Our Wedding Path ♥

Daisypath Anniversary tickers

Our Baby ♥

Lilypie First Birthday tickers

Tuesday, 21 September 2010

Are you ready to get married???

Setiap dari pasangan pasti ingin mendambakan sebuah pernikahan yang sempurna. Kamipun dulu juga mengalaminya. Kami berusaha mencari informasi untuk mempersiapkan segalanya. Bagi kami pernikahan yang terpenting bukanlah pesta pernikahan yang meriah dan megah, namun bagaimana kami bisa menjalani komitmen pernikahan kami nantinya dengan tetap takut akan Tuhan sampai maut memisahkan kami.

Sebelum kami menikah, kami tentu saja mengikuti persiapan pernikahan. Kami sudah menjalani LDR (Long Distance Relationship) yang cukup lama. Memang kami bertemu setiap tahun (dimanapun jauhnya kami berada, kami meluangkan waktu masing-masing untuk saling bertemu dan bertatap muka langsung), kami juga terus membawa hubungan kami dalam doa (kami bertemu di udara setiap malam), dan kami terus berusaha membangun komunikasi melalui email/chating. Tapi semuanya kami rasa belum juga cukup..kami masih membutuhkan bimbingan pra-nikah. Di dalam bimbingan pra-nikah yang kami jalani bersama, kami mendapatkan wawasan lebih dari para hamba Tuhan/pengalaman orang yang sudah menikah bagaimana menyesuaikan diri (karena kita berasal dari 2 pribadi yang berbeda,dan akhirnya kita hidup bersama-sama), persoalan yang mungkin timbul, mengatasi masalah sex, menumbuhkan cinta dan membangun keluarga yang takut akan Tuhan. Jadi bagi rekan-rekan yang sudah meyakinkan diri untuk menikah, jangan lupa untuk mengikuti bimbingan pra-nikahpeace. Jangan jadikan hal tersebut sebagai kewajiban namun sebagai anugerah dariNya karena akan ada banyak wawasan yang bisa diambil melalui bimbingan pra-nikah tersebut.



Namun bagi pasangan yang masih bingung/ragu dengan apakah sudah siap/tidak untuk menikah. Kami akan menyampaikan pengalaman yang kami dapatkan dan dapat kami bagikan sebagai berikut:
Menurut pendapat kami, bagaimana masa-masa pacaran kita juga menentukan kesiapan kita untuk menikah. Pada saat pacaran sebaiknya kita mulai mengenal calon pasangan kita dengan mendalam. Mengenal kepribadiannya, karakternya, latar belakangnya, visi dan misi hidupnya. Dan mulai menanyakan dalam diri kita,"apakah kita bisa hidup dengan dia seumur hidup kita?, apakah kita bisa tetap menyayanginya dikala dia nanti mulai berubah sejalan dengan umur yang semakin bertambah?". Untuk pasangan LDR memang cukup mendapat banyak tantangan untuk mempraktekan hal-hal diatas karena terbentur masalah jarak yang memisahkan. Kamipun dulu memang sebelum LRD, sudah mengenal satu sama lain, mulai bersahabat dan mempergumulkan...bahkan sampai jadian. Kami masih mendapat sedikit waktu bersama sebelum mempersiapkan hati untuk hubungan LDR. Namun ketika hubungan LDR sudah berjalan...banyak tantanganpun mulai kami hadapi..tapi cara menyelesaikan semua tantangan tersebut hanya satu: memperkuat hubungan kita masing-masing denganNya dan terus berkomunikasi. Untuk pasangan LDR bisa mengenal calon pasangan dengan mempersering intensitas komunikasi yang ada. Jika ada waktu,cobalah untuk mengusahkan chating dengan webcam karena wajah/tingkah laku langsung lebih efektif untuk mengetahui isi hati seseorang (meskipun tidak seefektif tatap muka langsung, tapi setidaknya itu usaha yang dapat kita lakukan).

