seorang guru. Setelah saya lulus dari SMU, saya ingin sekali menjadi dokter (meski itu bukan impian saya), tapi saya melihat dengan menjadi dokter maka bisa membuat orang tua saya lebih bangga (daripada menjadi seorang guru). Saya belajar dengan keras untuk bisa masuk kedokteran, namun singkat cerita orang tua saya melarang saya masuk kedokteran. Bukan karena saya tidak mampu, namun keuangan keluarga kami tidak memungkinkan waktu itu. Orang tua saya mengalami kebangkrutan dalam pekerjaan mereka, benar-benar keadaan yang parah bagi kami sekeluarga. Bahkan untuk menyekolahkan kakak saya waktu itu, orang tua saya harus menjual rumah kami...dan pindahlah kami ke rumah yang jauh lebih kecilT_T.

Akhirnya..singkat cerita orang tua saya memilihkan Univeristas Kristen Petra, pada jurusan sastra inggris bagi saya (yang bukanlah pilihan saya). Jujur saya tidak terlalu suka dengan sastra, saya hanya suka mengajar, tapi bukan belajar tentang sastra. Namun orang tua saya mengganggap bahwa saya mampu di sastra inggris karena saya bisa menghafalkan sesuatu dengan baik. Ya sudahlah..demi menyenangkan hati mereka, saya masuk ke jurusan sastra inggris. Sekali lagi impian saya sirna...malah seakan bingung, mau jadi apa saya nantinya??.

Sayapun pertama kali memasuki UKP dengan hati yang cemas, kawatir, dan takut. Saya bahkan masih diantarkan papa saya untuk masuk pada hari pertama kuliah (sebagaimana biasanya papa saya telah mengantarkan saya sekolah dari sejak saya TK s/d SMU selama ini). Saya melihat banyak anak-anak yang kaya, pintar dan cantik-cantik di UKP. Tapi saya tetap masuk jurusan sastra inggris tanpa bantahan pada orang tua saya. Namun dengan masuk UKP, saya bisa bersahabat dengan banyak orang, mengenal banyak karakter, mengikuti banyak pelayanan kampus, bisa berorganisasi...bahkan bisa menemukan seorang seperti Ko David. Seorang yang cinta Tuhan, teguh dalam pendirian, setia dan sangat pengertian.

Jika saya mengevaluasi kembali kehidupan saya yang lalu. Saya tidak akan bisa mendapatkan semuanya jika saya tetap keras dengan menjalankan semua impian saya seperti menjadi seorang suster biara / menjadi misionaris (dengan paksaan hati, bukan panggilan dariNya)/ menjadi seorang dokter (dengan tujuan hanya ingin membuat orang tua bangga). Namun dengan masuk UKP, selain kuliah yang saya rasa berat, namun banyak pengalaman indah yang boleh saya dapat disana.

Lambat laun, saya melihat rencana Tuhan terealisasi dalam hidup saya. Orang tua yang mengarahkan saya menjadi guru..demikianlah terjadinya. Sewaktu saya kuliah, saya juga bisa ikut aktif pelayanan menjadi guru sekolah minggu di GKI Kutisari...bahkan saya bisa ikut teman saya untuk mengelesai anak-anak bahasa inggris (pada saat saya semester terakhir ketika kuliah saya). Tuhan begitu indah membentuk saya baik melalui orang tua saya/orang-orang disekitar saya.

Setelah saya lulus dari UKP, saya tetap ingin melarikan diri dari rencana & panggilanNya untuk saya menjadi seorang guru. Saya berusaha berkarir menjadi seorang marketing corporate pada bank NISP, namun akhirnya saya merasa tidak nyaman dengan tuntutan yang terlalu tinggi..saya keluar dari pekerjaan tersebut. Itu belum cukup juga bagi seorang veve yang keras kepala, saya pun masih melarikan diri dengan berusaha berkarir dibidang lain..saya masuk ke PT.HM.Sampoerna,Tbk dan mencoba menjadi seorang HRD...singkat cerita, saya merasa tidak nyaman dengan lingkungan perokok yang ada...akhirnya saya berhenti juga. Tapi Tuhan memang benar-benar baik, akhirnya DIA masih membuka jalan bagi saya untuk mengenal seorang sebaik Kak Bagoes Seta (beliau pernah menjadi mentor saya juga). Setelah berbincang-bincang akhirnya beliau memperkenalkan saya kepada istrinya yang baik juga yaitu Ce Cien-cien /konsita. Dengan bantuan mereka berdua, saya bisa masuk Universitas Ciputra dan melayani dibagian bahasa dan budaya (LCC - Language Culture Centre). Bukan cuma sebagai staff biasa, namun Tuhan memberi kesempatan bagi saya untuk mengajar bahasa inggris dasar juga. Betapa indahnya rencana Tuhan tersebut, meski terlihat rumit namun...jika memang rencanaNya, serumit apapun..akan tetap terwujud adanya (meski tidak sejalan sama sekali dengan semua impian kita)

Jadi sekarang saya melihat indahnya rencanaNya untuk menjadikan saya seorang guru. Disini, di belandapun saya tetap selalu berharap bisa menjadi seorang guru..meski hanya di sekolah minggu sekalipun (itu adalah kebahagian bagi saya). Saya percaya bahwa jika memang itu rencanaNya, maka DIA akan buka jalan bagi hidup saya. cont...(veve)

Read More..

Friday 16 July 2010

Part 3 : Rencana dan intervensi Allah dalam hidup kita adalah untuk kebaikan kita

Apa yang Allah sudah berikan kepada kita tidak bisa dinilai secara manusia (baik-buruk, kaya-miskin, sakit-sehat). Bukankah ini yang sering kita lakukan yaitu: membanding-bandingkan. Baik menurut versi manusia berbeda dengan baik menurut versi Allah. Kaya menurut versi manusia adalah baik, tapi belum tentu baik menurut Allah. Sehingga kitapun dituntut percaya bahwa apapun yang Allah sudah kerjakan dalam kehidupan kita adalah yang terbaik dan untuk kebaikan kita (sekali lagi kebaikan versi Allah).

Rencana Allah tidak bisa diinterpretasikan secara sempit seperti si A bekerja di perusahaan tertentu, di kota tertentu, dan dengan gaji tertentu. Rencana Allah jauh lebih besar lagi. Apapun yang kita lakukan ada Allah yang mengontrol. Dalam hidup ini seseorang bisa menjadi seorang guru, insinyur, ekonom, dokter atau apapun itu namun Allah tetap mengontrol kehidupannya. Saya percaya bahwa dengan saya ke Belanda adalah salah satu jalan yang Allah ijinkan terjadi dalam rencanaNya. Apakah kelak saya akan kembali ke dan menetap di Indonesia, saya tidak tahu. Akan tetapi saya percaya bahwa posisi, pekerjaan, dan karir yang kita punya menunjukkan bentuk intervensi Allah dalam kerangka rencanaNya yang agung. Saya pun percaya bahwa intervensi Allah terjadi sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Bentuk intervensi Allah bisa terjadi pada hal yang masuk akal secara manusia bahkan sampai hal-hal yang diluar akal manusia (mukjizat).

