Pada hari itu adalah hari ulang tahun sarah ke 28, sekaligus merupakan hari terakhir masa lajang sarah karena tepat keesokkan harinya sarah akan menikah dengan daniel. Mereka sudah berpacaran selama 4 tahun. Begitu ramainya pesta hari itu. Sarahpun mengundang keluarga, teman-temannya dan teman-teman akrab daniel "calon suaminya". Salah satu teman akrab daniel adalah charlie. Charlie adalah seorang pria yang agak pendiam dan kaku. Charlie berasal dari keluarga yang cukup kaya di kota itu. Bahkan charliepun sudah diberi sebuah perusahan sepatu di kota tersebut.
Ditengah-tengah pesta tersebut, munculnya acara mencari jodoh. Acara tersebut dikhususkan untuk pemuda-pemudi lajang yang belum menikah. Nah..disaat itulah charlie kemudian dijodohkan dengan joanne yang notabene adalah adik perempuan satu-satunya dari sarah.
Setelah acara perkenalan yang tanpa diduga tersebut, joanne dan charlie ternyata terus melanjutkan hubungan mereka. Joanne yang merupakan seorang yang cinta Tuhan sering mengajak charlie ke gereja setiap hari minggu. Charlie memang secara KTP adalah kristiani, namun dia dan keluarganya jarang sekali pergi ke gereja kecuali hari-hari besar saja. Hubungan merekapun bertambah dekat, sampai pada akhirnya mereka memutuskan untuk menginjak hubungan lebih jauh ..yaitu pernikahan.
Sebuah pernikahan yang cukup megah, bahkan lebih megah daripada pernikahan sarah dan daniel. Charlie dan joanne nampak sangat bahagia sekali. Seakan segalanya sangat sempurna karena orang tua charlie sangat menyayangi joanne bahkan membelikan mereka rumah dan mobil baru. Setahun setelah mereka menikah, mereka diberi seorang putri yang sangat cantik oleh Tuhan. Usaha charliepun perlahan bertambah besar. Segalanya seakan layaknya cerita dongeng yang berakhir dengan "HAPPY ENDING". Namun, itu bukannya akhir cerita mereka...justru awal cerita mereka dimulai...
Setelah pernikahan mereka menganjak 2 tahun, mulailah masalah demi masalah datang menghampiri mereka. Pada bulan desember, menginjak akhir tahun, tiba-tiba perusahaan sepatu charlie terbakar. Tidak tahu siapa yang membakar perusahaan tersebut, apipun menyambar dengan keras dan menghabiskan semua isi perusahaan tersebut. Bukan cuma seluruh isi perusahaan yang habis, tetapi charliepun pada akhirnya terlilit hutang yang cukup banyak karena ada beberapa bahan-bahan baku yang belum dibayar namun ikut terbakar habis. Akhirnya charliepun terpaksa menjual rumah dan mobilnya, pindahlah mereka disebuah rumah kontrakan kecil. Joannepun tidak lantas meninggalkan suaminya, dia tetap terus memberi semangat serta menguatkan charlie didalam keadaan yang ada. Joannepun mulai berjualan kue didepan rumah kontrakkannya untuk membantu charlie mencari uang.
Keadaan charlie pada awal-awal kejatuhan tersebut masih baik-baik saja. Namun setelah 1 tahun berlalu, orang tua charlie tiba-tiba dikabarkan meninggal dalam kecelakaan mobil. Namun charlie tidak mendapatkan warisan apapun karena paman charlie yang serakah langsung dengan berbagai macam cara mengambil semua kekayaan orang tua charlie. Charlie yang sudah tertekan dengan keadaan yang lama, lebih shock lagi dengan kematian kedua orang tuanya dan perlakuan pamannya. Akhirnya charliepun berubah menjadi orang yang ling-lung dan bahkan mulai agak stress. Dalam keadaan tersebut, joanne terpaksa yang harus bekerja menggantikan peran charlie. Pagi dini hari joanne harus mulai mempersiapkan berjualan kue didepan rumahnya sambil menjaga putrinya yang masih kecil. Sore hari joannepun harus bekerja disebuah supermarket didekat rumahnya, dia menitipkan putrinya kepada kakaknya sarah. Joannepun terpaksa bekerja membanting tulang semenjak suaminya ling-lung dan kelihatan begitu stress. Namun dalam keadaan yang seperti itupun, joanne masih tetap setia mendukung dan merawat suaminya. Serta selalu berdoa disisi suaminya setiap malam sebelum mereka tidur.
