Our Wedding Path ♥

Daisypath Anniversary tickers

Our Baby ♥

Lilypie First Birthday tickers

Tuesday 14 June 2011

Kubersyukur atas penantianku...

Disetiap jalan kehidupanku
tak jarang kuhadapi masa-masa penantian yang panjang
penuh dengan rintangan dan air mata
serasa tak kunjung habis dan tak terselesaikan

Namun kubersyukur atas segalanya,ya Allahku
atas segalanya ku melihat kasihMu nyata dalam hidupku
Penantian sepanjang apapun membuatku ini semakin dewasa
semakin kumerasakan tanganMu menenun hidupku


Ada banyak penantianku kedepan,ya Allahku
kubersyukur karena segalanya itu
betapa KAU masih peduli dalam hidupku ini
melalui penantian nyatalah kehendakMu dalam hidupku

Biarlah daku,hambaMu, ini terus bisa mengecap kasihMu
merasakan dekapan tanganMu yang menenangkan jiwa
memahami mengapa hambaMu diciptakan
menjalankan kehendakMu dalam diri hambaMu ini

Biarlah rasa syukur ini terus mengalir selamanya
disetiap penantian selalu muncul sukacita
menantikan bersama denganMu adalah sebuah anugerah
ketika segalanya berjalan sesuai dengan kehendakMu

Kupercaya bahwa penantianku akan membuahkan hasil yang manis
sesuai dengan waktu dan kehendakMu,ya Allahku
inilah hambaMu, ya Allahku
genapilah setiap rencanaMu didalam hidup hambaMu ini

by: veve

Read More..

Wednesday 8 June 2011

The Deaf bumble bee


Jika dilihat dari gambar cartoon lebah madu disamping kita bisa melihat bahwa lebah madu memiliki badan yang jauh lebih besar daripada ukuran sayap-sayapnya. Namun si lebah masih tetap bisa terbang dengan lincahnya, si lebah tidak kawatir akan jatuh karena bentuk sayapnya yang lebih kecil tersebut..mengapa demikian?

Mungkin kita bisa belajar sedikit dari si lebah tersebut. Bagaimana kita tetap mensyukuri apapun yang kita miliki, tidak hanya mendengarkan pendapat orang-orang di sekitar kita mengenai kekurangan kita, tidak hanya merasa rendah diri karena merasa diri banyak kekurangan dan tidak mampu berbuat apa-apa. Hidup ini terlampau indah jika kita hanya mengurung diri dengan segala kekurangan kita tanpa berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk mengatasi kekurangan kita itu.


Lebah hampir tuli, sehingga sentuhan adalah rasa mereka andalkan untuk komunikasi. Suara bersenandung kita dengar adalah suara mengalahkan sayap mereka. Sydenham & Thomas, Lebah. [Online] www.kidcyber.com.au (2001) [Online] www.kidcyber.com.au (2001). Jadi menurut penelitian yang sebenarnya memang lebah tersebut hampir tuli, bisa dikatakan mereka tidak memiliki pendengaran yang sebaik hewan-hewan lain kebanyakkan. Tuhan memberikan sentuhan yang mampu para lebah rasakan sebagai alat komunikasi bagi mereka.

Dari kehidupan lebah ini, kami menangkap beberapa pelajaran berharga bahwa:

1.Kadang mungkin kita harus mencoba untuk menjadi "tuli" dalam beberapa hal yang memang berdampak negatif bagi kita. Jika si lebah mungkin bisa mendengar dan tahu bahwa sayapnya lebih kecil daripada badannya, mungkin si lebah juga bisa berpikir bagaimana bisa terbang?, apakah sayap yang kecil bisa terbang dengan jauh?, apakah harus menguruskan diri untuk menyetarakan antara besar sayap dan tubuhnya?...tapi memang si lebah bersyukur bahwa dengan tuli, dia tidak perlu memikirkan banyak hal yang "tidak penting" seperti itu. Si lebah bisa lebih percaya diri dengan segala yang dia terima, tidak berkeluh kesah dan putus asa karena keadaan yang kita terima. Jadi apapun yang kita dengar dari orang-orang disekitar, kita harus belajar untuk menyaring semuanya baik-baik. Jika memang hal-hal yang kita dengar bersifat negatif dan hanya menjatuhkan diri..lebih baik kita buang saja. Untuk hal-hal yang bersifat positif yang bisa kita simpan dihati. Tuhan sudah dengan jelas mengajarkan kita akan hikmat tersebut didalam Filipi 4:8.