Intervensi Allah dalam hidup manusia bertujuan agar kita terus berjalan dijalanNya. Walaupun Allah sudah mendesain dan memiliki rencana atas kehidupan kita jauh sebelum kita lahir, namun sering kali kita masih merasakan peranan Allah secara langsung dalam kehidupan ini lewat hal-hal yang tidak terduga.





Pada tahun 2001 saya bertemu dengan Veve yang sekarang menjadi istri saya. Pertemuan kami bukanlah kebetulan, karena kita sama-sama saling mempergumulkan apakah kami bisa menjadi pasangan hidup. Kami bertemu di sebuah camp/retret sebagai panitia dan peserta. Saya waktu itu bertugas sebagai panitia divisi perlengkapan, dan Veve adalah peserta camp. Pertemuan kami berlanjut sampai di pelayanan kampus UK Petra. Saat itu saya menjadi coordinator divisi, dan Veve menjadi anggota di divisi yang sama. Saya pernah menyukai seseorang yang lain sebelum Veve. Namun saya bersyukur karena saya belum sempat berpacaran dengan seseorang yang lain tersebut. Singkat cerita hubungan kami tidak bisa dilanjutkan karena yang pihak wanita masih teringat dengan mantannya yang dulu. Tidak ada rasa kecewa ataupun kebingungan dalam diri saya ketika pihak wanita memberitahu hal ini. Satu hal yang saya pikirkan adalah mulai saat itu saya hanya inging menutup diri saya terhadap wanita dan berkonsentrasi kepada kuliah 100%. Saya memang bukan orang yang mudah bergaul dan humoris sehingga wanita dengan mudahnya bisa dekat dengan saya. Figur saya adalah figure yang serius dan kurang humoris. Bahkan ketika saya bertemu Veve pun saya masih menutup pintu hati saya. Namun Tuhan berkehendak lain. Dia pun membuka pintu hati saya perlahan-lahan terhadap Veve.

Pada tahun 2003 saya memang merencanakan untuk ke Belanda. Akan tetapi saya sadar satu bahwa ketika saya pulang dari Belanda saya tidak bisa lagi menikmati masa-masa kuliah dan bagaimanapun saya akan kehilangan kesempatan untuk menemukan calon pasangan hidup di tempat kuliah. Salah satu alasan saya kenapa saya memilih UK Petra adalah juga untuk menemukan pasangan hidup yang sama-sama memiliki visi Kekristenan. UK Petra memang terkenal sebagai kampus Kristen yang masih menjaga nilai-nilai Kekristenan didalamnya. Ada banyak pelayanan-pelayanan kampus dimana mahasiswa-mahasiswa bisa melayani dan tidak hanya belajar. Pada intinya saya kawatir tidak bisa mendapatkan pasangan hidup yang benar. Benar berarti: dewasa iman dan mengasihi Allah. Apabila saya terjun di dunia kerja, maka orang-orang seperti itu akan sukar ditemui. Saya kemudian berdoa kepada Allah. Saya meminta Allah agar bisa dipertemukan dengan seseorang sebelum saya pergi ke Belanda. Seseorang yang mau menunggu saya studi di luar negeri dan seseorang yang sepelayanan dan mengasihi Allah. Namun saat itu saya masih minder dan kurang percaya diri. Apakah saya bisa membuka hati kembali (kembali mempercayai seseorang untuk dipergumulkan).

Waktu pun berjalan dan saya disibukkan dengan dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk ke Belanda. Tanpa sadar saya belum ada “usaha” untuk mendekati lawan jenis. Saya kemudian tersentak sejenak dan sadar bahwa saya tidak boleh terfokus pada studi saja tapi juga pada hal-hal lain. Saya kemudian berusaha untuk menepis pemikiran itu dan mencoba lebih fokus ke studi di Belanda. Saya berkata, “Ah urusan cewek bisa nanti-nanti saja”. Namun intervensi Allah saya rasakan sangat jelas pada waktu itu. Saya mendengar gossip-gosip yang terus terang membuat saya malu tapi juga senang. Gosip itu adalah “Veve kagum sekali sama ko David”. Saya memahami kalimat itu tidak lebih dari sekedar kagum (bukan cinta atau sejenisnya), karena saya tidak pernah melihat gelagat Veve yang menjurus kearah cinta. Saya selalu berharap supaya saya aktif pendekatan ke seorang wanita kemudian membuatnya jatuh cinta kepada saya, namun saya akan melakukan pendekatan bila saya tahu bahwa si wanita ada hati atau suka dengan saya. Alasanya cuma satu: karena saya kurang percaya diri / malu.

Namun dorongan yang sangat kuat muncul dari saya untuk menyelidiki gossip tersebut. Saya menjadi curious dan ingin tahu apa gossip itu benar. Setelah cukup lama menyelidiki saya baru mengetahui kalau Veve memang sudah lama mempergumulkan saya lewat doa, namun Veve tidak pernah menunjukkan hal itu menurut saya. Namun menurut Veve, setelah mendengar dari teman baiknya, dia sudah sering menunjukkan perhatian-perhatiannya ke saya namun saya tidak menanggapi atau tidak "ngeh". Kemudian saya sadar bahkan selama ini saya menutup pintu hati saya terlalu dalam sehingga pikiran saya hanya terkonsentrasi pada studi. Saya berharap saya dapat mengetahui isi hati Veve jauh-jauh sebelum hari itu, namun saya memberanikan diri saya untuk membuka pintu hati saya sekali ini. Kalau memang Veve bukan direncanakan untuk menjadi pasangan hidup saya, mungkin saya tidak akan pernah mendengar gossip itu dan ceritanya tentu akan menjadi lain karena saya seorang pemalu. Namun Tuhan mengetahui situasi saya dan mengintervensi kehidupan saya secara luar biasa.

Saya kemudian mencoba untuk memberikan perhatian yang selama ini Veve nantikan. Alhasil, Veve pun merespon positif. Hal inilah yang membuat kami pada akhirnya berpacaran sebelum saya pergi ke Belanda. Memiliki seorang Veve sebelum saya ke Belanda adalah hadiah dan berkat yang indah dalam hidup saya. Saya mengerti orang seperti apa Veve. Dia adalah orang yang takut akan Allah, dewasa iman, sabar, dan mau menemani dan menunggu saya selama saya studi di luar negeri. Sebelum kami berpacaran, saya sempatkan bicara mengenai rencana saya ke depan. Saya mengatakan bahwa impian saya adalah bisa mempunyai gelar S2 dan untuk itu saya harus studi ke luar negeri. Bahkan saya bertanya apakah Veve masih mau meneruskan hubungan ini ke jenjang berpacaran. Ternyata jawaban dari Veve adalah ya dan hal itu membuat saya lega dan sangat bersyukur.

