Didalam kehidupan ini,tidak jarang kita tanpa sadar menghakimi seseorang tanpa peduli bagaimana keadaan yang dihadapi orang yang bersangkutan/bagaimana perasaan dari orang yang bersangkutan. Kamipun pernah secara tidak sadar berbuat demikian
.
"Menghakimi seseorang" dapat kami katakan sebagai kebiasaan,yang tidak jarang jika terus kita pupuk maka akan menjadi karakter kita. Kita tidak lagi dapat memandang secara positif kepada kelemahan/kelebihan orang lain,kita selalu berusaha mencari sisi negatif/kesalahan orang lain,bahkan kita terus mengingat sisi buruk orang terus tanpa mau belajar untuk memaafkan dan melupakannya. Apakah kita sebagai anak-anak Tuhan terus mempertahankan kebiasaan-kebiasaan demikian?...iya/tidak tentu saja bergantung dari diri kita sendiri,apakah kita mau berubah/tidak juga bergantung dari kemauan kita sendiri. Tuhan dengan sangat baik telah memberi Roh Kudus yang terus mengingatkan kita ketika kita sudah berada diluar jalur yang benar (dikala kita sudah mulai menghakimi orang lain). Namun, semuanya tidak akan berguna apabila kita tidak lagi mau mendengar suara Roh Kudus bahkan mematikan kuasa Roh Kudus tersebut dengan terus melakukan kesalahan yang sama (terus menghakimi dan tidak mau memaafkan orang lain).
Dari renungan yang kami dapatkan hari ini, ada beberapa cara yang mungkin dapat kita perbuat sehingga kita bisa mulai menghilangkan kebiasaan untuk menghakimi dan mulai memaafkan sesama kita:
1. Marilah kita belajar untuk memprogram ulang cara pandang kita terhadap orang lain. Bahwa setiap orang berbeda adanya, tidak ada yang sama satu dengan yang lainnya. Mereka memiliki keunikan masing-masing. Menanamkan dalam diri kita masing-masing bahwa setiap orang dibentuk menurut gambar dan citra Allah, sehingga penghargaan terhadap pribadi orang lain yang berbeda dari kita muncul dengan sendirinya. Dan tak lupa pula mengucap syukur bahwa kita masih diijinkan untuk juga dibentuk menurut gambar dan rupaNya,hal tersebut juga akan membuat kita terus dapat berpikir positif dengan setiap orang yang kita temui dalam kehidupan kita.
2. Berani untuk terus mengaku salah dan meminta maaf apabila kita secara sengaja/tidak sengaja sudah menyakiti hati sesama kita. Terlepas dari orang lain mau memaafkan diri kita/tidak..itu adalah tanggung jawab mereka sendiri denganNya. Belajar untuk mengakui adalah hal yang sukar, namun belajar untuk memaafkan adalah hal yang lebih sukar lagi. Dengan mengakui kesalahan maka kita belajar untuk bertanggung jawab terhadap apapun yang kita perbuat. Dan dengan memaafkan maka kita belajar bagaimana menerapkan kasih agape (kasihNya yang besar yang telah mati dikayu salib demi menebus dosa-dosa kita).
3. Tetap memberikan waktu bagi diri kita untuk berdoa. Mengijinkan Tuhan mengkoreksi kehidupan kita selama 1 hari melalui doa-doa kita sehingga kita selalu cepat sadar apabila telah melakukan tindakan yang salah dalam 1 hari yang telah berlalu. Entah tindakan yang salah karena sudah menghakimi orang lain/tidak memaafkan kesalahan orang lain.
4. Terus mengingat firmanNya dlm Matius7:1-2 bahwa dengan menghakimi orang lain,maka kitapun akan dihakimi pula dan ukuran yang kita pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepada kita. Sebagai contoh: Seorang ibu yang berkata kepada anaknya, "Nak,jika kamu memberitahu kepada temanmu,"kamu jelek!"...temanmupun pasti akan memberitahu kamu "kamu juga jelek". Namun, jika kamu mengatakan kepadanya: "aku ingin menjadi temanmu!"...diapun pasti akan memberitahukanmu "aku juga ingin menjadi berteman denganmu". Dari contoh sederhana diatas, kitapun dapat menarik kesimpulan bahwa sebelum kita mulai mengatakan apapun kepada orang lain(menghakimi), katakanlah dahulu pada diri kita..apakah kita mau dan siap menerima perkataan tersebut??. Tuhan juga dapat menghakimi kita melalui orang-orang disekitar kita. Jadi tetap mengingat bahwa penilaian terhadap orang lain akan mengarah kembali kepada kita.
5. Tetap mengingat bahwa hanya Tuhan yang mempunyai hak untuk menghakimi kita-manusia. Pada akhir hidup kita, kitapun akan dinilai oleh Allah. Apabila kita pernah menghakimi orang lain, kitapun akan dihakimi menurut ukuran yang sama yang kita ukurkan kepada orang lain. Jadi...bentuk penilaian seperti apa yang kita inginkan dalam penghakiman terakhir nanti?, Jenis penilaian seperti apa yang kita inginkan dalam hidup ini?..Penilaian seperti apapun kita,kita harus berlakukan yang sama pula terhadap orang lain.
Semoga renungan yang kami dapatkan dan berusaha kami bagikan hari ini bukan hanya dapat bermanfaat bagi hidup kami, namun juga dapat bermaanfaatkan bagi rekan-rekan yang membaca artikel kami
.
Bible's passage for the article above:
"Judge not, and ye shall not be judged. Condemn not, and ye shall not be condemned. Forgive, and ye shall be forgiven. Give, and it shall be given unto you: good measure, pressed down and shaken together and running over, shall men give into your bosom. For with the same measure that ye mete, therewith it shall be measured to you again." (luke6:37-38-KJV version)
His love never ends and flows like a river
12 years ago

Print this page
0 comments:
Post a Comment