Our Wedding Path ♥

Daisypath Anniversary tickers

Our Baby ♥

Lilypie First Birthday tickers

Friday, 15 October 2010

Love keeps no record of wrongs

Kita mungkin sering mendengar orang mengatakan, "Saya bisa memaafkanmu, tetapi saya mungkin sulit melupakan kesalahan yang telah kamu perbuat terhadap saya". Melalui kalimat ini kita melihat bahwa sulit sekali bagi kita manusia untuk melupakan orang-orang yang telah menyakiti kita/kitapun cenderung untuk selalu mengingat apa yang telah terjadi. Namun jika kita belajar untuk mengubah hidup kita didalam kasihNya, kitapun akan semakin sadar bahwa kita sebenarnya tidak punya hak apapun untuk "menyimpan file" dari dosa-dosa orang-orang pada masa lalu mereka.


Sejenak ketika kami ingin membahas mengenai bentuk kasih ini, kamipun tiba-tiba teringat akan Suzanne Fields (seorang pembicara terkenal pada Clare Boothe Luce Policy Institute dan seorang penulis handal di The Washington Times) yang pernah mengatakan bahwa, "otak kita mungkin dirancang dengan cara tertentu, tapi bagaimana kita mengaktifkan sel-sel dan membuat koneksi dari masing-masing bagian membuat semuanya menjadi berbeda". Jadi dapat diartikan bahwa kita sebenarnya mampu mengendalikan bagaimana kita merespon setiap pengalaman negatif yang hadir dalam hidup kita (entah pengalaman kita pernah disakiti orang lain/orang lain yang akan menyakiti kita).


Sebenarnyapun ada obat yang dapat membantu kita untuk menyingkirkan semua kebencian karena pengalaman negatif yang kita dapat...obat itu tidak lain adalah KASIH karena kasih tidak "menyimpan file" dari sakit hati, kesalahan, persaan terluka, bahkan tidak tertarik untuk membuat keadaan "sama rata" (=seseorang yang menyakiti kita harus merasakan keadaan yang sebanding dengan rasa sakit yang kita terima).

Ada 2 langkah yang mungkin dapat membantu kita untuk mengobati kebencian/sakit kita terhadap orang lain sehingga kita dapat perlahan melupakan kesalahan orang tersebut..

1. Terbuka kepada Allah
Terbuka untuk mengungkapkan perasaan kita yang sedang terluka kepadaNya. Belajar untuk terbuka mengakui perasaan kita dihadapanNya dan menghadapinya adalah awal proses penyembuhan luka batin kita. Jika kita hanya berusaha curhat kepada sahabat kita dengan menceritakan kejadian pahit yang kita alami..kita melakukannya berulang-ulang, hal tersebut justru tak jarang malah akan membuat kita semakin sakit hati lebih dalam. Dengan mengulang cerita, kita secara tanpa sadar akan semakin menumbuhkan kebencian kita, dan itu bukanlah sebuah penyembuhan. Dengan curhat kepada orang lain mungkin kita akan merasa tenang "sejenak", namun tidak akan benar-benar membawa kesembuhan dalam hidup kita...hanya Tuhanlah yang dapat menyembuhkan perasaan kita melalui kasihNya.

2. Mengampuni orang lain
Langkah kedua adalah belajar untuk membiarkan orang-orang yang sudah menyakiti kita,membebaskan mereka, mengampuni mereka, dan membiarkan mereka pergi dari kehidupan kita. Sebenarnya jika kita mau jujur, tujuan kita membalas dendam kepada orang lain tidak hanya supaya orang-orang yang telah menyakiti kita mendapatkan rasa sakit yang sama, namun bahkan kita ingin mereka merasa "lebih sakit" dari apa yang pernah kita terima. Oleh karena itu, pengampuni dapat dikatakan sebuah proses yang berat dan panjang, yang harus dilakukan secara terus menerus. Seperti halnya Tuhan Yesus mengingatkan kembali kepada kita didalam Matius 18:21-22,"...Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.". Didalam firmanNya tersebut, kita didikNya untuk hendaknya terus menerus belajar mengampuni bahkan sampai kita kehilangan hitungan berapa kali kita telah mengampuni orang lain yang telah bersalah kepada kita.

Rasa sakit, dendam, dan luka lain tidak jarang hanya akan menambah beban dalam hidup kita. Dan hal tersebut juga akan lambat lain membuat kita tidak dapat mengalami dan menikmati kasihNya. Namun, dengan selalu mendekat padaNya dan mengalami kasihNya dalam hidup kita akan dapat membersihkan dosa-dosa kita serta membersihkan dosa dan kesalahan yang disebabkan oleh orang lain kepada diri kita. Ketika kita tidak lagi menyimpan kesalahan orang lain maka dapat membuat hidup kita lebih bahagia, mendapat hal-hal yang terbaik dalam hidup kita, kita dapat bergerak maju menjalani hidup kita dengan cara yang lebih sehat dan positif, bahkan kita dapat menikmati kasihNya didalam hidup kita.


Love does not "keep inventory" of wrongs, hurts, insults, or offenses with a view to returning the same in kind...and Love has no interest in "getting even"



0 comments:

Our Journey © 2008 Por *Templates para Você*