2. Kita semua pasti memiliki kelemahan, namun kita harus belajar percaya bahwa kelemahan yang kita miliki itu semua karena Tuhan ijinkan untuk membentuk kita. Tuhan bisa saja menggunakan setiap hal untuk melaksanakan setiap rencanaNya didalam hidup kita. Jadi tetap bersyukur apapun "kelemahan selemah apapun" yang kita miliki. Seperti halnya si lebah dengan kekurangannya bisa memberikan pelajaran hidup yang berharga bagi kita.

"Finally, brethren, whatsoever things are true, whatsoever things are honest, whatsoever things are just, whatsoever things are pure, whatsoever things are lovely, whatsoever things are of good report; if there be any virtue, and if there be any praise, think on these things"-Phil 4:8 (KJV)

Read More..

Sunday 5 June 2011

Nothing in the past...something in the present...everything in the future^^

Hari minggu kemarin dipertengahan tahun 2011 adalah hari yang penuh dengan kenangan yang indah dan manis bagi Roni dan Rina. Setelah mereka melewati masa-masa pacaran yang berliku-liku dan panjang, akhirnya mereka mengakhirinya dengan indah melalui pernikahan suci yang mereka tempuh. Tidak pernah dipikirkan sebelumnya bahwa Rina akhirnya akan menikah dengan Roni, demikian pula sebaliknya. Namun jika Tuhan sudah berkehendak, apapun yang tidak mungkin bagi manusia..adalah sangat mungkin bagiNya.

Orang yang ada dimasa lalu mungkin di masa yang akan datang menjadi pasangan hidup kita, itulah cerita dari Rina dan Roni. Mereka dipertemukan didalam sebuah pelayanan disebuah gereja kecil di kota A pada tahun 2003. Pertemuan merekapun benar-benar dimulai dengan kesan yang sederhana. Rina dikenal sebagai seorang pemudi yang lincah, suka bergaul dan baik hati yang juga sangat aktif didalam pelayanan sekolah minggu di gereja di kota A tersebut. Sedangkan Roni dikenal sebagai seorang pemuda yang biasa-biasa saja, dia datang hanya sebagai jemaat umum biasa. Rina dan Ronipun bertemu didalam kebaktian minggu jemaat umum biasa.

Suatu hari Rina kekurangan orang yang dapat membatu komisi sekolah minggu untuk antar jemput anak-anak sekolah minggu saat itu. Akhirnya Rina tiba-tiba teringat pada Roni,dan tanpa berpikir panjangpun Rina segera menawari Roni untuk pelayanan membantu anak-anak sekolah minggu tersebut. Ternyata Roni mau membantu dan menjadi aktif didalam sekolah minggu. Roni yang agak pendiam dan pemalu itu kemudian mau mengantar dan menjemputi serta besuk anak-anak, namun dia masih tidak mempunyai cukup keberanian untuk memimpin pujian/cerita di sekolah minggu. Ketulusan hati dan rasa penolong itulah pada akhirnya membawa Rina mengagumi Roni. Tapi Rina saat itu hanya bisa menahan segenap perasaannya kepada Roni karena Rina melihat Roni yang saat itu sedang mendekati seorang gadis di gereja tersebut. Jauh dari bayangan mereka bahkan mereka tidak pernah berpikir bahwa nantinya mereka akan menyatukan diri sampai kepada pernikahan kudus.


Rina yang menyimpan seluruh perasaannya karena mengira Roni sedang mendekati cewek lain. Sedangkan Ronipun menyimpan perasaannya padahal dia tahu bahwa Rina baru putus dengan seorang cowok dari gereja yang sama. Roni yang pemalu hanya menyimpan segenap perasaannya dan tidak berani mengutarakan apa-apa kepada Rina. Rina memang sangatlah idealis, banyak pertimbangan bagi seorang Rina untuk memilih pasangan hidup. Memang Rina mengagumi Roni, namun Rinapun masih berpikir bahwa Roni bukan dari keluarga kaya, pendidikan juga cuma sampai SMA. Meskipun Roni baik, sopan, dan suka membantu, namun pikiran-pikiran sombong Rina yang idealis itu membuat Rina menyimpan dengan rapi seluruh perasaannya perlahan terhadap Roni.

Tahun 2007 Roni dan Rinapun berpisah karena Roni harus pindah ke kota B. Kepindahan Ronipun saat itu ditanggapi biasa saja oleh Rina, selayaknya teman biasa yang pindah ke tempat lain, tanpa perasaan mendalam apapun.

