Penantian adalah masa-masa yang paling berat. Ada banyak keraguan dan keputusasaan yang mungkin muncul dikala masa menanti itu. Hal tersebutlah yang saya alami selama ini. Saya juga belum mengerti mengapa Tuhan selalu memperhadapkan saya dengan masalah penantian. Saya telah diprosesnya untuk menanti ketika masa berpacaran jarak jauh selama kurang lebih 6 tahun, dan sekarang Tuhanpun berbaik hati mendidik saya untuk menantikan buah hati
. Namun kali ini, saya akan mensharingkan mengenai masa penantian buah hati saya...
Sejujurnyapun saya merasakan setiap bulan seakan menjadi semakin berat. Apalagi jika melihat teman-teman lain yang menikah lebih dahulu dari saya namun sudah hamil duluan dan beberapa teman yang menyapa serta menanyakan kapan saya hamil?, ayo cepat hamil...kata-kata yang mungkin sederhana, namun begitu menusuk persaan saya. Saya sudah berdoa dan menangis dengan keras untuk memohon belas kasihanNya memberikan saya seorang anak,namun belum dijawabNya. Saya dan suami berusaha sedemikian rupa untuk menjaga makanan kami, berusaha makan banyak buah dan gizi untuk mendukung asupan gizi kami, bahkan membeli alat test ovulasi untuk mengetahui kapan masa subur saya..tapi tetap saja kami sudah berbuat yang terbaik, masih belum juga ada tanda-tanda kehamilan itu. Dari 5 bulan terakhir saya ingin sekali hamil dan setiap kali saya datang bulan, itu malah membuat saya menangis, sedih dan tertekan.
Untuk pergi ke dokter disini tidak semudah di Indonesia. Kami harus mencari tahu dahulu dokter yang tepat, itupun hanya boleh sejauh kontrol didokter umum (tidak boleh langsung ke dokter ahli kandungan). Biasanya ke dokter umumpun hanya diberi saran-saran sederhana dalam merencanakan kehamilan,yang notabene sudah kami laksanakan semuanya.
Ditambah lagi perasaan kesepian yang saya alami dirumah, setiap hari selama suami saya pergi kerja...perasaan tersebut kadang menyapa dengan sangat, seorang diri dirumah. Saya berusaha menyibukkan diri sendiri dengan berbagai macam aktivitas bahkan kadang-kadang jalan-jalan keluar rumah sendirian bagai orang tanpa arah..jujur saya merasa seperti orang bodoh dan kesepian. Jauh dari keluarga dan teman dekat benar-benar menekan saya. Segala perasaan itulah yang membuat saya ingin mempunyai anak. Tapi saya tidak mengerti mengapa Tuhan belum menjawab doa-doa saya?.
Belum lagi setelah saya pindah ke kota lain, saya benar-benar sering berdiam dirumah..kecuali hari sabtu-minggu saya keluar jalan-jalan bersama dengan suami. Saya lebih memilih untuk banyak berdiam dirumah karena saya tidak menyukai jalan sendirian, jalan tanpa arah dan hanya menghabiskan energi dan waktu diluar rumah dengan tidak jelas. Saya mau melanjutkan les bahasa belanda juga terhambat biaya les yang sangat mahal..(harga les hampir sama dengan harga kontrak apartment selama 1 bulan). Saya mau melanjutkan sekolah namun masih berpikir bagiamana jika tiba-tiba saya hamil?, tidak mungkin sekolah jika harus cuti melahirkan/membesarkan anak dalam jangka waktu yang lama. Semua kekawatiran, ketakutan, pikiran-pikiran yang ada tersebut benar-benar membuat saya bingung akan jalan ke depan?.
Didalam keinginan terbesar kami ingin mendapatkan buah hati, saya masih ingat setiap perjuangan yang sudah kami lakukan. Selama 5 bulan terakhir kami melakukan segala macam cara yang dapat kami perbuat (*story above), salah satunya adalah usaha kami untuk menggunakan alat ovulasi. Namun, adapula peristiwa-peristiwa aneh yang kami alami ketika kami menggunakan alat ovulasi tersebut: Pada bulan oktober, kami menghabiskan banyak alat ovulasi namun tetap saja tidak menunjukkan masa ovulasi..benar-benar membuat kami bingung dan tidak tahu lagi harus bagaimana. Sedangkan pada bulan november,ketika kami tetap menggunakan alat ovulasi...malah hasilnya 2x test dalam masa subur. 2 bulan dengan hasil test yang benar-benar aneh, seakan menegur saya dengan keras.