Derita itu ternyata tidak berhenti, sampai ulang tahun ke4 pernikahan mereka, keadaan charlie bertambah memburuk sampai akhirnya harus dibawa ke RS Jiwa dikota itu. Setelah setengah tahun berlalu, charlie terlihat membaik, kemudian joanne tidak tahan melihat suaminya di RS Jiwa..akhirnya charlie dipulangkan ke rumah. Kedaan tidak bertambah membaik, charlie hanya diam dirumah. Bahkan putrinya menangispun, charlie hanya tersenyum aneh dan berbicara sendiri...benar-benar mirip seperti orang gila.
Tapi apa dikata, menginjak ulang tahun ke 5 pernikahan mereka,Joanne ternyata hamil lagi. Keadaan charlie bertambah memburuk, bukan hanya stres namun sudah mulai memukul istri dan anaknya. Melihat keadaan tersebut joannepun ketakutan dan segera melarikan putrinya sementara untuk dititipka kepada orang tuanya. Namun joanne tetap bertahan merawat charlie. Banyak orang mengatakan mengapa joanne masih bertahan dengan keadaan yang ada?, sampai kapan joaane harus menghadapi pukulan suaminya?..bahkan sampai hamilpun, tak jarang charlie memukul joanne. Bahkan pernah sampai charlie memukul perut joanne, sampai joanne harus dilarikan ke RS setempat. Tapi beruntunglah anak didalam perut joanne tidak apa-apa.
Satu hal yang selalu keluar dari mulut joanne..
"Aku bersyukur memiliki suami seperti charlie, apapun keadaannya. Ketika aku mengatakan..Ya,aku mengambilmu sebagai suamiku..aku akan mencintaimu baik dalam suka maupun dalam duka. Perkataan dan komitmen itu akan aku pegang dihadapanNya sampai maut memisahkan kami. Bukan hanya dalam keadaan suka aku ada untuk charlie, namun dalam kedaaan duka justru aku terlebih sangat mencintai charlie".
Itulah perkataan yang joanne selalu ucapkan ketika orang-orang disekitarnya sudah melihat bahwa seharusnya joanne pergi meninggalkan charlie. Bahkan ada beberapa orang yang menyuruh joanne untuk bercerai, namun joanne selalu menolaknya. Keadaan tersebut berlangsung sampai kurang lebih 2 tahun. Bahkan sampai joanne sudah melahirkan. Dia melahirkan putri keduanya dan memberikannya kepada kedua orang tuanya karena joanne takut charlie akan menyakiti kedua putrinya tersebut. Joanne tetap tinggal merawat charlie dan terus mendoakan charlie, namun sesaat pada pagi dan sore hari..joanne datang ke rumah orang tuanya untuk menjengguk kedua putrinya itu.
Setelah 2 tahun berlalu, kondisi tubuh charlie semakin melemah bahkan sudah tidak setampan dulu lagi. Namun joanne tetap sangat mencintainya dan terus merawatnya. Sampai akhirnya charlie meninggal dunia dan joanne tetap berada disisinya. Setelah charlie meninggalpun, joanne tetap setiap bulan mengunjungi makam charlie untuk menyatakan betapa dia sangat mencintai suaminya tersebut.
Dari cerita diatas, kitapun dapat belajar bahwa..
1.Komitmen tidak hanya berlangsung 1 jam didepan altar. Komitmen berlaku dalam segala keadaan, suka/pun duka.Kita berkomitmen tersebut bukan kepada manusia, namun kepada Tuhan. Jadi kita harus siap mempertanggungjawabkan komitmen kita itu dihadapanNya nanti.
2.Tetap belajar bersyukur dan terus mengingat kasihNya dalam masa-masa perjalanan cinta kita yang indah-indah yang dahulu pernah kita jalani bersama pasangan kita. Proses ini adalah yang paling susah, namun bagaimanapun keadaannya kita harus percaya bahwa DIA tidak tinggal diam. DIA selalu ada didalam setiap langkah kehidupan kita dan DIA tidak pernah meninggalkan kita.
Are we ready to love someone?,
Are we ready to sacrifice ourself for our spouse?,
Are we ready to bring agape in every condition of our relationship?,
Are we ready to say YES I Do..till death do us part?
His love never ends and flows like a river
12 years ago

Print this page