Jika kita berbicara mengenai seorang sahabat. Kita semua pasti ingin memiliki sahabat yang sejati. Seorang sahabat yang selalu ada disetiap waktu, selalu siap menopang dikala kita jatuh, memberi bantuan disaat-saat terdesak, menjadi tempat curhat dikala kita dalam masalah, keterbukaan yang besar,dll...banyak sekali kita mampu rincikan dari harapan kita akan seorang sahabat. Sebuah kebahagiaan terbesar jika kita memiliki seorang sahabat sejati didalam hidup ini, namun jika tidak ada seorang sahabat sejati..apakah kita terus menyesali diri dan menyesali keadaan kita?. Disaat kita merasa seorang diri, tanpa sahabat, disaat itulah kita harusnya mulai berpikir akan sebuah persahabatan yang dewasa. Bukan hanya merenung, merana akan keadaan diri dan kemudian mulai membandingkan diri dengan orang-orang lain yang memiliki sahabat sejati didalam hidup mereka. Hidup ini terlalu indah untuk tidak disyukuri hanya karena tak muncul sahabat sejati dalam hidup ini. Sahabat sejati hanya kita dapat temukan didalam pribadi Yesus Kristus karena DIAlah pribadi yang murni, tanpa cacat, setia serta mampu menawarkan persahabatan yang sejati.
Namun menemukan seorang sahabat sejati dilingkungan kita tidak selalu berbuahkan sesuatu yang indah karena kita tahu bahwa kita adalah manusia yang berdosa. Hubungan kitapun dengan orang lain kerap kali berjalan tidak seperti yang kita dambakan karena sahabat bisa berubah oleh karena banyak hal: waktu, jarak, dan keadaan.
Seorang yang pernah menjadi seorang sahabat sejati pada waktu kita kecil, belum tentu akan tetap memiliki hubungan yang erat dengan kita ketika kita dewasa. Apalagi jika pada akhirnya jarak memisahkan kita dengan sahabat kita, kita tak mampu lagi berhubungan akrab dengan sahabat kita. Serta keadaan yang mungkin berubah karena masing-masing dari kita dan sahabat kita sudah menikah/ membangun karir kita masing-masing. Lambat laun persahabatan tak jarang memudar dan hilang.
Pada artikel kita ingin membagikan pemikiran kita. Bagaimana kita bisa menjadi seorang sahabat sejati bagi orang lain melalui sebuah persahabatan yang dewasa. Menurut pendapat kami, menjadi seorang sahabat sejati tidak hanya karena kita dekat/berada dalam keadaan yang sama/pada waktu yang sama..namun dalam keadaan/waktu/jarak sejauh apapun kita tetap menjadi sahabat yang sejati.
Ada beberapa hal yang perlu kita lakukan didalam membangun sebuah persahabatan yang dewasa:
1. Meneladani pribadi Yesus Kristus
Kita tahu bahwa kita sebagai manusia yang masih hidup didalam daging sering kali jatuh didalam dosa. Dengan kemampuan kita, jelas kita tak akan bisa menghadirkan sebuah persahabatan yang sempurna. Tapi itu bukan berarti kita tidak bisa menjadi seorang sahabat yang sejati. Kita bisa meneladani pribadi Yesus Kristus (Yoh 15:12-13). Jika memang sahabat kita pada akhirnya bahkan tidak mau bersahabat lagi dengan kita, Kristuspun pernah mengalaminya ketika DIA ditaman Getzemani. Bagaimana murid-murid yang terdekat denganNya didapatinya tidur ketika Kristus meminta mereka berdoa untuk diriNya pada waktu DIA akan diserahkan untuk disalib. Kristus pernah juga disangkal oleh petrus karena ketakutannya untuk diserahkan kepada imam-imam kepala untuk diadili. Jadi apapun yang kita rasakan, luka sedalam apapun, kesedihan sebesar apapun...ingatlah bahwa Kristuspun sudah mengalaminya. Namun dalam kesegalanya, Kristus tidak pernah mengingat setiap pelanggaran akan murid-muridNya tersebut. Dengan penuh kasih dan pengampunan DIA menawarkan sebuah rekonsiliasi kepada sebuah bentuk persahabatan yang sempurna.