Saya merasakan berkat Tuhan yang luar biasa dari Veve. Saya bisa merasa tenang meninggalkan Indonesia karena Veve adalah seorang yang setia. Saya mengenal komitmen dan karakternya selama Veve menjadi anggota di sebuah divisi yang saya pimpin. Saya pun juga berkomitmen untuk setia pada Veve. Banyak hubungan pacara kandas di tengah jalan oleh karena hubungan jarak jauh. Saya ke luar negeri selama 3 tahun (1 tahun di Belanda dan 2 tahun di Korea Selatan), saat itu saya hanya pulang setahun dua kali. Sekembali saya dari Korea Selatan saya kemudian bekerja di Jakarta dan Veve di Surabaya. Walaupun jaraknya bukan lagi antar benua namun tetap kami masih merasakan hubungan jarak jauh. Semuanya bisa kami lewati bersama Kristus. Seperti apa yang sudah saya katakan sebelumnya. Ketika Allah memulai suatu pekerjaan yang baik, dia akan meneruskan dan menyempurnakannya.

Kami sudah merasakan dan membuktikan bagaimana suatu hubungan akan kuat apabila Kristus hadir didalamnya. Faktor rasa saling percaya adalah hal yang terpenting. Seberapa besar kita percaya pada pasangan kita. Secara essensi, entah suatu hubungan dilalui dengan jarak jauh atau dekat, apabila Kristus tidak hadir didalamnya maka akan mudah sekali putus. (David)

Read More..

Part 2 : Dibalik setiap hal yang terjadi ada rencana Allah yang indah dan agung

Kita tidak akan pernah tahu bahwa apa yang kita alami telah membuat pengalaman unik tersendiri bersama Allah. Apa yang terjadi pada diri saya (TOEFL dan visa) adalah cukup luar biasa, walaupun jalan yang harus dilalui adalah terjal dan berbatu-batu. Tidak ada satupun perasaan yang lebih baik selain mengetahui bahwa Allah sangat menyayangi kita dan Ia ingin kita bertumbuh dalam suatu proses. Allah kita adalah Allah yang menyukai keteraturan dan di dalam keteraturan ada proses (tidak instan). Oleh karena itu, apabila kita masih sering mengalami ujian iman, bersyukurlah karena itu tandanya Allah menganggap kita sebagai anakNya. Dia adalah seorang Bapa yang akan terus mendisiplinkan anakNya.


Pada tahun 2004 1 bulan setelah lulus dari Universitas Kristen Petra, saya kembali mencari peluang beasiswa S2 di luar negeri. Ada beberapa pilihan S2 namun semuanya tanpa beasiswa. Kemudian saya menemukan S2 geoteknik di Busan, Korea Selatan (Dongseo University). Sekolah yang mungkin tidak terlalu terkenal, namun karena sekolah tersebut menawarkan full-scholarship + living and accommodation costs, kemudian saya langsung mengirim aplikasi. Sebulan setelah mengirim aplikasi, saya mendapatkan berita bahwa saya diterima. Pengurusan visa ke Korea Selatan berlangsung cepat dan mudah (tidak serumit waktu ke Belanda). Saya mendapatkan visa tepat waktu dan datang ke Korea Selatan tepat waktu. Sesampainya disana saya merasakan frustasi karena tidak seperti apa yang saya bayangkan. Program S2 ini masih baru jadi masih banyak ketidaksempurnaan disana-sini. Yang membuat saya sedih adalah saya merasa asing dan kurang senang dengan suasana di sana. Mahasiswa-mahasiswa Korea terlihat angkuh dan sombong, budaya senioritas Korea yang kental, benar-benar berbeda dengan Belanda. Bahasa Inggris mereka juga tidak bagus dan banyak masalah dengan komunikasi. Professor saya yang cenderung menyerahkan saya kepada mahasiswa-mahasiswa Korea. Namun saya tetap memutuskan untuk tinggal di Korea dengan tujuan untuk lulus S2 dengan baik. Saya memutuskan untuk bertahan selama 2 tahun dan belajar sebanyak mungkin. Saya tidak mungkin kembali pulang ke Indonesia karena saya tidak kerasan.


Hidup di Korea saya jalani dengan susah, terutama karena saya paling muda dibandingkan dengan mahasiswa-mahasiswa Korea. Karena saya yang paling muda, saya adalah yang paling banyak disuruh-suruh, mulai dari membersihkan lab, ruang professor, sampai masuk paling pagi (09.00) dan pulang paling terakhir (23.00). Untuk proses belajar saya selalu diatas mahasiswa korea rata-rata karena referensinya memakai bahasa inggris. Akhirnya timbul iri dan ketidaksenangan. Yang paling tua minta dilayani (baca: diajari), yang muda harus mau dengan cara yang kasar. Saya harus bertahan hingga 2 tahun, itulah yang ada di pikiran saya.


Pada akhirnya saya lulus S2 di tahun 2006. Pada saat luluspun saya masih mempertanyakan ke Tuhan kenapa saya harus ke Korea. Di Korea saya tidak belajar secara intensif dari Professor, akan tetapi dilepas layaknya orang yang sudah mahir. Saya merasa tidak banyak belajar, satu hal yang saya pasti belajar hanya masalah kekuatan mental. Namun apa hubungan antar mental dan geoteknik? Saya ke Korea untuk belajar geoteknik bukan untuk belajar mengasah mental.


Sekarang saya sudah di Belanda berada di perusahaan dengan level geoteknik tertinggi di Belanda. Satu hal yang saya percaya adalah kalau saya tidak pernah ke Korea waktu itu, sangat mungkin sekali saya tidak berada di Belanda lagi sekarang. Saya percaya bahwa apapun yang terjadi pada hidup saya adalah sederetan peristiwa yang akan mengantar kita kepada rencanaNya yang indah. Apakah rencanaNya yang indah buat saya adalah bisa bekerja di Belanda? Saya rasa penafsiran saya terlalu dangkal untuk memahami itu. Saya akan bisa menjawab pertanyaanku kelak ketika saya berumur mungkin 40 atau 50 tahun dimana saya bisa melihat apa-apa yang sudah saya kerjakan.Yang pasti saya tetap percaya bahwa apa yang saya pelajari di Korea akan berguna kelak di masa datang. Semua ini adalah proses, cara Allah untuk mendidik anak-anak yang dikasihiNya. (David)


Read More..