Tidak lama setelah itu, Rinapun mengenal seorang cowok lain (yang sesuai dengan segala keidealisannya), bernama Alex. Alex adalah calon seorang dokter. Untuk keidealisan yang Rina punya itulah kemudian Rina melanjutkan untuk sekolah S2. Hubungan Rina dan Alex memang kelihatan baik-baik saja, tapi didalamnya mereka berjalan dengan ikatan komitmen yang tidak seimbang. Sampai pada akhirnya mereka memutuskan hubungan mereka pada akhirnya setelah berjalan hampir 1.5 tahun dalam hubungan mereka. Ketika Rina dan Alex masih berhubungan, Roni masih suka menelepon Rina selama kurang lebih 3 bulan sekali. Tapi karena Rina sudah menganggap Roni hanya sebatas teman biasa, setiap kali Roni menelepon hanya dijawab secara ringan dan cuek oleh Rina. Dan tak kemudian lama, Rina kehilangan HPnya dan semua nomor telepon teman-temannyapun hilang. Dari sejak itupun, Ronipun agak lama tidak menelepon Rina. Bisa dikatakan itu mungkin pelajaran yang cukup berharga buat Rina yang agak sombong, idealis dan cuek itu.

Sampai pada tanggal 27 Desember 2009, Rinapun berhasil mendapatkan nomor telepon dari teman-teman lamanya dari teman-teman gerejanya. Rinapun memberi sms selamat natal kepada semua teman-teman lamanya, termasuk kepada Roni. Ketika Rina memberi sms itupun, Roni tidak membalas langsung sms tersebut. Tapi tidak tahu mengapa, keesokkan harinya Rina tiba-tiba sms Roni lagi. Pada sms yang kedua itupun, Roni akhirnya berusaha menebak-nebak Rina (karena mungkin Rina sudah tidak ada didaftar nama di hpnya). Tapi akhirnya setelah Roni menebak-nebak dari gaya bicara Rina di sms, Ronipun tahu kalau itu ternyata Rina, merekapun saling bertukar account FB. Dari FBpun, tahun 2009 itu, Rina tahu bahwa Roni dengan nama aslinya adalah Suryana. Jadi selama ini Rina mempunyai teman, yang sempat dia kagumi, yang diketahui dengan nama panggil Roni itu...tapi Rina tidak tahu nama aslinya adalah Suryana. Sangat unik dan benar-benar tidak terpikirkan.

Pada awal januari 2010, adik Rina mengalami kecelakaan. Ronipun selalu ada untuk terus mendukung, menguatkan, menghibur dan menenangkan Rina yang saat itu galau dan sedih melihat kondisi adiknya itu. Keadaan kedekatan merekapun berlanjut sampai adik Rina sembuh dari kecelakaan. Ronipun tak jarang menemani Rina yang sibuk waktu itu untuk menyelesaikan S2nya. Ronipun menemani Rina mengerjakan thesis, meskipun jarak memisahkan mereka. Roni selalu membantu membangunkan Rina setiap pagi jika Rina sudah lupa bangun pagi karena semalam sudah telalu letih dengan mengerjakan tugas-tugas S2nya.

Kedekatan hubungan itulah yang memberanikan Roni suatu ketika mengatakan "aku kangen denganmu" kepada Rina. Rinapun menjawab dengan santai "ayo kalau kangen ke sini aja". Dan jawaban singkat Rinapun, ditanggapi serius oleh Roni bahwa Roni sudah memesan tiket untuk ke kota A tanggal 14 Februari nanti (hari valentine).

Dengan kedekatan mereka dan hubungan mereka yang pernah ada sebagai seorang sahabat(saling mengenal dan tahu), tak lama kemudian bulan April Roni datang kepada orang tua Rina dan meminta restu orang tua Rina atas hubungan mereka. Seijin orang tua pula, mereka akhirnya berani melangkahkan kaki pada bulan Juni 2010 untuk bertunangan.

