James,10tahun dan Jack,8tahun adalah 2 bersaudara. Mereka memang bersaudara, namun dengan sifat yang sangat bertolak belakang. James dari kecil memang dikenal sebagai anak yang tulus, tidak pernah nakal, selalu taat kepada orang tuanya. Sedangkan Jack yang dari kecil terkenal nakal dan selalu membantah orang tuanya.
Suatu ketika mereka diajak ibunya ke supermarket..
"James, Jack..kalian harus bersikap baik disupermarket ya. Tolong jangan membuat keributan dan jangan menganggu orang lain..terutama kamu Jack",kata Ibu dengan tegas.
"Baik Bu, saya akan berusaha menjaga diri..demikian pula mengawasi Jack", jawab James dengan penuh kedewasaan.
"Sip Bu..siap grakkk",jawab Jack tanpa keseriusan.
Selama berbelanja memang Jack diam-diam saja, namun dibalik itu dia tetap memikirkan cara untuk mengodai dan mempermalukan kakaknya si James. Akhirnya dia menemukan cara jitu untuk membuat James dipermalukan. Jack secara diam-diam mengambil sebatang coklat dirak dan secara diam-diam pula meletakkan coklat itu dikantong James.
Jamespun tidak sadar karena dia sibuk didepan rak coklat. James memang sangat serius jika melihat coklat karena dia senang sekali dengan coklat. Akhirnya James mengambil sebuah coklat kesenangannya..dan ditaruhlah di kereta belanjaan Ibunya.
Setelah sesaat Ibunya sudah membayar...mereka kemudian keluar dari supermarket tersebut dan melewati pintu keluar. Ternyata sirine pada pintu tersebut berbunyi, berarti ada yang mencuri barang dari supermarket tersebut. Ibupun terkejut.
"Jack, James..apakah kalian mengambil barang tanpa membayarnya?, tanya Ibu dengan sedikit marah..terutama pandangan tajam diarahkan kepada Jack.
"Ibu, saya tidak mengambil apapun..semua yang saya ambil sudah saya letakkan di keranjang belanjaan Ibu", sahut James dengan sangat jujur dan polos.
"Iya James ibu tahu...tapi kamu Jack??,kamu bagaimana?, tanya Ibu dengan sedikit emosi.
"Saya..saya juga tidak mengambil apa-apa. Sungguh Bu..!!",jawab Jack sambil merogoh kantong celananya yang memang kosong.
"Sudahlah Bu..saya akan memeriksa anak Ibu dulu untuk memastikan bahwa anak-anak Ibu tidak ada yang mencuri", kata petugas keamanan dengan tegas.
.....sesaat setelah diperiksa ...ternyata di kantong celana James ada sebatang coklat kecil.
James kaget dan bingung, Ibu juga bingung dan tidak bisa berbuat apa-apa...banyak orang-orang yang melihat mereka.
Namun Jack yang sudah melakukan kejahatan tersebut dengan mencurinya kemudian meletakannya di kantong James..hanya diam dan tertawa.
Dari cerita pendek diatas, itukah kasih?, dengan melihat ketidakadilan terjadi namun hanya diam dan senang melihatnya?,bahkan bersukacita justru karena ketidakbenaran terjadi?,atau bahkan senang karena sudah menjerumuskan orang lain dalam ketidakadilan?,tentulah bukan begitulah karakter kasih...karena KASIH tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran (1Kor13:6)
Ditengah-tengah dunia yang makin bobrok inipun, kitapun diingatkan kembali untuk memancarkan kasih kita kepada sesama kita. Seberapa pedulikah kita untuk mengasihi sesama kita dengan tidak mengabaikan mereka/mendorong tindakan-tindakan mereka yang salah?,seberapa beranikah untuk menunjukkan kasih kita dengan menyatakan kebenaran?
Semua pertanyaan diatas kiranya menjadi evaluasi kita bersama, apakah kita sudah benar-benar mengasihi sesama kita selama ini.
Kasih itu sendiri selain tidak mendorong atau mengabaikan ketidakadilan, tetapi juga selalu mendorong untuk melakukan apa yang benar. Namun ada banyak hal diduni ini yang mampu mendorong kita menjauhi apa yang benar, contoh: pada saat kita sedang jalan-jalan santai kemudian kita menemukan dompet yang terjatuh di jalan yang sedang kita lalui. Terdapat banyak uang di dompet itu, namun tidak ada kartu identitas bahkan foto pemiliknya didalamnya. Apakah kita tetap membawa dompet itu ke kantor polisi?/mengambil uang didompet tersebut kemudian meninggalkannya?/atau berlagak tidak tahu dan meninggalkan dompet itu?.Hal-hal sekecil itulah yang kadang "tidak langsung" menggoda kita untuk melakukan yang tidak benar, padahal kita tahu bahwa yang benar adalah membawa dompet itu ke kantor polisi, tapi kadang karena kita tidak mau pusing-pusing maka cukup berlagak tidak tahu daripada malah menambah daftar panjang urusan akibat menemukan dompet yang tak dikenal tersebut. Kadang-kadang memang untuk melakukan apa yang benar terlihat sangat sukar dan mungkin akan lebih mahal harganya, tetapi melakukan hal yang salahpun pada akhirnya juga justru tak kalah akan lebih mahal harga yang harus kita bayar. So which one do we choose???
Didlam 2 Tim3:16, kita sebagai anak-anakNya memiliki pegangan yang kuat untuk terus hidup benar didalamNya karena firmanNya dan Roh Kudus yang terus membimbing kita untuk hidup benar. Namun tidak hanya disitu saja, karena kitapun dipanggil untuk menyatakan kebenaran pada sekeliling kita -"Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan "hari ini", supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa",Ibr3:13. Dan menasehati disini tentu saja bukan kita kemudian mengurui/memaksa seseorang/berlagak sok benar dihadapan orang lain, tetapi dengan penuh kasih,melalui
persahabatan,tindakan kita dan doa tentunya. Jadi..Apakah kita sudah mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang benar?,Pertanyaannya adalah:.!??. Apakah kita sudah melakukannya???
Blessed is the one who does not walk in step with the wicked/stand in the way that sinners take/sit in the company of mockers, but whose delight is in the law of the LORD, and who meditates on his law day and night (NIV/Psalm1:1-2)
His love never ends and flows like a river
12 years ago

Print this page
0 comments:
Post a Comment