Part 1: Tidak ada satupun yang terjadi tanpa Allah mengijinkannya

Tahun 2003 saya memutuskan untuk Studi di Belanda melalui suatu program double degree. Untuk itu saya diminta persyaratan TOEFL minimal 550. Akan tetapi bagaimanapun kerasnya saya berlatih dan belajar, skor TOEFL saya tidak pernah melebihi 510. Sampai mendekati deadline terakhir untuk pengumpulan berkas-berkas ke Belanda skor TOEFL saya masih belum mecukupi. Saat itu banyak dari teman-teman dan saudara-saudara saya menganjurkan untuk membuat certifikat TOEFL palsu supaya bisa mencapai 550. Namun saya menolak karena saya percaya bahwa kalau memang ada dalam rencana Allah saya bisa ke Belanda, Allah sendiri yang akan buka jalan. Ternyata hal itu benar. Akhirnya saya diterima dan bisa ke Belanda terlepas dari pertimbangan TOEFL. Saya kemudian teringat akan doa yang pernah saya panjatkan sebelum mengirim aplikasi Studi ke Belanda. Saya berkata,”Apabila aplikasi saya diterima biarlah ini merupakan tanda dari Allah sendiri bahwa ada rencana Allah untuk saya bisa Studi di Belanda”.

Saya percaya bahwa tidak satupun hal yang terjadi tanpa Allah mengijinkannya. Apabila Allah kemudian menyatakan kehendakNya, maka Allah secara tidak langsung atau tidak langsung memberitahukan rencanaNya terhadap kita. Ini ada suatu contoh bahwa tidak ada satupun yang terjadi tanpa Allah mengijinkannya. Bahkan pada detik-detik terakhirpun “menunggu” Allah menyatakan kehendakNya, Dia tidak akan pernah terlambat.





Setelah saya dinyatakan diterima oleh pihak Belanda, saya harus mengurus visa Studi dari Indonesia. Pengurusan visa studi saya memang lain dari pada yang lain (lebih sukar dan rumit) karena aplikasi saya memang agak terlambat dikirim oleh karena masalah TOEFL. Pada bulan Juli 2003 saya mendengar kabar dari pihak sekolah di Belanda semua permintaan visa dari Indonesia ditunda 3 bulan minimal oleh Belanda karena ada pengeboman di Hotel JW Marriott yang menewaskan seorang warga Belanda. Padahal program studi di Belanda dimulai awal bulan September 2003. Pihak sekolah di belanda sendiri memberitahukan bahwa kalau saya belum bisa mendapatkan visa sampai pertengahan September 2003 maka saya harus membatalkan studi saya ke Belanda. Waktu cukup cepat berlalu sampai pada tanggal 1 September 2003. Saya menghubungi berkali-kali pihak sekolah di Belanda (karena yang menguruskan visa adalah melalui pihak sekolah di Belanda) namun jawaban mereka selalu: belum ada visa. Pada minggu awal bulan September adalah deadline terakhir untuk menyerahkan form mata kuliah yang akan ambil semester itu. Saat itu banyak teman-teman yang bertanya kapan berangkat ke Belanda, hampir setiap hari, dan itu membuat saya malu dan frustasi karena saya sudah pernah bilang kalau akan ke Belanda. Saya tidak mau terkesan bahwa saya memaksakan diri dan melupakan Tuhan. Karena banyak sekali teman-teman sepelayanan mengira saya “memaksa” Tuhan.

Namun saya harus mengatakan hal ini: tidak ada satu manusiapun yang bisa memaksakan kehendaknya kepada Tuhan. Dia yang pegang kontrol atas kehidupan ini. Kitalah (manusia) yang harus tunduk dan berjalan dalam rencanaNya.

Saya berkata kepada Tuhan waktu itu, “Saya malu Tuhan”. Saya juga harus segera mengisi form studi untuk semester itu, karena kalau tidak...maka saya tidak bisa kuliah (menganggur) semester itu. Akhirnya saya putuskan dengan iman bahwa saya bisa ke Belanda dengan pemikiran satu hal: kalau Tuhan sudah meluluskan nilai TOEFL yang hanya 510 untuk bisa ke Belanda, maka itu merupakan suatu tanda dimana Tuhan sudah buka jalan dan dia akan terus membuka jalan. Karena saya pernah berdoa kepada Tuhan bahwa kalau memang jalan saya bukan di Belanda, maka biarlah pihak sekolah di Belanda menolak aplikasi saya. Namun yang terjadi adalah lain, Tuhan buka jalan ke Belanda dan itu harusnya sudah lebih dari cukup. Disinilah iman harusnya berperan. Bahkan iman saya masih harus diuji lagi dengan hal-hal yang luar biasa.

Pada saat itu sudah hari Rabu (sudah di pertengahan bulan September) dan hari Senin depan saya harus sudah berada di Belanda. Pada hari itu juga saya masih belum terima visa (pagi hari). Hari Senin sebelumnya saya mendapat kabar dari pihak sekolah di Belanda bahwa visa saya sudah jadi dan sedang “on the way” ke Indonesia. Akan tetapi sampai hari Rabu saya belum mendengar apa-apa. Pada keesokan harinya (Kamis) akhirnya saya dan papa saya memutuskan untuk pergi ke konsulat Belanda di Surabaya untuk meminta bantuan mengecek status visa saya. Apa yang saya dapat adalah diluar dugaan. Salah satu pegawai di kantor konsulat Belanda Surabaya malah memarahi kami dengan alasan kami terlalu percaya dengan omongan orang Belanda. Bahkan pegawai itu mengatakan bahwa mengurus visa itu susah, bahkan orang dari Jakartapun datang ke Surabaya karena pengurusan visa dari Surabaya diklaim lebih mudah. Pegawai yang marah-marah dengan kami juga menge-klaim bahwa dia memiliki koneksi kuat dengan konsulat di Jakarta, sehingga apa yang dia putuskan dan omongkan sama dengan keputusan dari konsulat di Jakarta. Kami (saya dan papa) memang mengatakan ke pegawai yang tadi bahwa kami ingin ke Jakarta. Namun pegawai itu dengan yakin berkata, “Kalau kalian tidak percaya omongan saya, silakan sekarang ke Jakarta dan kalian akan kembali pulang dengan tangan hampa dan berkata bahwa saya benar”.

Kami sudah tidak mau mendengar pembicaraan dia lagi, kami sangat kecewa dengan sikap konsulat Belanda di Surabaya: sama sekali tidak membantu. Akhirnya kami tetap memutuskan untuk pergi ke Jakarta dan setibanya di Jakarta kami mencoba untuk menghubungi NEC (Netherland Education Center) di Jakarta. Sebelumnya kami mendapat informasi bahwa kami bisa meminta bantuan tidak hanya lewat konsulat tetapi juga lewat NEC. Sesampainya kami di NEC Jakarta kami meminta bantuan seorang pegawai NEC yang cukup ramah dan baik untuk membantu kami. Tanpa kami duga, pegawai tersebut juga mempunya akses ke konsulat Belanda. Saya hanya berpikir bahwa hari Sabtu ini harus bisa berangkat apabila hari Senin depan harus sudah berada di Belanda dengan asumsi saya mendapat visa pada hari Jumat.

