Gereja terlihat begitu indah, penuh dengan hiasan bunga mawar merah hari itu. Didepan pintu gerejapun dihiasi dengan rangkaian balon-balon hati berwarna merah muda. Terlihat banyak orang berpakaian anggun dan menawan, dan anak-anak kecil berlari-lari dengan ceria. Ternyata hari itu adalah hari yang special dan sangat dinanti oleh Mary dan Dick. Penantian panjang dalam doa mereka dan 9 tahun mereka berpacaran terjawab melalui hari tersebut...mereka melangsungkan pernikahan hari itu.
Mary dan Dick dikenal sebagai pasangan yang sangat serasi baik oleh sahabat, keluarga maupun setiap orang yang menemui mereka. Mary yang dikenal sebagai seorang yang ramah, sabar dan penyayang. Dick juga dikenal sebagai seorang yang tegas, bertanggung jawab dan suka membantu. Keduanya sama-sama cinta Tuhan dan terlibat aktif didalam pelayanan digereja dimana mereka akan meresmikan hubungan mereka menjadi suami-istri.
Pada hari itu gereja terlihat sangat penuh, banyak sahabat, keluarga dan rekan-rekan Mary dan Dick tampak menghadiri pernikahan mereka. Mereka tidak sabar melihat kedua mempelai. Seperti biasanya Dick menunggu didalam ruang pastoral gereja sebelum ada tanda-tanda untuk boleh keluar ke depan mimbar, dari Event Organizer yang mengatur acara tersebut, untuk menyambut mempelai wanita. Dickpun menunggu dengan berdebar-debar didalam ruang pastoral dengan ditemani oleh ayahnya.
Mary, si mempelai wanita, masih dalam perjalanan dari rumahnya menuju ke gedung gereja. Marypun merasa dag dig dug menghadapi hari yang paling berarti didalam hidupnya tersebut. Ada banyak ketakutan, namun juga sukacita karena penantiannya selama 9 tahun terjawab sudah melalui hari itu.
10 menit sebelum upacara pernikahan dimulai, sebelum Dick keluar ke mimbar untuk menyambut mary, sebelum Dick mengatakan "Iya, aku menerimamu sebagai istriku". Perasaan Dick tambah kacau, tiba-tiba timbul banyak pertanyaan didalam benaknya, banyak kekawatiran didalam hatinya...serasa hubungan yang sudah dijalani selama 9 tahun tiada berarti lagi, hilang karena ketakutannya.
"Ayah, mengapa aku merasa takut akan 10 menit didepanku", Dick mulai bertanya kepada ayahnya dengan harapan ayahnya mampu menenangkan kegalauan hatinya.
"Itu adalah hal yang biasa nak, semua orang pasti akan mengalami hal tersebut...berdoalah maka semuanya akan baik-baik saja", kata si ayah untuk menenangkan Dick.
"Mengapa aku merasa takut menikahi Mary?, aku takut mengambil Mary menjadi istriku?, apakah Mary bisa menerima segala kelemahanku?, apakah Mary mau menemani dan menyokongku dengan setia selama sisa hidupku?, tanya Dick seakan dia tidak mengenal Mary, sekaan mereka hanya berpacaran selama 1 menit kemudian menikah.
"Anakku...mengapa kamu mengatakan hal tersebut?", tanya si ayah.
"Aku tidak tahu ayah..aku merasa tidak siap dengan pernikahan ini, semuanya begitu berat ayah..aku takut menjalani pernikahanku", jawab Dick dengan risau.
"Nak, kamu sudah menjalani hubungan dengan Mary selama 9 tahun. Ayah tahu dengan benar siapa Mary dan bagaimana hubungan kalian. Ayah tahu dengan benar bagaimana kesungguhan hatimu terhadap Mary. Coba tenangkan hatimu Nak. Segala kegalauan hatimu bukan karena kamu tidak siap, tapi karena ketakutan dan kekawatiranmu yang berlebihan. Mari kita berdoa nak...serahkan seluruh kegalauanmu kepadaNya seperti yang sudah kamu lakukan selama 9 tahun ini bersama dengan Mary", ayahpun akhirnya mengajak Dick untuk berdoa bersama.
