"Love is not easily angered"-dapat kami artikan sebagai kasih tidak mudah marah. Dalam memahami bentuk kasih yang satu ini sangatlah susah karena ada banyak hal yang dapat memicu kita untuk lekas marah pada orang lain, dari kejadian terkecilpun karena kesalah pahaman bisa memunculkan amarah yang kemudian lambat laun menjadi hal besar dan bahkan tidak jarang menimbulkan dendam dan sakit hati. Semua orang pasti pernah menjadi marah bahkan kadang sampai kehilangan kesabaran dan mulai bereaksi tanpa berpikir panjang. Karena kemarahan itupun tidak jarang akan mendorong kita untuk berkata dan melakukan hal-hal yang biasanya tidak pernah kita lakukan (bahkan bisa juga mengarah pada kekerasan fisik). Dan ketika kita mulai kehilangan kendali atas pikiran dan perasaan kita,kita menjadi lekas marah, maka kemarahan itu dapat merusak kasih yang kita bangun dengan orang lain (baik dalam hubungan sebagai sahabat, teman, orang tua-anak, suami-istri,dll).
Ketika kita mengetahui dengan benar bahwa DIA mengajarkan kepada kita bahwa kasih tidak mudah marah itu berati bahwa kita diajarkan untuk tidak mudah tersinggung, mudah terprovokasi, marah, curiga bahkan peka terhadap perasaan kita. Kita belajar untuk bagaimana lambat untuk marah (tidak membiarkan hal-hal kecil yang tidak sejalan dengan kita membuat kita "marah"), bagaimana untuk memahami orang lain dengan menempatkan diri kita pada sepatu orang lain, bagaimana untuk mendengarkan, dan bagaimana memadamkan amarah kita sebelum matahari terbenam(Ef4:26).
Ketika kita mudah terprovokasi, mulailah kita tanpa sadar menunjukkan kurangnya kontrol pada diri kita sendiri dan kurangnya kepercayaan kita pada Tuhan...dan disaat itulah kemarahan mulai muncul serta dosapun mulai datang menghidapi kita. Kemarahan tersebut juga tidak jarang akan membawa kita nantinya kepada kepahitan kepada orang lain bahwa terlebih besar nantinya kita akan terprovokasi untuk menghancurkan orang lain (orang yang tidak kita sukai tersebut). Karena begitu besarnya akibat yang disebabkan oleh kemarahan maka baiklah kita sama-sama belajar untuk memupuk iman kita dengan kasih dariNya. Kasih dariNya tersebut akan menghilangkan segala keraguan, ketakutan bahkan frustasi yang akan membawa kia pada kemarahan dan merugikan orang lain. DIA adalah figur teladan kasih yang sempurna bagi kita. DIApun pernah marah, namun bagaimanapun DIA dapat mengendalikan kemarahanNya dan tidak berbuat dosa (Mark3:5,Yoh2:15).
Ada beberapa hal yang bisa kita perhatikan bersama sehingga kita mampu mengendalikan kemarahan kita:
1. Kita hanyalah manusia yang tidak sempurna.
Kita semua pasti melakukan kesalahan, tapi bagaimana kita dapat melatih diri kita untuk bertanggung jawab terhadap kesalahan yang kita perbuat. Belajar untuk melatih diri kita meminta maaf atas segala kesalahan yang ada, dan bukan malah berusaha mencari kesalahan orang lain guna menutupi kesalahan kita. Dan karena ketidak sempurnaan kita maka tidak ada alasan bagi kita untuk menyalahkan/menghakimi orang lain akan kesalahan mereka (karena tidak ada satupun diantara kita yang tidak pernah tidak berbuat salah). Karena ketidak sempurna kita itulah,DIA mengingatkan kita kembali untuk cepat mendengar namun lambat untuk marah karena amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran dihadapanNya (Yak1:19-20).
2.Kita memiliki Bapa yang panjang sabar.
Bahkan dengan kesabaranNya yang luar biasa itulah, DIA sampai menyerahkan anakNya yang tunggal untuk menebus dosa-dosa kita. Kita yang setiap hari,bahkan setiap detik sering melakukan kesalahan dihadapanNya, namun DIA dengan kesabaranNya mau mengerti kita dan menuntun kita untuk kembali kejalanNya bahkan dengan tiada bosannya mengingatkan kita jika kita bersalah. Melalui kasih dan pengampunanNya yang telah DIA beri tiada henti pada kita, marilah kita terus belajar dariNya untuk melatih diri kita tidak mudah marah terhadap kesalahan orang lain.
3. Terus melekat padaNya.
Dengan kita melekat padaNya, kita bisa menjalankan firmanNya dengan baik dalam hidup kita (Ams19:11). Ketika kita berjalan dalam persekutuan dengan Dia, kita ingat bahwa kita hanyalah manusia yang tidak sempurna. Kitapun boleh belajar untuk mengisi hati kita dengan Kristus sehingga kita lambat untuk marah dalam setiap hubungan kita terhadap orang lain.
"A love relationship with Jesus Christ enables us to be a blessing to others
"
His love never ends and flows like a river
12 years ago

Print this page
0 comments:
Post a Comment