Hari itu (Kamis) kami masih di kantor NEC Jakarta menunggu status visa. Sementara pegawai yang ramah dan baik tadi masih terus mencoba menelepon untuk mendapatkan kejelasan status visa saya. Waktu saat itu menunjukkan pukul 14.50 dan saya diberitahu oleh pegawai tersebut bahwa konsulat Belanda di Jakarta untuk bagian visa buka hingga pukul 15.00 saja. Jadi kalau tidak ada jawaban dari konsulat Belanda di Jakarta hingga pukul 15.00, maka artinya tidak ada visa pada hari itu dan saya harus kembali minggu depannya. Akan tetapi hal itu tidak mungkin karena saya harus berada di Belanda pada hari Senin depan. Ketika waktu menunjukkan pukul 15.05 saya dan papa kaget. Saya berasumsi bahwa saya tidak bisa lagi ke Belanda. Papa saya terlihat lemas karena sudah keluar uang untuk ke Jakarta tapi tidak ada hasil. Waktu menunjukkan pukul 15.30, mungkin karena pegawai yang baik dan ramah agak sedih melihat kami, pegawai yang baik dan ramah mencoba kembali telepon konsulat Belanda di Jakarta. Telepon di terima, dan pegawai tersebut menanyakan pertanyaan yang sama, “Apakah visa David Setiawan Nugroho, umur 21 tahun sudah ada”. Orang yang dihubungi oleh pihak NEC mungkin sempat emosi karena NEC terus menanyakan hal yang sama. Setelah dicek sekali lagi ternyata visa saya baru saja ada di data base dan bisa diambil keesokan harinya (Jumat). Begitu mendengar kabar itu, saya kemudian bangkit dari tempat duduk dan memberitahu papa bahwa visa sudah ada dan bisa diambil besok. Papa kemudian menjadi lega. Kesusahan dan jerih payah kami pada saat itu tiba-tiba hilang dan kami merasakan kelegaan yang luar biasa. Saya percaya bahwa Tuhan sudah berkerja secara luar biasa dalam perkara ini dan jalanNya bukanlah jalan kita. Segala pekerjaan baik yang sudah Allah lakukan akan disempurnakanNya. Akhirnya pada hari Jumat saya datang ke konsulat Belanda di Jakarta dan pada hari Sabtu saya terbang ke Belanda. Di tahun 2004 saya bias lulus dengan nilai memuaskan. (David)

Read More..

The beginning of my story...

Seputuh tahun lalu saya termasuk salah satu sekian banyak orang yang mempunyai impian tinggi seperti layaknya orang yang baru mau masuk perguruan tinggi. Saya memilih Universitas Kristen Petra (UK Petra) untuk melanjutkan studi karena cukup terkenal dan nyaman (juga karena beragam paket beasiswa untuk murid-murid SMA berprestasi). Pilihan studi yang saya pilih waktu itu adalah teknik mesin dan teknik elektro. Dengan bekal nilai mata pelajaran Fisika yang baik, saya merasa tidak akan sukar kelak berjuang untuk lulus dengan nilai baik di teknik mesin atau elektro. Namun ternyata hasil test penempatan bakat minat UK Petra ternyata menunjukkan hasil lain. Saya baru tahu kalau saya lebih cocok masuk ke teknik sipil (menurut hasil test) daripada teknik mesin atau elektro. Bahkan saya tidak bisa untuk masuk ke jurusan teknik mesin ataupun elektro. Saya kemudian memilih teknik sipil dengan pertimbangan bahwa papa saya juga terlibat di bidang konstruksi kecil-kecilan. Walaupun nilai-nilai untuk Fisika statika (mata pelajaran pendukung utama teknik sipil) tidak sebagus Fisika untuk mesin dan elektro, namun saya tidak merasa bimbang dengan pilihan saya masuk teknik sipil. Selain tidak ada pilihan lain selain teknik sipil, saya juga percaya akan pimpinan Tuhan saat itu. Pilihan yang saya buat 10 tahun yang lalu telah membuat saya sekarang bisa bekerja sebagai seorang consultant geoteknik di Belanda. Mungkin teman-teman berpikir sekarang saya cukup enak di Belanda. Tidak seperti itu, disinipun biaya hidup jauh lebih tinggi dari Indonesia. Ada proses adaptasi yang sulit terutama untuk bahasa. Saya harus bekerja dua kali lebih berat dari orang Belanda karena saya sendiri masih belajar bahasa Belanda. Akan tetapi untuk apresiasi terhadap keilmuan memang lebih baik di Belanda. Satu hal yang harus kita tahu adalah bahwa tidak ada satu hal pun yang akan terjadi jika Allah tidak mengijinkannya. Sama seperti halnya ketika saya tidak bisa masuk jurusan yang saya pilih (mesin atau elektro), itu semua karena campur tangan Allah. Apa yang harus kita lakukan adalah mempercayai rencanaNya.

Rencana dan intervensi Allah dalam kehidupan manusia tidak bisa selalu kita pikir secara logika. Kita tidak perlu sibuk memikirkan atau memetakan bagaimana Allah bekerja dalam kehidupan kita dengan mempelajari doktrin-doktrin yang cukup sukar. Ada banyak orang yang berusaha mati-matian memetakan bagaimana Allah bekerja dalam hidup kita, namun akhirnya mengalami konflik antara logika manusia dan iman. Apa yang kemudian kita peroleh? Janganlah hendaknya kita disibukkan oleh hal-hal yang diluar kemampuan kita berpikir. Hal-hal yang diluar nalar atau logika hanya bisa dipahami dengan kacamata iman, dan tidak ada yang lain. Apa yang Allah ijinkan untuk kita ketahui dan mengerti secara logika adalah lebih dari cukup. Oleh karena itu, kita cukup percaya empat hal yang esensi dan penting dalam Kekristenan:

  1. Tidak ada satupun yang terjadi tanpa Allah mengijinkan.
  2. Dibalik setiap hal yang terjadi ada rencana Allah yang indah dan agung.
  3. Rencana dan intervensi Allah dalam hidup kita adalah untuk kebaikan kita.
  4. Allah adalah baik adanya.

NB: Each point above will be explained through the next article...



(by: David)

Read More..

Saturday 10 July 2010

I need you, Christ, in my life...



Problems in my life have never been over,

Anxious in my life is never depleted,

Every day I live with a heart whimpering,

My soul is crying…I need you, Christ, in my life.


My future lies blur and uncertain,

Many fear head off in front of me,

Many choices that make me confuse,

My heart calls out..I need you, Christ, in my life.


