Our Wedding Path ♥

Daisypath Anniversary tickers

Our Baby ♥

Lilypie First Birthday tickers

Tuesday, 12 October 2010

Just one day!

Disebuah universitas terkemuka di kota itu, bertemulah Jes dan Ron. Mereka adalah seorang kristen, namun tumbuh dengan pemahaman kristani yang berbeda. Jes tumbuh didalam keluarga kristen yang benar-benar aktif dengan banyak pelayanannya, sedangkan Ron tumbuh didalam keluarga kristen yang bisa dianggap "KTP" (pergi ke gerejapun bisa dihitung dengan 10 jari dan tidak aktif didalam pelayanan apapun).

Jes pada saat itu mengambi jurusan desain dan Ronpun mengambil jurusan teknik elektro. Mereka dipertemukan dalam sebuah acara kemahasiswaan yang mengumpulkan semua mahasiswa dalam berbagai jurusan. Pertemuan tersebut diadakan per tengah 4 semester, siapapun boleh menghadiri acara tersebut. Tanpa dipungut biaya dan keinginan untuk mencari pasangan hidup, maka acara tersebut ramai dihadiri oleh banyak orang. Ada banyak permainan dan aktifitas didalam acara tersebut. Ron dan Jespun mengikuti acara tersebut tak lain juga demi ingin mencari pasangan hidup. Alhasil Ron dan Jespun bertemu di sebuah kedai cup cake mini,sebuah kedai kecil yang menjual berbagai macam aneka cup cake. Kedai tersebut dibuat oleh mahasiswa dari jurusan management untuk mengalang dana untuk membantu korban banjir pada saat itu. Pada pandangan pertama,Jespun langsung tertarik dengan sosok Ron. Ron memang seorang pria tinggi yang tampan dan terkenal pandai dijurusannya. Ron dan Jespun mulai berkenalan. Bahkan merekapun bertukar nomor hp dan berjanji akan tetap saling menghubungi satu dengan yang lainnya.


Jes mengenal dengan baik siapakah pribadi Ron. Jespun mulai perlahan mengubah dirinya supaya Ron dapat lebih cocok dengannya. Karena Jes mengetahui bahwa Ron tidak terlalu suka dengan sosok cewek yang begitu rohani, Jespun mulai menarik diri dari berbagai pelayanan dan menahan semua hasrat yang dia punya. Jes sesungguhnya memiliki hasrat untuk memupunyai pacar yang dewasa dalam iman, suka pelayanan dan mau bertumbuh bersama dengan Kristus. Namun sesaat pesona Ron menghapus dan memendam semua hasrat Jes yang ada.

Ron bertambah menyukai sosok Jes dan Jespun terbuai dengan cinta. Keduanyapun setelah berteman dan saling mengenal, mereka memutuskan untuk jadian. Mereka begitu menikmati hubungan pacaran mereka seperti layaknya pasangan muda yang lainnya. Tidak lagi ada komitmen diantara mereka, mereka menjalani hubungan mereka dengan kesenangan setiap saat (mereka nonton, ke mall, makan bersama, curhat).

Waktupun berlalu,mereka sudah sama-sama lulus dari universitas tersebut,sampai tak terasa pula 2 tahun sudah mereka menjalani hubungan mereka. 2 tahun jugapun Jes menyimpan keinginannya untuk mempunyai pacar yang benar-benar hidup dan cinta akan Tuhan. Selama ini Jes tidak jarang ingin membawa Ron untuk lebih mendekat dengan Tuhan. Namun hal tersebut serasa sulit dan ada banyak hal yang justru membuat Jes sibuk dengan kesenangan dan romantika berpacaran.

Pada akhir mereka lulus, Jes memutuskan untuk mulai bekerja pada sebuah perusahaan desain ternama di kota itu. Sedangkan Ron dengan kepandaiannya, dia diberi kesempatan untuk mendapatkan beasiswa dari universitas yang ada untuk melanjutkan S2. Akhirnya Ron mengambil kesempatan tersebut, dengan berbekal bahwa dia mampu untuk menyelesaikan S2nya dan Jes pasti akan setia menunggunya. Akhirnya berangkatlah Ron ke luar negeri. Dan mulailah mereka menjalin hubungan pacaran mereka dengan jarak jauh.

