Disaat daku tua, bukan lagi diriku yang dulu ……
Maklumilah diriku, bersabarlah dalam
menghadapiku.
Disaat daku menumpahkan kuah sayuran di bajuku,
Disaat daku tidak lagi mengingat cara mengikatkan tali sepatu ……
Ingatlah saat–saat bagaimana daku
mengajarimu, membimbingmu untuk melakukannya.
Disaat daku dengan pikunnya mengulang terus menerus ucapan yang membosankanmu …….
Bersabarlah mendengarkanku, jangan
memotong ucapanku.
Dimasa kecilmu, daku harus mengulang dan mengulang terus
sebuah cerita yang telah daku ceritakan ribuan kali hingga dirimu terbuai
dalam mimpi.
Disaat daku membutuhkanmu memandikanku …….
Janganlah menyalahkanku.
Ingatlah di masa kecil mu, bagaimana daku dengan berbagai
cara membujukmu untuk mandi !
Disaat daku kebingungan menghadapi hal–hal baru dan teknologi modern ……
Janganlah menertawaiku.
Renungkanlah, bagaimana daku dengan sabarnya menjawab
setiap “mengapa” yang engkau ajukan disaat itu.
Disaat kedua kakiku terlalu lemah untuk berjalan ……
Ulurkanlah tanganmu yang muda dan kuat
untuk memapahku.
Bagai di masa kecilmu, daku menuntunmu melangkahkan
kaki untuk belajar berjalan.
Disaat daku melupakan topik pembicaraan kita ……
Berilah sedikit waktu padaku untuk
mengingatnya.
Sebenarnya topik pembicaraan bukanlah hal yang penting
bagiku, asalkan engkau berada di sisiku untuk
mendengarkanku, daku telah bahagia.
Disaat engkau melihat diriku menua, janganlah bersedih ……
Maklumilah diriku, dukunglah daku,
bagaikan daku terhadapmu
di saat engkau mulai belajar tentang kehidupan.
Dulu daku menuntunmu menapaki jalan kehidupan ini,
Kini temanilah daku hingga akhir jalan hidupku.
Berilah daku cinta kasih dan kesabaranmu,
Daku akan menerimanya dengan senyuman penuh syukur.
Didalam senyumku ini, tertanam kasihku yang tak terhingga padamu.
by: Sidharta A-61 (alumnimaterdei.com)
His love never ends and flows like a river
12 years ago

Print this page