I know..nothing difficult for You, Christ,

I’m sure …I can face all my affliction,

I can get each new strength to solve all my problems,

But in doing so.. I need you, my Christ, in my life.


Christ, please strengthen my heart,

Christ, please hold fast my faith,

Christ, please let me see your miracle in my life,

Christ, I need you in my life.



by: veve

Read More..

Thursday 8 July 2010

Yesus Kekuatan kami

Yesus kekuatan kami...ini adalah kata-kata yang paling meneduhkan hati kami selama ini. Ditengah-tengah ketidak pastian, hanya DIA yang selalu menjadi sumber kekuatan kami.

Kami teringat bagaimana hubungan jarak jauh yang harus kami jalani selama hampir 7 tahun. Jika tanpa kekuatan DIA, kamipun tidak akan mampu untuk bertahan dan melaluinya. Bukan hanya masalah jarak yang kami hadapi saat itu, tapi juga masalah komunikasi didalam keluarga. Ada beberapa pihak dari keluarga yang tidak menyetujui hubungan kami, apa yang bisa kami lakukan???...kami hanya bisa berlutut dan berdoa, memohon belas kasihan dariNya untuk memberi jalan keluar yang terbaik didalam hubungan kami.


Kami secara pribadi tidak tahu lagi harus melakukan apa lagi selain berdoa, kami hanya dapat percaya dan pasrah padaNya. Kami selalu berharap bahwa didalam hubungan kami, pasangan lain bisa melihat betapa indahnya menjalin sebuah hubungan bersama denganNya. Semangat dan harapan itulah yang selalu kami bawa didalam doa-doa kami. Kami bertemu diudara untuk berdoa bersama, mendoakan apabila DIA memperkenankan ada orang-orang yang tidak menyetujui hubungan kami..supaya DIA terus memberi kekuatan kepada kami untuk tetap setia mendoakan mereka dan bukan membuat kami malah semakin jauh dariNya. Kami percaya bahwa DIA bisa mengubahkan hati siapapun itu, ketika DIA bisa mengubahkan seorang saulus menjadi paulus...DIA yang sama juga bisa mengubahkan siapapun...sesuai dengan kehendakNya. Dan...DIA benar-benar bekerja dengan ajaib pada akhirnya...doa bersama yang kami lakukan dengan setia dan tetesan air mata selama hampir 5 tahun, akhirnya dijawab dengan luar biasa. DIA memulihkan segala keadaan, pihak-pihak keluarga yang semula tidak setujupun akhirnya setuju dan menerima hubungan kami dengan sukacita dan merestui hubungan kami. Jadi...apalah kami??, kami tidak akan mampu jika tanpa DIA. Selain masalah keluarga, ada pula masalah lain yang menghadang hubungan kami yaitu...rasa kangen yang kadang tak tertahankan (selayaknya pasangan lain yang terpisahkanT_T). Kadang jika kami kangen tapi tidak bisa berkomunikasi / ada masalah dalam komunikasi...kami juga hanya bisa berdoa jarak jauh memohon agar DIA selalu menguatkan kami berdua dan biarlah DIA yang menjadi pengantara kami untuk menyampaikan betapa kami sangat kangen satu sama lain. Hanya DIA yang menjadi kekuatan kami sampai kami bisa membawa perjalanan pacaran lama yang cukup lama dan penuh dengan air mata sampai kepada pernikahan kudus...tanpa kekuatan dariNya, kami percaya bahwa kamipun tidak akan bisa melampaui semuanya.

Setelah perjalanan yang panjang, kami ternyata harus melalui fase kehidupan kami yang lain..yang bukan lebih mudah adanya, tapi penuh ketidak pastian juga didalamnya. Ketika kami diperhadapkan untuk memulai kehidupan rumah tangga kami dinegara orang, itu bukan suatu masalah yang mudah. Banyak orang yang mengira betapa enaknya hidup dinegara lain, namun tidaklah demikian adanya. Adaptasi besar yang terjadi, jauh dari keluarga, lingkungan dan budaya yang berbeda...itulah yang akan kami hadapi. Adakah kami bisa tetap setia pada iman kami ditengah-tengah lingkungan dan budaya bebas yang ada disekitar kami?, adakah kami bisa membesarkan anak-anak kami nantinya dengan tetap takut akan Tuhan?, adakah kami bisa menjadi berkat dimanapun kami berada?..pertanyaan-pertanyaan tersebut seringkali ada dibenak kami...jujur kami bingung, kami takut, kami kawatir, kami tidak tahu lagi harus melakukan apa untuk menjawab semua pertanyaan yang ada...tetapi kami tetap berani melangkah untuk membentuk keluarga dinegara lain karena kami yakin bahwa DIA yang telah menolong kami dengan luar biasa ketika masa-masa sulit kami dalam menjaga komitmen pacaran kami, DIA yang tidak akan pernah berubah dari sekarang sampai dengan selamanya...DIA pula yang akan menjadi kekuatan bagi kami untuk melalui kehidupan kami kedepannya. Ada banyak ketidak pastian mengenai apa yang terjadi didepan kami, tapi ada satu kepastian yang kami yakin bahwa Yesus adalah kekuatan dihidup kami...DIA tidak akan pernah meninggalkan kami.

Setiap orang yang melihat hubungan kami, mereka akan memuji adanya...namun itu semua terjadi bukan karena kami. Kami hanyalah alat di tanganNya, yang diijinkanNya untuk menjadi kesaksian bagi pasangan lain. Didunia ini semakin banyak orang yang tidak lagi percaya akan komitmen dalam berpacaran, namun kami membuktikan bahwa itu bukan cuma idealisme semata. Komitmen itu memang ada, komitmen itu bukan suatu hal yang usur, komitmen itu bukan cuma idealisme..kami membuktikannya sendiri. Namun, sekali lagi...semua itu ada bukan karena kekuatan kami, tapi karena kekuatanNya. Kami percaya bahwa apapun yang kita jalani didalam kehidupan ini akan menjadi hal yang sangat berdampak luar biasa apabila kita belajar untuk berjalan dan mengandalkan kekuatanNya didalam hidup kita. Namun seperti halnya orang lain / pasangan yang lain...kamipun secara pribadi merasakan sangat susahnya mengandalkanNya dalam segala aspek kehidupan ini, tapi karena kami tahu bahwa hanya itulah jawaban yang ada jika kami ingin melalui hidup ini dengan berkemenangan...jadi kami akan terus berusaha menghidupinya.