Rinapun ingin segera menikah karena kedua orang tua Rina tak jarang "menekan" Rina dengan sangat berat untuk segera menikah. Bahkan saat-saat kedekatannya dengan Roni, tak jarang ayah Rina menjodohkan Rina dengan anak dari teman ayahnya. Pernah juga karena "pemaksaan" itu Rina sampai memukul lemari dan tangan kanannya bengkak selama 2 minggu. Hanya karena Roni dipandang terlalu lama meminta untuk menikahi Rina. Rinapun tak jarang juga menangis dan melampiaskan diri dengan kesibukkan dengan pekerjaan-pekerjaan kantor karena Rina tidak tahan ketika mendengar Ibunya berkata "Ibu ini malu mempunyai anak yang belum menikah juga". Rinapun merasakan sangat sedih sekali...seumur hidup Rina, Rina selalu berusaha hidup benar, tidak pernah berbuat macam-macam, sekolah dengan benar, bahkan tidak pernah ada catatan hitam dalam hidupnya...kenapa tiba-tiba karena belum juga menikah, malah membuat orang tua menjadi malu. Rina memang memiliki prinsip hidup yang berbeda dengan kedua orang tuanya, meskipun kedua orangnya juga adalah Kristiani. Bagi Rina, menikah itu harus dengan orang Kristen, orang yang memiliki iman yang sama, takut akan Tuhan..namun bagi kedua orang tua Rina, asal ada materi, kebutuhan tercukupi, ada tanggung jawab..itu sudah beres, iman tidaklah terlalu penting bagi mereka. Karena perbedaan prinsip dan pandangan hidup itulah, tak jarang hampir setiap minggu mereka selalu berdebat.

Sampai pada akhirnya menginjak bulan Juni 2011 ini, ketika Roni dan Rina memutuskan untuk menikah, seluruh permasalahanpun hilang dan semuanya perlahan menjadi berubah menjadi sukacita. Segala air mata mereka berubah menjadi sukacita. Rinapun juga diberikan berkat lebih oleh Tuhan, Rina diterima kerja di kota B menjadi seorang dosen. Impian lama Rina terjawab sempurna oleh Tuhan, bukan hanya menikah tapi juga menjadi seorang dosen. Rina mendapatkan seorang suami yang takut akan Tuhan, benar-benar sopan dan sangat disayang oleh kedua orang tua Rina. Kedua orang tua Rina sangat bahagia sekali, sampai pernikahan berlangsung dengan meriah dan mengundang banyak teman dan kerabat mereka.

Hubungan yang mereka tabur dan pupuk dengan penuh perjuangan, berliku-liku, banyak air mata, pada akhirnya mereka menuai dengan bersorak sorai melalui sebuah pernikahan kudus.

Cerita diatas adalah sebuah kisah nyata, namun kami tidak dapat menyebutkan nama pribadi yang bersangkutan. Namun dibalik itu, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dari sebuah cerita singkat dari Roni dan Rina:

1. Berdoa, bersabar dan terus bergumul didalam mencari pasangan hidup bersama dengan Tuhan
Rina yang sudah beberapa kali menjalin hubungan dengan seorang pria, namun tidak berhasil..tetapi Rina tetap berdoa, bersabar dan terus bergumul didalam mencari pasangan hidupnya bersama denganNya. Dan memang demikian terjadinya...orang yang ada dimasa lalu yang tidak pernah Rina pikirkan ternyata menjadi pasangan hidup bagi Rina dimasa yang akan datang. Jadi bagi sahabat-sahabat yang sedang mencari pasangan hidup, marilah tetap membawa segala pergumulan kita didalam doa. Teman/sahabat lama yang tidak pernah kita pikirkan, mungkin juga ada pasangan hidup kita nantinya. Jadi tetap bawa mereka didalam doa-doa dan pergumulan kita. Bagaimana Rina tetap bersabar dan kuat didalam imannya untuk mencari pasangan hidup sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan meskipun kedua orang tuanya tak jarang terus menekan Rina untuk segera menikah.

2. Berdoa dan bergumul dengan pasangan kita bersama Tuhan untuk membawa hubungan kita pada tingkat yang selanjutnya

Jadi setelah kita mendapatkan pasangan hidup kita, kita tidak lantas berhenti dan selesai didalam bergumul terus bersama dengan Tuhan. Tetaplah selalu berusaha meminta konfirmasi dari Tuhan untuk menyeleraskan segala perbedaan yang mungkin ada (baik bagi hubungan jarak jauh/pun jarak dekat). Karena yang terpenting bukan seberapa banyak kesamaan yang dimiliki oleh kedua pribadi yang ada, tetapi seberapa banyak perbedaan yang dimiliki oleh kedua pribadi yang mampu untuk diselaraskan.