"Iya ayah aku berharap bahwa DIA akan memberikan ketenangan dihatiku", jawab Dick dengan pengharapan.
"Percayalah Nak...setelah berdoa semuanya akan baik-baik saja. Setelah 10 menit ini berlalu, setelah kamu ada di mimbar nanti, setelah kamu memantapkan hatimu untuk mengatakan "Iya" segalanya akan berubah...percayalah Nak", ayah berusaha memberi semangat baru kepada Dick.
Dick dan ayahnya akhirnya berdoa bersama....
10 menitpun berlalu...acarapun berlangsung..Dick dan Mary akhirnya meresmikan hubungan mereka sebagai suami-istri dihadapanNya.
Setelah acara berlangsung, Dick langsung menemui ayahnya..
"Ayah, terima kasih atas penguatan darimu. Aku tidak tahu bagaimana jadinya jika aku tadi tiba-tiba berubah pikiran, kegalauan membuat aku mengambil jalan yang salah dan aku tidak jadi menikah...aku mungkin tidak akan merasakan bahagia seperti ini didalam hidupku", kata Dick dengan senyuman ceria.
"Tentu saja Nak..ada saatnya dimana kita ingin memutuskan sesuatu, iblispun bekerja didalamnya. Seperti halnya dengan pernikahanmu, iblispun tidak ingin melihat anak-anak Tuhan gembira bahkan menjadi kesaksian atas kemualiaanNya. Iblis berusaha memberi kegalauan didalam hatimu untuk membuatmu mundur dan bahkan mengambil keputusan yang salah. Namun, semuanya pasti dapat kita atasi jika kita terus bersandar kepadaNya..kembali meminta kekuatan dariNya melalui doa kita", jawab Ayah dengan tenang.
"Benar Ayah..aku merasakan sangat bahagia sekarang. Seakan seluruh hidupku berubah menjadi kebahagiaan setelah 10 menit yang menekanku dan kegalauan yang membuatku mundur...namun, setelah aku mengatakan "Iya", semuanya berubah menjadi luar biasa", tandas Dick dengan rasa kagum diwajahnya.
Cerita diatas mengingatkan kami akan beberapa pasangan yang pernah berbagi perasaan mereka kepada kami bahwa mereka juga mengalami hal sama sesaat sebelum mereka ingin mengatakan "Ya, aku menerimamu sebagai..". Muncul banyak kegalauan, ketakutan bahkan pikiran-pikiran negatif apa yang akan terjadi kedepannya. Namun semuanya berubah dengan total setelah mereka mulai mencoba untuk menenangkan hati mereka bersama denganNya melalui doa.
Kami memang tidak mengalami hal demikian ketika kami berjalan menuju ke mimbar, namun apabila rekan-rekan akan segera menikah. Kami menyarankan jika rekan-rekanpun nantinya mengalami hal sama, kegalauan sebelum berjalan menuju mimbar,saran kami adalah cobalah ambil waktu sejenak untuk berdoa. Ingatlah akan kasihNya didalam hubungan yang sudah rekan-rekan bina bersama dengan pasangan selama waktu yang ada. Ingatlah akan komitmen yang sudah dibangun dan suka-duka yang sudah dijalani bersama dengan pasangan kita. Ingatlah bahwa tidak ada manusia yang sempurna didunia ini, semua pasti ada kelemahan dan kelebihan namun segalanya dapat kita jalani selama kita masih mengandalkanNya didalam hubungan kita. Dan Ingatlah bahwa DIA terus bersama dengan kita apapun keadaan kita ke depan...DIA tetap sama dari dulu, sekarang sampai dengan selamanya. DIA yang sudah menuntun kita dengan sempurna pada masa lampau, akan terus mengendong kita pada masa sekarang dan menuntun kita pada masa yang akan datang.
After you said "Yes, I do", you'll have a miracle's life ...if you take each step with HIM![]()
His love never ends and flows like a river
12 years ago

Print this page