2. Berdoa
Apakah kita masih mau berdoa bagi sahabat kita?. Jika memang "dia" adalah sahabat sejati kita maka tidak peduli waktu/jarak/keadaan apapun..."dia" tetap ada didalam setiap doa-doa kita. Dengan kita dan sahabat kita saling mendoakan, maka kitapun bersama-sama bisa saling bertumbuh didalam DIA. Alangkah indah sebuah persahabatan yang membuahkan pertumbuhan yang semakin erat denganNya.
3. Berpikir terbuka
Kita sebaiknya mulai berpikir terbuka tentang sahabat kita. Jika kita memang mengasihi sahabat kita, maka kita tidaklah iri apabila sahabat kita menjalin persahatan dengan orang lain. Kita seharusnya bersyukur dan terus mendukungnya didalam persahatan yang baru karena kita juga tidak selamanya bisa terus berada didekatnya. Dengan berpikir terbuka maka kita akan medorong sahabat kita untuk maju, lebih mengenal orang lain,dan bertumbuh dengan komunitas yang baru.
4. Kejujuran
Kejujuran sangatlah penting karena tanpanya kita tidak dapat mengenal masing-masing pribadi dengan baik. Jujur bukan berarti mengatur dan mengatakan segala rahasia yang ada karena setiap manusia pasti memiliki batasan-batasan "rahasia-rahasia" pribadi yang tidak diketahui oleh siapapun "hanya dia dengan Tuhan yang tahu". Didalam keadaan seperti itu, seorang sahabat janganlah memaksakan tetapi marilah kita belajar menghormati "kerahasiaan" setiap pribadi. Tapi jujur untuk mau berbagi apa yang kita rasakan, pemikiran kita yang mungkin berbeda dan segala hal yang mengundang kesalahpahaman. Sehingga dengan kejujuran maka kita dalam saling bertumbuh satu dengan yang lainnya.
5. Kesetiaan
Kesetian akan menopang sebuah persahabatan bisa berjalan dengan baik. Kesetian disini bukan berarti mengikat bahwa seorang sahabat A hanya untuk sahabat B, si A tidak boleh bersahabat dg si C / si D/ si E,dll. Setiap orang tentu saja bebas untuk bersahabat dengan banyak orang, tapi seorang sahabat sejati mampu untuk tetap setia meski waktu/jarak/keadaan yang memisahkan. Setia untuk terus mendukung, menjadi tempat curhat, mendoakan, menjadi seorang penasehat dan menjaga rahasia satu sama lain.
6.Kebijaksanaan
Didalam Amsal 13:20 dikatakan: "Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang". Dalam nas ini dengan jelas dikatakan bahwa kita harus berhati-hati didalam pergaulan kita. Kita bisa saja bersahabat dengan banyak orang, bahkan sahabat kitapun berhak memiliki banyak sahabat-sahabat yang lain. Akan tetapi sebagai sahabat sejati, kita juga memiliki tugas untuk lebih mengingatkan sahabat kita apabila mereka sudah mengarah pada persahabatan yang tidak baik dan buruk.
7. Menjadi sahabat seiman
Tidak harus dikatakan sebagai "belahan hati" baru itu yang dinamakan seorang sahabat yang sejati. Tapi lebih dari itu, mampukah kita mengukuhkan "sehabat" kita untuk lebih meningkatkan kehidupan imannya dan pengenalannya akan Kristus.
Jadi sahabat-sahabat sekalian...mungkin ada dari antara kita belum menemukan seorang sahabat sejati. Janganlah keadaan yang ada menghancurkan hidup kita karena kita merasakan kesepian olehnya. Kristuslah sahabat sejati yang benar-benar adalah seorang sahabat sejati. Tidak ada didunia ini yang menawarkan sebuah persahatan yang sejati lebih dari pribadi seorang Kristus. Jadi, jika kita belum memiliki sahabat sejati..maukah dari diri kita sendiri menjadi seorang sahabat sejati bagi orang lain disekitar kita dengan meneladani Kristus sendiri??
"A friend loves at all times,and a brother is born for a time of adversity"-Proverbs17:17/NIV
His love never ends and flows like a river
12 years ago

Print this page