Ada beberapa pertanyaan yang menurut kami mungkin bisa membantu kita sekalian untuk menjawab apakah kita sudah siap/tidak untuk menikah??
1. Apakah kita dan calon pasangan kita sudah memandang pernikahan dari sudut pandang yang sama?, dari sudut pandang kristiani?. Siapkan kita untuk melaksanakan kehendakNya dalam kehidupan pernikahan kita nantinya?.
2. Apakah kita sudah mengenal diri kita dengan baik?, siapakah diri kita?. Apakah kita dapat menjalin hubungan yang baik dengan orang lain?, Sudahkah diri kita dan pasangan kita mengenal pribadi satu dengan yang lain?.
3. Bagaimana intensitas komunikasi yang kita jalin dengan calon kita selama ini?. Apakah kita sanggup untuk hidup dengan calon kita dengan gaya komunikasi yang ada seumur hidup kita?.
4. Bagaimana cara kita dan calon kita menangani permasalahan selama masa berpacaran?. Adakah saling mengalah dan memaafkan?. Mampukah diri kita menghadapi kemarahan calon kita?. Mampukah diri kita mengatur emosi kita dalam menghadapi tingkah laku calon kita?. Siapkah kita bersama calon kita menghadapi setiap masalah dengan bersama-sama dan tidak terpisahkan?
5. Sanggupkah kita dan calon kita mempertahankan komitmen yang ada sampai seumur hidup kita?.
6. Apakah harapan dan keinginan kita untuk mendirikan sebuah keluarga dan mendidik anak-anak kita nantinya sejalan dengan pemikiran calon kita?
7. Siapkah kita memikul beban pasangan kita?, mendukungnya ketika calon kita jatuh?, memahaminya ketika dia seorang diri?, menghibur dan memberi kekuatan ketika dia mulai putus asa?, serta tiada henti berdoa untuknya dalam keadaan apapun?.
8. Apakah pernikahan yang ada nantinya kita jalani dengan sukacita/dengan paksaan?. Sembari mengingat bahwa pernikahan tidak dapat dipisahkan oleh apapun, hanya maut dapat memisahkan hubungan yang ada. Namun pernikahan itu sendiri utuh didalam kasih Kristus.
9. Apakah kita sudah siap untuk terus berusaha menjalankan hubungan Kristus dan jemaat dalam hubungan kita?. Jika kita pihak wanita:Apakah kita(sebagai calon istri)mau belajar tunduk kepada calon kita sama seperti jemaat tunduk kepada Kristus (sebagai suami kita)?. Jika kita pihak laki-laki:Apakah kita sanggup mengasihi ((sebagai calon suami) pasangan kita (sebagai calon istri kita)dengan kasih yang tidak berkesudahan sama seperti Kristus mengasihi jemaat?

Pertanyaan dia atas tentu saja bukan menjadi ukuran bagi kita siap/tidak untuk menikah, namun setidaknya bisa membantu setiap kita yang mungkin masih ragu dengan pernikahan kita. Ketika semua pertanyaan diatas bisa dijawab dengan kesepakatan dengan calon kita, maka kita bisa mulai memikirkan pernikahan kita ...namun tetap bergantung penuh padaNya. Namun, apabila sebaliknya, maka mungkin saatnya kita dan calon kita sama-sama mengambil waktu untuk mengevaluasi pribadi masing-masing. Apakah memang kita dan calon kita sudah benar-benar siap untuk menikah?..tetapi tetap semuanya ada dalam kehendakNya.

Menurut pendapat kami, hal yang terpenting didalam sebuah hubungan adalah kita dan calon kita harus mempunyai hati yang sungguh-sungguh takut dan taat akan Tuhan. Setiap orang yang takut akan Tuhan bagaimapaun juga akan memperbaiki diri dan melaksanakan perintah-perintah Tuhan, itulah fondasi yang terutama dalam sebuah hubungan. Sebuah hubungan bisa dikatakan sukses, bukan dari orang lain yang memandangan langgengnya hubungan tersebut tetapi bagaimana Tuhan memandang hubungan kita (memandang komitmen pacaran kita,komitmen pernikahan bahkan sampai komitmen kita dalam membentuk rumah tangga dan mendidik anak-anak kita nantinya).

Dari beberapa hal yang dapat kami bagikan diatas bukan karena kami pakar pernikahan namun kami dapat hal-hal tersebut melalui pengalaman hidup kami dan berbagai buku yang pernah kami baca dan renungkan bersama. Kamipun menyadari dengan jelas sebagai pasangan yang bisa dikatakan baru menikah, ada banyak yang masih harus kami perbaiki dalam hubungan kami. Kami tidak dapat bermegah melalui hubungan kami, tapi kami ingin bermegah didalamNya yang sudah melakukan hal-hal yang sangat luar biasa didalam hubungan kami. Oleh karena itu kami terus dan terus..bahkan selamanya akan bergantung padaNya, terus mencari kehendakNya didalam hubungan kami supaya kami tetap bisa terus belajar menumbuhkan kasih agape diantara kami dari hari ke hari. Bagaimanapun hubungan yang kita bina tidak akan sempurna tanpa campur tangan Tuhan didalamnya. Jadi saran kami adalah: tetaplah melekatlah padanya bersama dengan calon kita..maka kita akan melihat rencanaNya yang sempurna bagi hubungan kita. Bagi kami sekali lagi, pernikahan adalah seperti sebuah bentuk pendidikan..kamipun tidak akan pernah berhenti belajar satu sama lain dan saling mendewasakan satu sama lain. Dan si pendidik kami itupun adalah Kristus...DIA yang menjadi dasar dari komitmen hubungan kami dan kepala dalam hubungan kami.

If God is calling you to marry, He wants to join you to someone with whom you can build a strong, godly home filled with love and grace- a home that exalts Jesus Christ as Lord and a harmony in vision and purpose
angel

0 comments:

Our Journey © 2008 Por *Templates para Você*