Pada akhirnya...hidup yang kami jalanipun masih sangat panjang, masih banyak cerita yang bisa kami tulis dan kami bagikan, masih banyak suka dan duka yang harus kami jalani...tapi kami akan terus belajar untuk 100% mempercayakan kehidupan kami padaNya bahwa DIA adalah kekuatan satu-satunya yang menopang kami. Setiap kali kami boleh menuliskan sebuah artikel akan kasihNya dan kekuatanNya dalam hidup kami...itu juga yang menjadi kekuatan bagi kami untuk melalui kehidupan kami kedepan. Kami berharap bahwa cerita singkat diatas juga bisa menjadi kekuatan bagi rekan-rekan sekalian. Kami tidak tahu apa yang menjadi masalah yang sedang rekan-rekan hadapi, tapi biarlah kita semua terus belajar untuk mempercayakan hidup kita padaNya. Hidup kita hanyalah seperti uap...kita tidak akan tahu kapan akan berakhir, tapi marilah kita tetap selalu setia padaNya sampai garis akhir kehidupan kita. Tetap setia untuk mempercayai bahwa Yesus adalah kekuatan hidup kita.

NB: Semoga lagu dibawah ini yang menguatkan kami, juga bisa menguatkan rekan-rekan sekalian !! sola gracia ^^



Read More..

Tuesday 6 July 2010

Love is not rude


Pada artikel kali ini, kami akan berusaha membahas mengenai kasih tidak berbuat kasar. Didalam beberapa artikel yang lain, kita telah belajar bahwa kasih tidak iri hati/cemburu (lawan iri hati adalah kepuasan/menerima keadaan yang ada), kasih tidak berbangga diri (lawan dari kebanggaan adalah kerendahan hati), dan saat ini kita akan belajar kasih tidak berbuat kasar (lawan dari kekasaran itu sendiri adalah rasa hormat). Kelihatannya sangat mudah untuk diucapkan bahwa jika kita mengasihi orang lain maka itu berarti kita tidak boleh berbuat kasar terhadap orang yang bersangkutan.... Namun, seberapa banyak dari kita bisa melatih diri kita untuk memberi hormat dan tidak berbuat kasar kepada : suami/ istri kita?, orang tua/anak kita?, guru/pendidik kita?, teman/sahabat kita?, bahkan pembantu kita dirumah??. Justru dengan hal-hal yang kecil/sepele, bagaimana kita menghormati orang-orang disekitar kita...yang hidup dekat dengan kita sangat susah untuk dilakukan...tapi kita cenderung malah ingin terlihat baik dengan berbuat baik, hormat, sopan, membantu terhadap masyarakat diluar kita (supaya orang menganggap kita baik dan penuh kasih adanya)...apakah itu benar??.......Benar / tidaknya kembali kepada hati nurani kita sebagai orang Kristen.

Kami berharap semoga artikel singkat yang akan kami paparkan di bawah ini bisa mengingat kita sekalian untuk kembali mengetahui apakah yang dimaksud dengan kasih tidak berbuat kasar dan bagaimana cara kita untuk mengasihi orang lain dengan menunjukkan rasa hormat, perhatian, sopan, dan memiliki sikap yang baik.






Menurut pendapat kami, ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk melatih diri kita mengasihi sesama kita tanpa berbuat kasar kepada mereka:

1. Belajar untuk melayani sesama kita dengan penuh pengertian, bukan tuntutan.
Bagaimana cara kita melayani orang lain dengan penuh pengertian?
a. Kita berusaha mengerti keadaan orang lain sebagaimana kita selalu ingin orang lain mengerti akan keadaan kita. Hal ini terungkap nyata juga didalam perintahNya yang terdapat dalam Luk 6:31 "Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka." Jadi jika kita tidak mau orang lain menuntut, agresif, dan merendahkan diri kita..janganlah kita melakukan hal-hal tersebut kepada orang lain.
b. Kita mencontoh pribadi Tuhan kita Yesus Kristus. Bagaimana DIA dengan penuh pengertian melayani orang lain seperti yang terdapat dalam Luk 7:36-50. Disana diceritakan bahwa ada seorang farisi bernama Simon mengundang Yesus untuk makan malam di rumahnya. Kemudian dikatakan juga nantinya bahwa ada seorang pelacur masuk ke kamar dan menangis. Tanpa mengatakan apa-apa, tetapi dengan tindakannya si pelacur itu menunjukkan betapa Yesus berarti baginya. Si pelacur tersebut membasahi kaki Yesus dengan air matanya, menyeka dengan rambutnya, mencium dan menuangkan parfum mahal pada kaki Yesus. Apa yang Yesus lakukan pada akhirnya?, Yesus ternyata mau menyentuh wanita yang kotor itu, menatap dirinya dan memperlakukannya tanpa penghinaan...DIA melayani wanita tersebut dengan penuh pengertian. Jika DIA yang penuh dengan keagungan dan kemuliaanNya mampu melayani orang yang telah dianggap salah satu sampah, najis, dan kotor dengan penuh pengertian dan kasih yang tidak kasar...apalah kita???. ..melalui cerita tersebut diatas , marilah kita terus belajar untuk mengasihi orang lain dengan cara melayani mereka tanpa tuntutan..siapa mereka, apapun kedudukan mereka, dan seberapa besar perbedaan mereka dengan kita!!

2. Belajar untuk menyadari bahwa kita dapat hidup sampai sekarang karena kasih karuniaNya.
Kita telah dikasihiNya (Ef 2:1-10). Kita yang penuh dengan dosa telah diselamatkanNya dengan darahNya di kayu salib. Seharusnya, perasaan kita yang telah dikasihiNya membuat kita lebih mudah untuk mengasihi orang lain..karena kita tahu bahwa tidak ada seorangpun didunia ini yang lebih baik dari orang lain (semua orang sama-sama berdosanya) dan semua orang butuh akan pengampunan. Tidak ada lagi orang yang patut direndahkan, diperlakukan dengan kasar dan tidak sopan adanya.

3. Belajar untuk tetap bersikap netral, lembut dan tidak menghakimi apabila kita berbeda pendapat dengan orang lain.
Didalam kehidupan sehari-hari, kita pasti sering diperhadapkan dengan orang-orang yang berbeda pendapat dengan kita.Perbedaan pendapat itu pasti ada karena kita unik adanya, setiap orang diciptakanNya dengan berbeda. Perbedaan pendapat itu secara sadar/pun tidak justru akan membuat kita berbuat kasar jika kita tidak bisa mengendalikan diri kita. Namun apabila kita melihat kembali kepada firmanNya, didalam Rom 14:12 dikatakan: "Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah"...maka kita semakin diingatkan kembali bahwa masing-masing dari kita harus bertanggung jawab pada diri kita sendiri, kita tidak harus bertanggung jawab kepada orang lain. Jadi apabila kita merasa orang lain salah dalam pendapatnya, tugas kita hanya mengingatkan mereka tanpa menghakimi kesalahan mereka karena kita juga bukan Tuhan. Kita boleh saja tidak setuju dengan orang lain tanpa menghakimi/berbuat yang tidak menyenangkan hati orang lain..tapi dengan kemurahan hati dan penerimaan dalam penyampaiannya.

