Kehidupan yang saya jalani di Belanda ini, benar-benar tidak semudah dan seindah yang orang-orang katakan. Ada banyak pergumulan yang dihadapi dan adaptasi yang begitu jauh berbeda dari Indonesia. Bagi saya begitu terasa sekali beratnya tinggal di negara lain, jauh dari keluarga dan sahabat-sahabat karena saya tergolong seorang yang "rumahan". Dari TK sampai dengan kuliahpun, saya tidak pernah pergi kemana-mana, jika tanpa ditemani orang tua/sahabat-sahabat. Jadi ketika saya harus menginjakkan kaki pertama kali ke negara belanda ini, perjuangan batin yang benar-benar berat bagi saya. Saya harus belajar dengan keras untuk mandiri dan tidak menggantungkan diri pada bantuan orang lain.
Mengapa saya?..mengapa saya yang "kuper" ini diijinkan Tuhan untuk diproses di negera yang jauh?, mengapa saya yang mendapatkan kebaikkan Tuhan untuk dapat merasakan hidup di negara lain?, mengapa saya yang diijinkan Tuhan untuk keluar dari lingkungan nyaman di Indonesia menuju ke negara yang begitu bebasnya?, mengapa saya diproses dengan penantian menunggu momongan yang lumayan panjang?, mengapa saya harus mengalami saat jatuh yang terberat selama 6 bulan dinegara orang bahkan sampai menghentikan les bahasa belanda untuk memulihkannya?, mengapa saya yang hina ini masih disayangiNya begitu rupa dengan memberikan seorang suami yang sangat baik dan begitu mendukung saya?, mengapa saya masih dibukakan jalan untuk tetap bisa menjalin komunikasi dengan sahabat-sahabat diIndonesia?..Why me??? Banyak sekali hal-hal positif dan negatif yang terjadi..tetapi semua mengacu kepada 1 pertanyaan...WHY ME?? "mengapa saya??".
Saya rasa setiap manusia juga pernah mempertanyakan hal yang sama terlepas dari keadaan apapun yang kita hadapi. Pertanyaan tersebut wajar untuk ditanyakan, namun sejauh apakah kita mampu belajar berserah dan percaya apabila kita tidak berhasil menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kita??, saya pun terus bergumul dan jatuh-bangun didalam bergumul bersamaNya. Jika hal-hal positif yang terjadi, mungkin jawaban dari pertanyaan "mengapa saya?" adalah sangat mudah sekali. Kita bisa dengan semangat menjawab bahwa semua adalah anugerahNya. Tuhan terlampaui baik pada saya, tangan kasihNya tidak pernah meninggalkan setiap anak-anakNya yang berharap padaNya dan DIA pasti mendengar setiap keluh kesah anak-anakNya. Sangat mudah bagi saya,bagi kita sekalian,memuji Tuhan dan mendapatkan jawaban "mengapa saya?" jika keadaan berjalan baik,mulus, dan sesuai dengan apa yang kita harapkan. Namun jika hal-hal negatif yang terjadi, jika keadaan begitu mendesak dan menekan kita..akankah kita masih tetap bersyukur,melihat bahwa tangan kasihNya masih tersedia bagi kita,kita mampu mengatakan selamanya Kau KRISTUS yang kucinta, dan kupercaya rancanganMu sempurna didalam hidupku?.
Pertanyaan itu bukan hanya sekedar pertanyaan yang saya tulis di blog ini, namun itulah pertanyaan-pertanyaan yang selalu juga saya tanyakan untuk membuat saya sendiri sadar jika keadaan sudah begitu menekan saya. Jika saya mulai membandingkan hidup saya dengan orang lain, jika saya mulai sedikit iri dengan apa yang orang lain dapatkan dan jika saya mulai goyah dalam doa-doa saya.