3. Minta persetujuan dari keluarga dan teman dekat
Orang tua adalah wali Tuhan didunia ini, yang membimbing kita untuk terus berjalan selaras dengan kehendak Tuhan. Meskipun orang tua kadang tidak memiliki pemahaman yang sama dengan kita, namun kita harus tetap menghormati keberadaan mereka dengan terus melibatkan mereka didalam setiap hubungan yang kita jalin. Jadi didalam memilih bahkan memutuskan pasangan hidup pun kita seharusnya meminta persetujuan dari mereka. Sedangkan keluarga dan teman dekat adalah orang-orang yang mengenal kita dengan baik, merekapun dapat membantu kita melihat hubungan kita dari sudut padang yang lain. Masukkan dari mereka atas hubungan kitapun, mungkin dapat membantu kita untuk berpikir lebih objective. Namun apapun keputusan akhirnya, tetap ada di tangan Tuhan semata.

4. Melihat pertumbuhan hubungan yang sedang dijalin

Apakah didalam hubungan yang terjalin ada terdapat saling percaya, saling menghormati dan mengasihi (berusaha menjalankan Efesus 5:22-33) didalam hubungan yang sedang berjalan.

5. Berikan waktu yang cukup
Perlunya waktu yang cukup untuk saling terbuka, saling mengenal dan saling bertumbuh. Bukan hanya terpaut cinta semata maka semuanya berjalan dengan secepat kilat..tiba-tiba bertemu, berkenalan, berpacaran dan menikah. Karena melalui perjalan waktu maka satu dengan yang lain dapat saling menguji karakter, kedewasaan dan kesetiaan masing-masing.

Mungkin hanya beberapa hal itu yang dapat kami tangkap melalui cerita diatas. Semoga bermanfaat bagi sahabat-sahabat yang sedang bergumul didalam memilih pasangan hidup, meniti hubungan pacaran, bahkan sedang memutuskan untuk menikah.

May our relationship, our engagement, our marriage, and our family bring glory for HIS name ^^

*This story as a wedding gifts
for K'A & C'Y...May God pour out HIS blessing forever for your new family ^^

Read More..

Friday 3 June 2011

Women as A Corner Stones

Pada era kemajuan yang semakin pesat ini, dimana emansipasi wanita begitu meningkat. Tak jarang kadang kita sebagai wanita kristiani, kita lupa akan keinginan Tuhan mengapa kita diciptakan didunia ini. Sayapun teringat kembali akan salah satu pesan Tuhan mengapa saya diciptakan sebagai seorang wanita. Bukanlah suatu kebetulan saya diciptakan sebagai seorang wanita, ada keinginan Tuhan yang harus saya lakukan.

Ketika saya merenungkan mazmur 144:12..saya diingatkanNya bahwa salah satu keinginan Tuhan itu adalah kita "kaum wanita" diharapkanNya menjadi tiang-tiang penjuru/didalam KJV "King James Version" dikatakan bahwa "our daughters as corner stones". Pesan ini sangatlah jelas bagi saya, bahwa tugas panggilan kita sebagai wanita bukanlah sebuah tugas yang biasa-biasa saja. Kita sebagai wanita, baik sudah menikah/belum menikah, kita dipanggil untuk menjalakan tugas kita itu didalam hidup kita.



Saya lebih jelas mengambil pesan dari KJV bahwa anak-anak perempuan sebagai "corner stones". Konsep mengenai "cornerstone/landasan" atau "foundation stone/batu pondasi" adalah sebuah konsep yang berasal dari batu pertama ditetapkan dalam pembangunan pondasi batu, penting karena semua batu-batu lain akan ditetapkan mengacu pada batu ini, sehingga menentukan posisi seluruh struktur(http://en.wikipedia.org/wiki/Cornerstone)