Ketika Ron sudah pergi jauh untuk melanjutkan S2nya, Jespun mulai perlahan kembali kepada keinginannya semula dengan pelayanan aktif digereja. Semakin Jes mulai mendekatkan diri denganNya, Jes semakin merasa bahwa Ron masih kurang dewasa didalam iman. Jes merasa bahwa hubungan mereka bina selama ini hanya dalam kesenangan semu semata tanpa komitmen yang pasti. Mulailah Jes perlahan ingin mengubah Ron untuk menjadi lebih dewasa dan lebih mendekat kepadaNya. Segala keinginan Jes yang terpendam selama 2 tahun untuk memiliki cowok yang dewasa tidak dapat terbendung lagi.

Sampailah Jes mengungkapkan isi hatinya kepada Ron. Satu hari ketika Ron menelepon Jes, mulailah Jes mengungkapkan seluruh perasaannya yang kemudian berakhir dengan ledakan emosi...bagai bom waktu yang sudah dipendam lama.
Sesaat awal dalam perbincangan mereka..semua berjalan dengan baik-baik saja. Ron seperti biasa menceritakan kehidupan S2 nya dan Jes menceritakan dunia pekerjaannya. Dan kemudian ketika Jes mulai menceritakan tentang pelayanan digereja yang sekarang dia tekuni kembali. Ronpun mulai bertanya kenapa Jes selama ini tidak pernah menceritakan kepadanya bahwa Jes sebenarnya dahulu aktif didalam pelayanan di gereja. Jes menjelaskan semua perasaannya yang terpendam kepada Ron...dan akhirnya keluarlah perbincangan akhir mereka yang penuh dengan luapan emosi..............
"Kamu harus berubah menjadi orang yang dewasa dalam iman", kata Jes
"Kenapa denganmu?, apa maksudmu?", jawab Ron
"Kamu harus mulai lebih sering merenungkan firman Tuhan dan aktif dalam pendalaman alkitab, Ron", tandas Jes dengan keras.
"Baiklah,Jes..jika itu maumu, aku akan berubah demi kamu", sahut Ron dengan bingung. Ronpun tidak tahu lagi harus menjawab apa untuk memuaskan hati Jes yang sedang meledak pada saat itu.
"Ron, kamu harus berubah sekarang juga..bukan karena aku, tapi karena Tuhan", kata Jes dengan keras.
"Tapi bagaimana karena Tuhan?", sahut Ron dengan lebih bingung lagi. Dia yang memang dididik bukan dengan kehidupan kekristenan yang sejati, diminta berubah dalam waktu singkat (bisa dikata dalam sehari) menjadi orang yang cinta Tuhan.
sesaat Jes terdiam, Ronpun menghela nafas panjang dengan bepikir dan bingung..
"Baiklah Jes, aku akan berubah karena Tuhan", jawab Ron dengan lemah lembut karena Ron sudah terlanjur sayang kepada Jes. Ron tidak ingin kehilangan Jes, jadi dia akan melakukan apa saja yang Jes mau untuk membuat Jes bahagia.
"Makasih Ron, aku berharap pada saat ketika kita telepon nanti..kamu sudah mulai berubah menjadi orang yang lebih dewasa," kata Jes dengan puas.
"Baiklah Jes, sampai nanti..", jawab Rob dengan banyak pertanyaan diotaknya.

Selama 2 bulan berjalan dalam hubungan jarak jauh mereka. Dengan Jes yang ingin mengubah Ron dalam sehari, hubungan tersebut bertambah buruk. Hampir setiap kali Ron telepon kepada Jes, Jes selalu meledak dan berbicara keras seakan ingin memojokkan Ron yang kurang dewasa. Namun Ron tetap bertahan dengan keadaan yang ada, Ron berusaha mengerti sikap Jes tersebut. Ronpun tidak dapat mengubah dirinya dalam 1 hari, namun dia sudah benar-benar mencoba untuk mengubah dirinya seperti yang Jes inginkan.

