Our Wedding Path ♥

Daisypath Anniversary tickers

Our Baby ♥

Lilypie First Birthday tickers

Friday 3 June 2011

Women as A Corner Stones

Pada era kemajuan yang semakin pesat ini, dimana emansipasi wanita begitu meningkat. Tak jarang kadang kita sebagai wanita kristiani, kita lupa akan keinginan Tuhan mengapa kita diciptakan didunia ini. Sayapun teringat kembali akan salah satu pesan Tuhan mengapa saya diciptakan sebagai seorang wanita. Bukanlah suatu kebetulan saya diciptakan sebagai seorang wanita, ada keinginan Tuhan yang harus saya lakukan.

Ketika saya merenungkan mazmur 144:12..saya diingatkanNya bahwa salah satu keinginan Tuhan itu adalah kita "kaum wanita" diharapkanNya menjadi tiang-tiang penjuru/didalam KJV "King James Version" dikatakan bahwa "our daughters as corner stones". Pesan ini sangatlah jelas bagi saya, bahwa tugas panggilan kita sebagai wanita bukanlah sebuah tugas yang biasa-biasa saja. Kita sebagai wanita, baik sudah menikah/belum menikah, kita dipanggil untuk menjalakan tugas kita itu didalam hidup kita.



Saya lebih jelas mengambil pesan dari KJV bahwa anak-anak perempuan sebagai "corner stones". Konsep mengenai "cornerstone/landasan" atau "foundation stone/batu pondasi" adalah sebuah konsep yang berasal dari batu pertama ditetapkan dalam pembangunan pondasi batu, penting karena semua batu-batu lain akan ditetapkan mengacu pada batu ini, sehingga menentukan posisi seluruh struktur(http://en.wikipedia.org/wiki/Cornerstone)

Didalam mazmur 144:12 memang dijelaskan apakah bagaimana peran pria dan wanita, namun saya akan mengambil dari sisi seorang wanita saja. Didalam ayat tersebut sangat menegur saya dalam 2 hal:
1. Tiang-tiang penjuru
Kita diharapkanNya menjadi tiang-tiang penjuru/landasan/pondasi batu. Dimana kita diletakkan pertama didalam pembangunan pondasi batu yang menentukan posisi seluruh struktur bangunan. Jadi dimanapun kita diletakkan, hendaknya kita menjaga hati, pikiran dan kehendak kita tertuju kepadaNya supaya kita dapat membangun siapapun disekitar kita dan orang-orang di sekitar kita kearah yang berkenan padaNya.
a. Apabila kita sebagai seorang istri:
- Kita belajar untuk terus menjadi penolong yang setia bagi suami kita. Menjadi seorang penolong hanyalah membantu memberi masukkan, tapi tetap kita harus tunduk kepada suami kita sama seperti jemaat tunduk kepada Kristus yang adalah kepala dari jemaat.
- Menolong dan mendidik anak-anak kita untuk mengenal Kristus dan bertumbuh didalam Kristus. Saya menyadari dengan benar bahwa tugas ini tentu saja bukanlah hal yang ringan (meskipun saya belum diberi kesempatan untuk memiliki seorang anak),namun sayapun bisa merasakan beratnya tugas ini. Kita harus menyelesaikan panggilan kita sebagai seorang istri dan seorang ibu bagi anak-anak kita. Sebagai seorang ibu yang dapat menghasilkan generasi mendatang yang mempermuliakan namaNya.
b. Bagi para wanita yang lajang:
- Kita harus terus belajar memberi yang terbaik didalam setiap tanggung jawab yang kita emban. Saya percaya bahwa Tuhan mempunyai rencana meletakkan sahabat-sahabat sekalian ditempat yang ada sekarang. Bukanlah sesuatu ketidaksengajaan sahabat-sahabat boleh mengemban tanggung jawab yang ada. Tapi biarlah sahabat-sahabat bisa menjadi acuan bagi orang-orang disekitar yang akan semakin bertumbuh mengenal Kristus melalui keberadaan sahabat-sahabat sekalian.
- Belajar terus bersyukur didalam segalanya karena baik lajang/menikah kita dipanggil secara bersama-sama untuk mempersiapkan diri menjadi mempelai bagiNya. Mempersiapkan diri didalam setiap keberadaan kita untuk menjadi acuan untuk membangun orang-orang disekitar kita.

2.Yang dipahat untuk bangunan istana
Keberadaan kita adalah indah karena kita diharapkanNya dipahat untuk sebuah bangunan istana, bukan rumah yang biasa-biasa saja. Sebuah bangunan yang dihuni oleh para raja, yang mencerminkan kemegahan, kekuatan dan kemewahan. Jika kita tidak memahami keberadaan diri kita, padahal semua tiang mengacu pada kita...jangan-jangan kita membawa kehancuran pada keseluruhan istana yang ada. Jadi jangan pernah remehkan tugas dan panggilan kita sebagai seorang wanita selama kita hidup didunia ini.

Karena semua batu-batu lain akan ditetapkan mengacu pada batu/tiang penjuru, sehingga menentukan posisi seluruh struktur..kemudian bagaimana kita bisa menjalankan panggilan kita sebagai tiang-tiang penjuru yang dipahat untuk bangunan istana?
a. Tetap melekat padaNya
Melekat pada Tuhan adalah yang terpenting untuk kita tahu keberadaan diri kita yang sebenarnya. Jika kita tidak tahu apakah tugas dan panggilan kita, bagaimanakah kita bisa membangun orang lain melalui diri kita?. Tuhan sendirilah batu penjuru didalam hidup kita, jika kita tidak melekat pada pusat/central dalam hidup ini..bagaimana kita bisa menjalankan peran kita sebagai tiang penjuru?. Dengan melekat padaNya, DIA akan selalu mengubahkan kita menjadi semakin indah dan berkenan padaNya. Tuhan yang menciptakan kita,DIA tahu benar siapa kita dan apakah kita. Begitu kita melekat denganNya..DIA akan terus membuat kita menjadi tiang-tiang penjuru yang dapat dipakaiNya. Bangun hubungan dengan DIA, terus berproses dan melekat padaNya..maka sayapun percaya DIA bisa menggunakan kita apapun kekurangan/kelemahan/ketakutan yang kita miliki.
b. Taat pada firmanNya
Dengan kita mentaati firmanNya maka kita bisa memperbaiki hidup kita sehingga ketika semua tiang mengacu pada kita, tiang-tiang tersebut mengacu pada arah yang benar. FirmanNya yang akan terus membangun kita dan mengevaluasi hidup kita setiap hari. FirmanNya akan membimbing kita untuk menjalankan hidup sesuai dengan kehendakNya.

Tuhan mau memakai keberadaan kita sebagai seorang wanita, apapun keadaan kita. Tuhan tidak pernah membeda-bedakan setiap kita. Jangan mempersalahkan apa yang ada diluar kita, keadaan kita..tapi bagaimana hati kita?, apakah kita mau menerima dan menjalankan setiap keinginan Tuhan akan kita sebagai seorang wanita yang membahagiakan DIA.

"Built upon the foundation of the apostles and prophets, Jesus Christ himself being the chief corner stone"

Our Journey © 2008 Por *Templates para Você*