Didalam mazmur 144:12 memang dijelaskan apakah bagaimana peran pria dan wanita, namun saya akan mengambil dari sisi seorang wanita saja. Didalam ayat tersebut sangat menegur saya dalam 2 hal:
1. Tiang-tiang penjuru
Kita diharapkanNya menjadi tiang-tiang penjuru/landasan/pondasi batu. Dimana kita diletakkan pertama didalam pembangunan pondasi batu yang menentukan posisi seluruh struktur bangunan. Jadi dimanapun kita diletakkan, hendaknya kita menjaga hati, pikiran dan kehendak kita tertuju kepadaNya supaya kita dapat membangun siapapun disekitar kita dan orang-orang di sekitar kita kearah yang berkenan padaNya.
a. Apabila kita sebagai seorang istri:
- Kita belajar untuk terus menjadi penolong yang setia bagi suami kita. Menjadi seorang penolong hanyalah membantu memberi masukkan, tapi tetap kita harus tunduk kepada suami kita sama seperti jemaat tunduk kepada Kristus yang adalah kepala dari jemaat.
- Menolong dan mendidik anak-anak kita untuk mengenal Kristus dan bertumbuh didalam Kristus. Saya menyadari dengan benar bahwa tugas ini tentu saja bukanlah hal yang ringan (meskipun saya belum diberi kesempatan untuk memiliki seorang anak),namun sayapun bisa merasakan beratnya tugas ini. Kita harus menyelesaikan panggilan kita sebagai seorang istri dan seorang ibu bagi anak-anak kita. Sebagai seorang ibu yang dapat menghasilkan generasi mendatang yang mempermuliakan namaNya.
b. Bagi para wanita yang lajang:
- Kita harus terus belajar memberi yang terbaik didalam setiap tanggung jawab yang kita emban. Saya percaya bahwa Tuhan mempunyai rencana meletakkan sahabat-sahabat sekalian ditempat yang ada sekarang. Bukanlah sesuatu ketidaksengajaan sahabat-sahabat boleh mengemban tanggung jawab yang ada. Tapi biarlah sahabat-sahabat bisa menjadi acuan bagi orang-orang disekitar yang akan semakin bertumbuh mengenal Kristus melalui keberadaan sahabat-sahabat sekalian.
- Belajar terus bersyukur didalam segalanya karena baik lajang/menikah kita dipanggil secara bersama-sama untuk mempersiapkan diri menjadi mempelai bagiNya. Mempersiapkan diri didalam setiap keberadaan kita untuk menjadi acuan untuk membangun orang-orang disekitar kita.

2.Yang dipahat untuk bangunan istana
Keberadaan kita adalah indah karena kita diharapkanNya dipahat untuk sebuah bangunan istana, bukan rumah yang biasa-biasa saja. Sebuah bangunan yang dihuni oleh para raja, yang mencerminkan kemegahan, kekuatan dan kemewahan. Jika kita tidak memahami keberadaan diri kita, padahal semua tiang mengacu pada kita...jangan-jangan kita membawa kehancuran pada keseluruhan istana yang ada. Jadi jangan pernah remehkan tugas dan panggilan kita sebagai seorang wanita selama kita hidup didunia ini.

Karena semua batu-batu lain akan ditetapkan mengacu pada batu/tiang penjuru, sehingga menentukan posisi seluruh struktur..kemudian bagaimana kita bisa menjalankan panggilan kita sebagai tiang-tiang penjuru yang dipahat untuk bangunan istana?
a. Tetap melekat padaNya
Melekat pada Tuhan adalah yang terpenting untuk kita tahu keberadaan diri kita yang sebenarnya. Jika kita tidak tahu apakah tugas dan panggilan kita, bagaimanakah kita bisa membangun orang lain melalui diri kita?. Tuhan sendirilah batu penjuru didalam hidup kita, jika kita tidak melekat pada pusat/central dalam hidup ini..bagaimana kita bisa menjalankan peran kita sebagai tiang penjuru?. Dengan melekat padaNya, DIA akan selalu mengubahkan kita menjadi semakin indah dan berkenan padaNya. Tuhan yang menciptakan kita,DIA tahu benar siapa kita dan apakah kita. Begitu kita melekat denganNya..DIA akan terus membuat kita menjadi tiang-tiang penjuru yang dapat dipakaiNya. Bangun hubungan dengan DIA, terus berproses dan melekat padaNya..maka sayapun percaya DIA bisa menggunakan kita apapun kekurangan/kelemahan/ketakutan yang kita miliki.
b. Taat pada firmanNya
Dengan kita mentaati firmanNya maka kita bisa memperbaiki hidup kita sehingga ketika semua tiang mengacu pada kita, tiang-tiang tersebut mengacu pada arah yang benar. FirmanNya yang akan terus membangun kita dan mengevaluasi hidup kita setiap hari. FirmanNya akan membimbing kita untuk menjalankan hidup sesuai dengan kehendakNya.

Tuhan mau memakai keberadaan kita sebagai seorang wanita, apapun keadaan kita. Tuhan tidak pernah membeda-bedakan setiap kita. Jangan mempersalahkan apa yang ada diluar kita, keadaan kita..tapi bagaimana hati kita?, apakah kita mau menerima dan menjalankan setiap keinginan Tuhan akan kita sebagai seorang wanita yang membahagiakan DIA.

"Built upon the foundation of the apostles and prophets, Jesus Christ himself being the chief corner stone"

Read More..
Our Journey © 2008 Por *Templates para Você*