Sampai 5 bulan berjalan, Jespun merasa Ron tidak mengalami banyak perubahan yang berarti..bahkan tidak dapat menjadi orang yang seperti dia inginkan. Ledakan emosi Jes bertambah besar dan akhirnya Ron juga tidak mengerti harus bagaimana lagi...merekapun mengakhiri hubungan mereka. Jes merasa Ron tidak dapat berubah, dan Ronpun merasa Jes berubah menjadi orang lain (seorang Jes yang lama yang dia kenal sudah hilang). Padahal Jes tidak berubah menjadi orang lain selama ini, dia hanya menutupi dirinya selama ini dengan menyenangkan hati Ron.
Akhir hubungan yang menyedihkan...Jes dan Ron pun putus, merela sama-sama merasa terpukul.

Dari cerita singkat diatas kita dapat belajar bahwa..
1. Dalam sebuah hubungan perlu adanya kejujuran satu sama lain. Hubungan tidak dapat dibangun dengan kebohongan karena kebohongan yang satu akan mengakibatkan kebohongan yang lain, yang semakin lama akan semakin menumpuk dan tidak jarang berakhir dengan kepedihan. Kita tidak akan pernah bisa mengenal diri kita dengan baik apabila kita terus menutupi diri kita dan menjadi orang lain didepan pasangan kita, demikianpun sebaliknya. Dengan memendam perasaan kita/identitas kita yang sebenarnya, itu tak jauh bedanya dengan kita menimbun bom waktu dalam diri kita...yang semakin lama akan semakin tidak enak...akhirnya tak jarang ketika meledak, ledakan tersebut tidak hanya menyakiti diri kita tetapi pasangan kita juga.

2. Perlunya visi dan misi yang sama diantara kedua pasangan. Pasangan yang berjalan dengan visi dan misi yang berbeda akan semakin sulit mencapai kesepakatan. Bahkan sebelum kita memutuskan untuk berpacaran, perlu juga kita menyamakan visi dan misi yang ada.

3. Carilah pasangan hidup yang sepadan. Dengan kesepadanan dalam kedewasaan iman, maka satu dengan yang lain akan dapat bertumbuh dengan baik dalam iman. Namun jika tidak sepadan, maka pihak yang lebih dewasa wajib untuk menyokong pihak yang lain untuk menjadi lebih dewasa bukan malah sebaliknya dimana pihak yang dewasa ikut jatuh menjadi ikut-ikutan tidak dewasa.

4. Bersabarlah dalam mendewasakan pasangan kita. Apabila pasangan kita tidak sepadan dengan kita (dalam artian..tidak memiliki kedekatan rohani dan pemahaman rohani yang sama dengan kita). Berilah waktu bagi pasangan kita untuk berubah, tidak ada yang instant dalam mengubah seseorang. Berubah didalam iman tidak semudah seseorang berubah menjadi superman/spiderman. Perlu banyak waktu yang dibutuhkan, banyak doa yang dipanjatkan, bahkan tak jarang banyak air mata yang terjatuh...namun jika memang jalan itu yang kita pilih. Kitapun harus mau menanggung segala konsekuensi yang ada.

5. Berilah waktu untuk bergumul sebelum memutuskan untuk berpacaran. Waktu yang cukup akan membuat kita semakin dewasa didalam memilih pasangan hidup kita nantinya. Waktu disini bukanlah ukuran waktu yang kita miliki sebagai manusia, namun ukuran waktu kita bersama Tuhan. Waktu dimana kita bergumul meminta petunjukNya untuk menentukan siapakah pasangan hidup kita. Jadi waktu itu berdasarkan waktu Tuhan, bukan waktu kita. Sehingga hubungan pacaran yang boleh kita jalani sesuai dengan apa yang Tuhan kehendaki. Ketika demikian terjadi maka jika terjadi kekurangan karena kelemahan kita sebagai manusia didalam hubungan kita, DIAlah yang akan memampukan kita untuk memperbaiki hubungan kita dan menyempurnakan hubungan kita.


Our Journey © 2008 Por *Templates para Você*