Jika mungkin ada sahabat-sahabat yang menantikan momongan yang lumayan lama..mungkin saya bisa mensharingkan perasaan saya ini kepada sahabat-sahabat sekalian. Bahwa sahabat-sahabat tidak sendirian, sayapun karena kebaikkan Tuhan diijinkan Tuhan merasakan proses penantiaan tersebut. Bahkan 6 bulan yang lalu adalah saat-saat terberat dalam hidup saya. Saya sampai menghentikan semua aktivitas (les bahasapun saya hentikan) dengan menunggu dan merencanakan kehamilan. Namun 6 bulan berjalan sia-sia, semua hal yang mungkin agak sedikit memaksa Tuhan dengan doa-doa saya supaya saya bisa hamil adalah sia-sia. Sayapun tetap belum diijinkan hamil.
Tapi Tuhan sangat baik sekali karena melalui 6 bulan itu, saya yang hina ini disadarkan kembali akan bagaimana harusnya saya mencari kehendakNya dalam hidup saya, bukan sebaliknya (berusaha memaksakan kehendak saya kepadaNya). Saya diingatkanNya akan cerita seorang Hannah, bagaimana Hannah yang juga menantikan momongan begitu lama bahkan istri Elkana yang lain yaitu penina sudah melahirkan seorang anak, namun Hannah masih belum dikarunia seorang anakpun (1Sam 1:2). Saya terus belajar dari seorang Hannah, bagaimana dengan situasi yang begitu mendesaknya..banyak orang disekelilingnya yang mungkin sudah mencemoohnya/ mengangapnya sudah berdosa besar sehingga dia tidak dkarunia anak, namun seorang hannah tetap bersyukur dengan keadaannya (1Sam2). Hannah terus berdoa dan memohon belas kasihan dari Tuhan (1 Sam2:19). Hannah tetap menjaga imannya dan tetap percaya bahwa Tuhan akan menyatakan kehendakNya sesuai dengan waktuNya (waktuNya tepat dan sempurna). Sehingga karena kesabaran dan iman seorang Hannah, rencana Tuhan terlaksana dalam diri Hannah, Hannah benar-benar dikarunia seorang samuel. Seorang anak yang benar-benar dipakaiNya dan benar-benar dikasihiNya. Cerita dari seorang Hannah itulah yang sangat menguatkan saya karena bagi saya bukan seberapa banyak anak yang bisa saya lahirkan/diberikan Tuhan kepada saya tetapi seberapa Tuhan mau menggunakan anak saya nanti untuk kemuliaanNya. Itulah doa saya dan suami setiap hari, kami ingin supaya anak kami bisa dipergunakanNya.. menjadi anak yang benar-benar takut akan Tuhan dan taat kepada keluarganya.
Sayapun tidak mengerti pergumulan sahabat-sahabat yang lain. Mungkin ada sahabat-sahabat yang sedang menantikan pasangan hidup, menantikan pekerjaan yang lebih baik, menantikan jawaban akan pemulihan hubungan didalam kehidupan sahabat-sahabat sekalian, menantikan penyembuhan bagi sakit penyakit yang diderita, menantikan pengampunan bagi keluarga tercinta..apapun penantian yang sabahat-sahabat rasakan. Marilah kita tetap mempertahankan iman kita ditengah-tengah penantian kita sambil kita terus menantikan kedatanganNya kedua kalinya.
Tidak apa-apa menurut pendapat saya apabia kita kadang bertanya "mengapa saya?", tetapi kita tetap belajar terus percaya pada kuasaNya dan tangan kasihNya setiap saat dihidup kita. Tuhan akan selalu mendengar tangisan-tangisan kita ketika kita menghadapi masalah yang tersulit didalam hidup kita..dan DIA pasti akan menampung tangisan kita dalam kirbatNya yang kudus dan menjawab doa-doa kita sesuai dengan waktuNya dan kehendakNya. Tinggal apakah kita masih mau mengimani akan kebaikkanNya yang tidak berkesudahan dan belajar bersyukur dalam segala hal???
His love never ends and flows like a river
12 years ago

Print this page