Jadi pada akhirnya, bisa kami sampaikan.....Sebagaimana Yesus telah mengasihi kita yang nista,kotor dan berdosa ini..DIA bersedia mengampuni dosa-dosa kita, mengambil kita sebagai anak-anakNya dan memberikan karunia pengampunan kepada kita... oleh karena itu kita juga dipanggil untuk mengasihi sesama kita yang kita anggap rendah/kurang dari kita. Dengan kita berperilaku sopan, tidak kasar dan bahkan menghormati mereka didalam kita mengasihi mereka, niscaya hal tersebut akan semakin membuat mereka mengenal Tuhan kita Yesus Kristus melalui tindakan kita.

"A man reaps what he sows"-Galatian 6:7b



Read More..

Thursday 1 July 2010

Love is not proud



Dari gambar disamping..kita melihat ke dua burung yang berada pada kedudukkan yang berbeda. Apakah mereka saling membanggakan diri mereka sendiri?, apakah mereka bisa hidup dengan saling mengasihi meskipun kedudukkan/posisi mereka jauh berbeda?. Jika mereka bisa dengan senyum dan keceriaan hidup berdampingan tanpa saling berbangga diri...apakah kita sebagai manusia seharusnya bisa menjadi lebih baik dari mereka?, apakah kita bisa sedikit menyingkirkan keunggulan yang kita punya untuk mengasihi orang lain dengan tulus / tanpa membanggakan apapun yang kita miliki??

Dalam artikel kali ini kami akan berusaha membahas mengenai kasih tidak membanggakan diri sendiri. Perasaan bangga boleh saja kita miliki, namun yang bersifat positif dan membangun. Apabila kita bangga karena kita disebut anak-anak Allah, maka diharapkan kebanggaan itu bukan malah membuat kita merasa tinggi diatas angin, tapi malah membuat kita semakin hari semakin serupa denganNya sehingga mantaplah sebutan anak-anak Allah tersebut (bukan sekedar sebutan belaka). Namun pada hal yang sebaliknya, perasaan bangga yang berlebihan yang cenderung bersifat negatif akan membuat kita ingin dilayani daripada melayani, ingin kebutuhan kita dipenuhi daripada memberi orang lain, membuat kita menolak akan kebenaran bahwa tanpa kasih kita sebenarnya bukanlah apa-apa, dan bahkan menganggap diri kita bisa bertahan tanpa Tuhan (karena kita terlalu bangga dengan segala kemampuan yang kita miliki).






Sebenarnya sebuah kebanggaan itu sendiri adalah sebuah hal yang baik, yang dapat juga berubah menjadi tidak baik. Oleh karena itu kita harus sering mengevaluasi diri kita didalam terang kasihNya. Kita tahu dengan benar bahwa kasih adalah hal terbesar dalam hidup ini karena dengan kita memiliki kasih maka kita masih tetap bisa menjaga keseimbangan dalam hidup kita. Namun, kembali lagi..kasih seperti apa yang akan kita jaga, kita kembangkan, dan kita berikan kepada sesama kita???

Jika kita mencoba melihat kembali kepada perintahNya yang terdapat didalamLuk10:27, maka kita bisa melihat bahwa Tuhan sendiri mengajarkan kepada kita untuk mengasihi sesama manusia seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Jadi tidak ada seorangpun yang seharusnya menganggap dirinya lebih penting, lebih tinggi, lebih berkuasa daripada seorang yang lain. Diajarkan dengan jelas bahwa kita harus dengan rendah hati mengasihi sesama kita, bukan dengan kebanggaan yang berlebihan / keangkuhan hati.

Apabila kita membahas lebih jauh, kebanggaan itu sendiri lebih bersifat kompetitif, sedangkan kasih lebih bersifat koperasi. Bukan berarti sebuah persaingan adalah semuanya buruk, karena tidak semuanya begitu. Namun ketika tujuan hidup kita hanya untuk membuktikan bahwa kita lebih unggul daripada orang lain, disanalah mulailah kita membuat lobang dosa bagi diri kita sendiri. Kita mulai menyombongkan superioritas/keunggulan yang kita miliki, membandingkan diri kita dengan orang lain, dan bahkan menghancurkan kesempatan bagi diri kita untuk dikasihi dan mengasihi orang lain. Secara sadar/pun tidak, kita mulai memperluas kesenjangan antara diri kita dengan orang lain dan menghalalkan segala cara yang menguntungkan diri kita sendiri. Kita cenderung mau bergaul dengan orang-orang yang selevel dengan kita (sama-sama pandai, kaya, cantik/tampan,dll), dan mulailah kita membuat kesenjangan dengan orang lain. Disisi lain, jika kita bicara tentang kasih. Kasih adalah hal yang berlawanan dengan kebanggaan. Kasih justru ada untuk mempersempit kesenjangan antara diri kita dan orang lain. Orang-orang yang kaya mampu mengasihi orang lain yang miskin..itu malah akan membuat orang lain yang miskin tersebut merasa tidak rendah diri. Kita mampu membawa diri kita ke tingkat mereka, menjadi satu dengan mereka, dan menjadi berkat untuk mereka. Kristus adalah sesosok pribadi yang bisa dijadikan contoh. Bagaimana Kristus bisa membawa diriNya yg penuh dengan kemuliaan dan berkuasa itu untuk mau datang dan melayani manusia yang berdosa, penuh dengan cacat dan nista seperti kita.

Jadi janganlah kita bangga dengan apa yang telah kita capai, tetapi malah hal itu harusnya membuat kita menjadi rendah hati karena kita tahu bahwa kita punya itu semua dari Tuhan, dan marilah kita berbagi kasih dengan orang lain. Kasih bukanlah sebuah kebanggaan bahwa kita memiliki apa yang beberapa orang lain tidak memiliki, tapi bangga bahwa kita memiliki apa yang dapat dibagi dengan orang lain sehingga semua orang dapat merasakan kasih Allah yang telah kita terima.

Kesimpulan: Bagaimanakah cara kita untuk mengasihi orang lain tanpa membanggakan diri kita??
1. Akuilah keberadaanNya maka itu akan secara tidak langsung dapat membantu kita untuk menghilangkan kebanggan diri kita yang fana.
2. Terus agungkan Tuhan dalam segala kebanggaan yang kita miliki karena semua yang kita miliki berasal dariNya.
3. Evaluasi diri secara terus menerus sehingga kita bisa cepat berbalik apabila kita telah mulai keluar dari terang kasihNya.

Semoga pembahasan singkat dari kami diatas ,yang kami dapat dari kotbah/buku yang pernah kami baca, bisa menjadi bahan perenungan kita bersama.

Keep relying on God,
Keep being humble in His grace,

Keep loving others with agape...coz agape destroys our pride




Read More..
Our Journey © 2008 Por *Templates para Você*