Setelah saya tahu bahwa meskipun kami memutuskan untuk menggunakan alat ovulasi..itupun seakan tidak membantu kami sama sekali, saya bertambah bingung dan kawatir. Ditengah kebingungan saya itu, Tuhan seakan menyapa saya dengan lembut serta menuntun saya untuk mencari siaran radio kristiani di internet dan membaca kitab amsal. Jujur saya tidak mengerti mengapa saya harus membaca kitab amsal, namun saya terus membacanya setiap kali Tuhan menyuruh saya...dan firmanNya begitu mengingatkan saya akan kehadiranNya.
Melalui segala hal yang telah terjadi dan apapun yang akan terjadi didepan saya, kapankah saya akan mendapatkan buah hati saya??...saya percaya DIA selalu baik dan akan teramat baik bagi saya.
Dan dari kejadian yang saya alami..saya belajar bahwa:
1. Didalam segala hal yang terjadi Tuhan turut bekerja. Bahkan ketika saya sudah tidak tahu harus berbuat apalagi, Tuhan menuntun saya untuk mendapatkan siaran radio dan membaca kitab amsal yang begitu menguatkan saya. Tuhanpun menguatkan saya melalui suami saya yang luar biasa ...dimana ketika saya sudah mulai putus asa dan agak kecewa dengan Tuhan yang tidak menjawab doa saya, suami saya selalu menguatkan saya dengan berkata bahwa "aku sangat menyayangimu, aku menikahimu bukan semata-mata ingin mempunyai anak..tapi karena aku ingin menghabiskan sisa hidupku dengan orang yang sangat aku sayangi. Jika kita diberi anak olehNya maka itu adalah anugerah, namun jika belum diberi..itu bukanlah alasan bagi kita untuk kecewa kepadaNya".
2 DIA memiliki banyak cara untuk mendidik dan memproses saya. Jika tanpa penantian yang terjadi, saya tidak akan mengalami didikanNya..bagaimana dia mendidik dan memproses saya untuk lebih bertekun dalam doa, lebih sabar dalam penantian, lebih dekat denganNya, lebih mengucap syukur dalam segala hal serta lebih taat melakukan apapun yang DIA katakan didalam hidup saya.
3. DIA bekerja dengan waktuNya dan rencanaNya. Sebaik apapun usaha yang kami lakukan, sehebat apapun kami menjaga diri kami bahkan membeli alat ini-itu..jika bukan waktu Tuhan, maka semuanya tidak akan terjadi. Dengan hal tersebut membuat saya semakin sadar bahwa usaha manusia sekeras apapun tidak dapat mengubah apapun..hanya Tuhan yang tahu kapan waktuNya. Kita boleh berusaha, namun juga perlu belajar percaya bahwa waktuNya tepat dan rencanaNya sempurna (Betapa besarnya kuasaNya, tak sanggup kita mengerti rencanaNya).
4. Mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati. Bertekun didalam doa bukan untuk terus meminta apa yang kita ingini, tapi berdoa karena kita mengasihiNya dengan sepenuh hati. Dengan doa kita ingin menjalin hubungan yang akrab denganNya dan mengerti kehendakNya dalam hidup kita...inilah yang saya rasakan masih sangat berat dan perlu terus belajar didalamnya. Saya harus terus belajar bahwa tidak ada alasan bagi saya untuk meminta Tuhan ini dan itu, tidak ada alasan bagi saya untuk kepahitan/kecewa kepadaNya karena doa-doa yang belum terjawab dan "menuntutNya" dengan permintaan saya karena apapun yang terjadi didalam hidup saya sekarang... DIA terlampaui baik dalam segalanya.-veve
He has made everything beautiful in its time. He has also set eternity in the human heart; yet no one can fathom what God has done from beginning to end (Ecclesiastes3:11/NIV)
His love never ends and flows like a river
12 years ago

Print this page
0 comments:
Post a Comment